GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Golkar
Beranda / Golkar / Gas Pol dari Kanatang: Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur dan Umbu Rudi Bertaruh untuk Generasi Balap

Gas Pol dari Kanatang: Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur dan Umbu Rudi Bertaruh untuk Generasi Balap

Acara pembukaan drag bike Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur dan Dr. Umbu Rudi Kabunang Cup 2025 di Sirkuit GBY Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (28/6/2025). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

 WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM -– Asap bensin dan raungan knalpot bukan hal asing di kawasan Kanatang, sekitar 15 kilometer dari pusat kota Waingapu. Tapi Sabtu itu (28/6/2025), Sirkuit GBY Kanatang bergemuruh tak seperti biasanya. Tenda-tenda montir dan gerobak UMKM berdiri sejajar, seolah membentuk tribun alternatif bagi penonton dan pecinta otomotif yang datang dari segala penjuru, dari Lewa sampai Ende, dari Kupang hingga Rote, bahkan dari Lombok dan Jawa.

Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi saat suara mesin-mesin dua langkah mulai meraung dari pit stop yang disiapkan panitia. Para mekanik menyeka keringat dari pelipis mereka, fokus mengutak-atik karburator, mengganti oli, hingga memastikan tekanan ban tak meleset satu psi pun. Seorang pemuda asal Dompu, NTB, terlihat menempelkan stiker kecil bertuliskan nama ibunya di jok motornya. “Ini buat Mama,” katanya pelan.

Namun acara sesungguhnya baru dimulai pukul 16.00 WITA. Di atas podium, MC membuka dengan sapaan bersemangat, memanggil satu per satu tokoh yang duduk di deretan kursi VIP. Sorotan kamera dan drone mengitari barisan tamu, tokoh utama di balik turnamen ini: Dr. Umbu Rudi Kabunang, Direktur Hukum IMI Pusat, politisi muda dari Fraksi Golkar, dan satu-satunya anggota DPR RI asal Pulau Sumba, Ketua IMI NTT Gavriel Putranto Novanto, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, Wakil Bupati Sumba Timur Yoatan Hani, Wakil Bupati Sumba Barat Timotius Rangga dan sejumlah tamu VIP lain.

“Ini bukan sekadar ajang balap,” kata Umbu Rudi saat memberi sambutan. “Ini wadah afirmasi bagi anak-anak kita yang punya kecintaan pada otomotif, yang ingin menyalurkan adrenalin di tempat yang benar.” Ia bicara dengan suara lantang, diapit semangat aktivis dan kesadaran akan ruang alternatif bagi anak muda Sumba. Turnamen ini, kata dia, bukan sekadar mencari juara, melainkan membangun jalur prestasi dari sirkuit lokal ke lintasan nasional.

Ajang ini ia desain sebagai Drag Bike Gubernur NTT, Bupati Sumba Timur, dan Dr. Umbu Rudi Kabunang Cup 2025. Nama yang panjang, tapi punya arti simbolik. Ada dukungan penuh dari eksekutif provinsi, sinergi dengan pemerintah daerah, dan komitmen personal dari seorang wakil rakyat yang tahu medan sosial tempat ia dibesarkan.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

157 Starter dan Tikungan Asa

Umbu Aryad, Ketua Panitia, melaporkan total 157 starter yang datang dari berbagai daerah. “Bukan hanya dari Sumba, tapi juga dari Timor, Flores, NTB, dan Jawa,” katanya. Di luar lintasan, aroma makanan khas Sumba menguar dari lapak-lapak UMKM lokal. Ada kripik ubi dan pisang, aroma kopi Sumba, ayam goreng rumpu rampe, hingga kain tenun yang dijajakan tak jauh dari garis start.

Ketua IMI NTT, Gavriel Putranto Novanto, yang juga anggota Komisi I DPR RI, membuka sambutannnya dengan menyebut Dr. Umbu Rudi Kabunang adalah sosok penting yang menjadikannya sebagai Ketua IMI NTT. “Abang saya Dr. Umbu Rudi Kabunang yang emimpin Musda dan menjadikan saya sebagai Ketua IMI NTT,” sebut Gavriel. Ia menyebut ajang ini sebagai awal dari regenerasi pembalap di NTT. “Kita tidak bisa terus bergantung pada luar daerah. Ajang ini akan lahirkan pembalap dari Timur yang siap bersaing di level nasional.”

Acara ini juga menjadi panggung kolaborasi. Bank NTT Cabang Waingapu menjadi salah satu sponsor termasuk Kepala KSOP Waingapu, Dr. Fadli Afand Djafar. Beberapa dealer motor, bengkel besar, dan komunitas balap ikut meramaikan arena. Bahkan beberapa kepala OPD dari kabupaten tetangga ikut hadir, termasuk Wakil Bupati Sumba Barat, Timotius Rangga.

“Lintasan ini jadi saksi bahwa anak-anak Sumba bukan hanya punya kaki yang kuat untuk menari, tapi juga tangan yang cekatan membangun mesin,” ujar Wakil Bupati Timotius.

Kemiskinan dan Keterbatasan Bukan untuk Diratapi: Paulus Limu Menanam Harapan dari Pekarangan

Lebih dari Balap

Namun bukan kecepatan semata yang ingin dicapai dari kegiatan ini. Umbu Rudi Kabunang menyebut bahwa ajang ini adalah medium edukasi informal bagi anak muda yang selama ini kerap distigma karena kebut-kebutan di jalan. “Kalau tidak kita sediakan ruang legal, mereka akan cari sendiri. Dan itu sering kali membahayakan diri dan orang lain,” ujarnya.

Selain lomba, turnamen ini juga membuka ruang pelatihan teknis dan edukasi keselamatan berkendara. Beberapa mekanik senior dari Jawa Timur dan NTB diundang untuk memberi workshop dadakan di sela-sela lomba. Di pojok sirkuit, sekelompok remaja perempuan terlihat mencatat teknik balancing dan setting gir sambil memvideokan dengan ponsel.

“Suatu saat kami juga mau ikut,” kata Riska, 17 tahun, siswi SMA dari Melolo.

Yang menarik, panitia juga menyiapkan kategori khusus untuk pembalap pemula dan pelajar. Tujuannya, mencetak bibit muda sejak awal. “Kami ingin bangun ekosistem balap yang sehat dan berkelanjutan,” kata Umbu Aryad, yang juga Ketua SOKSI Sumba Timur.

Restu untuk Golkar Kota Kupang, Estafet Panjang dari Jonas Salean

Ke Mana Arah Tujuan?

Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali memberikan apresiai yang tinggi atas dukungan penih dari Direktur Humkum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI, Dr. Umbu Rudi Kabunang. “Pemda Sumba Timur  memberikan apresiasi kepada sponsor utama Dr. Umbu Rudi Kabunang dan juga semua panitia penyellenggara. Kami dalam keterbatasan sehingga kami mengharapkan agar pelaksanaan turnamen seperti ini tetap mematuhi segala aturan dan ketentuan. Dan, bisa diselenggarakan dua kali dalam setahun di Sumba Timur,” sebut Bupati Umbu Lili.

Di akhir acara pembukaan, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali dan para tamu VIP berdiri di tepi lintasan. “Saya bangga, karena kegiatan ini menunjukkan wajah baru anak muda Sumba. Mereka tidak hanya bisa ikut lomba, tapi bisa juga menjadi pelaku, penyelenggara, bahkan pencipta ruang ekonomi baru,” ujarnya.

Para pembalap lalu bersiap di garis start. Suara knalpot menggelegar kembali, mencabik senja yang perlahan turun di atas Kanatang.

Ajang ini bukan sekadar siapa tercepat di garis akhir. Tapi siapa yang mampu bertahan, belajar, dan tumbuh dalam dunia yang menantang.

Karena, seperti kata Umbu Rudi di penghujung sambutannya: “Kemenangan sejati bukan saat melewati garis finis, tapi ketika anak-anak Sumba percaya bahwa mereka bisa menciptakan masa depan dari lintasan yang mereka bangun sendiri.”*/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement