KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT/Bank NTT) menjadi salah satu bank yang terakomodir dalam program Bank Indonesia yang diberi nama BI FAST. Prestasi itu membuktikan bahwa Bank NTT sudah sederajat dengan beberapa bank umum nasional lainnya yang telah bertindak sebagai leading banking dalam masa pandemi yang belum berakhir dan kondisi ekonomi yang melemah.
“Dalam kompetisi perbankan di era digitalisasi saat ini, hanya bank kategori sehat saja yang bisa berimprovisasi dan berkompentesi secara sehat. Sebegai orang NTT, dengan kerja-kerja cerdas inilah saya yakin dan berharap bahwa Bank NTT akan bisa menjadi bank devisa apalagi modal inti minimum sudah terpenuhi,” sebut ekonomi asal NTT yang juga ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) NTT, Dr. James Adam kepada wartwan di Kupang, Rabu (2/2/2022).
Menurut James, informasi baik ini perlu disebarkan kepada para nasabah dan warga NTT agar semua elemen jangan ragu lagi menggunakan jasa Bank NTT karena sudah terbukti bahwa Bank NTT bukan saja bank daerah dan bank orang NTT tetapi sudah selevel dengan bank nasional yang menjadi milik banyak publik.
Menurtnya, prestasi yang digapai Bank NTT ini merupakan satu langkah maju yang mesti diapresiasi. “Karena Bank NTT sebagai salah satu BPD dari beberapa BPD pilihan yang masuk dalam jajaran bank pilihan untuk ikut dalam program BI FAST. Ini patut diapresiasi karena bank kebanggaan kita masuk dalam jajaran bank yang diperhitungkan,” tegas dosen Ekonomi pada UKAW Kupang ini.
Disebutkan Dr. James, keberhasilan ini tidak terlepas dari andil badan pengurus yang sekarang, karena mereka berhasil mendesain bank ini untuk siap dalam hal transaksi digital, salah satu buktinya adalah, kini Bank NTT memiliki dua kantor dengan layanan smart branch. Tak hanya itu, Bank NTT pun sudah meluncurkan aplikasi baru yang diberinama B’Pung Mobile.
“Keberhasilan ini tentu buah dari kerja keras direksi dan didukung penuh oleh middle dan lower staff, dibawah komando Alex Riwu Kaho sebagai Direktur Utama. Pencapaian ini bukan hal mudah disaat perekonomian kita dihantam oleh serangan virus Corona. Disamping itu dukungan, arahan dan kebijakan pemegang saham juga punya andil yang signifikan,” ujarnya.
Menurut dia, masuknya Bank NTT dalam program BI ini, menurutnya adalah sebuah momentum yang tepat demi mendukung digitalisasi ekonomi dan akselerasi ekonomi nasional yang sedang gencar digalakkan oleh BI. “Ini sangat membanggakan dan harus diakui, saat ini Bank NTT sudah sederajat dengan beberapa bank umum nasional,” katanya.
Sebelunya diberitakan, Bank Indonesia (BI) terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional implementasi, salah satunya melalui fast payment BI yaitu BI-Fast. Jumlah peserta BI-Fast mulai hari ini Senin (31/1/2022) bertambah sebanyak 21 Bank termasuk Bank NTT dan 1 lembaga nonbank.

Ekonomi asal NTT yang juga ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) NTT, Dr. James Adam
“Hal ini merupakan komitmen Bank Indonesia (BI) dalam mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional melalui perluasan pesertaBI-Fast,” sebut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam siaran pers, Senin (31/1/2022) dikutip dari Bisnis.com.
Untuk diketahui, BI-Fast merupakan infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan BI yang dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran dalam memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat.
Erwin menjelaskan, implementasi BI-Fast oleh peserta kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi dan rencana peserta dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing. Pada gelombang kedua ini terdapat satu peserta nonbank yang mengimplementasikan BI-Fast yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sehingga BI FAST akan dapat mendukung digitalisasi transaksi di pasar modal.
Erwin mengatakan, dengan total peserta BI-Fast yang telah mencapai 43 peserta tersebut (termasuk peserta BI-Fast gelombang pertama), telah mewakili 81,45 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Selanjutnya, layanan BI-Fast akan terus diperluas secara bertahap mencakup layanan bulk credit, direct debit, dan request for payment. “BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dan implementasi BI-Fast dengan pelaku industri, dalam rangka mengintegrasikan ekonomi keuangan digital nasional,” tuturnya. Dengan adanya BI-Fast, diharapkan pelaku industri akan terus berinovasi dengan mengoptimalkan nilai tambah dari layanan BI-Fast yang consumer centric untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi melalui efisiensi transaksi.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho mengatakan, secara teknologi maka menjadi Bank penyelenggara BI Fast, membuktikan bahwa Bank NTT memiliki komitmen kuat untuk melakukan Transformasi IT, SDM & Corporate Culture demi terus berkembang dan maju. “Bank NTT terus berupaya memperbaiki dan memenuhi ekspektasi para penggunan jasa layanan Bank dan tuntutan kemajuan industri perbankan serta penerapan regulasi,” sebut Dirut Aleks kepada SelatanIndonesia.com.
Berikut daftar 22 peserta tambahan BI-Fast:
- Kustodian Sentral Efek Indonesia
- Bank HSBC Indonesia
- Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten (BJB)
- Pan Indonesia Bank (Bank Panin)
- Bank Multi Arta Sentosa
- Bank Sinarmas Unit Usaha Syariiah
- Bank Maspion Indonesia
- Bank Pembangunan Daerah Bali
- Bank Digital BCA
- Bank Sahabat Sampoerna
- Allo Bank Indonesia
- Bank Pembangunan Daerah Jateng
- Bank Pembangunan Daerah Jateng Unit Usaha Syariah
- Bank Mandiri Taspen
- Bank Papua
- Bank National Nobu
- Bank ganesha
- Bank KEB Hana Indonesia
- Bank Mestika Dharma
- Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
- Bank Pembangnan Daerah Jawa Timur Unit usaha Syariah
- Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.***Laurens Leba Tukan
Komentar