KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Hari itu, Selasa (24/6/2025), Kabupaten Alor tak hanya mencatat sejarah. Ia menulis dua babak kemenangan sekaligus, satu di ruang akuntabilitas negara, satu lagi di panggung spiritual.
Di Kupang, Bupati Alor Iskandar Lakamau menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan NTT. Di tempat lain, gema takbir menyambut kemenangan kafilah Alor sebagai Juara Umum Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) ke-XXVIII Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dua prestasi itu hadir nyaris bersamaan. Sebuah konvergensi yang jarang. Keberhasilan dalam pengelolaan keuangan negara, dan kejayaan dalam bidang dakwah dan tilawah Al-Qur’an.
“Kami bersyukur, ini buah kerja kolektif. Tidak hanya birokrat dan DPRD, tapi seluruh masyarakat Alor,” ujar Iskandar, didampingi Ketua DPRD, Kepala Badan Keuangan Daerah, dan Kepala Inspektorat Daerah Alor saat penyerahan opini WTP di Kantor BPK RI di Kupang.
Ini adalah kali kesekian Kabupaten Alor memperoleh opini tertinggi dari lembaga auditor negara atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2024. Namun yang membedakan, tahun ini Alor menambahkan satu mahkota kehormatan lagi. Alor menjadi yang terbaik dalam seni baca Al-Qur’an di antara 22 kabupaten/kota se-NTT.
Di arena STQ yang berlangsung dengan khidmat dan semarak, para peserta dari Alor tampil menonjol. Mereka mendominasi sejumlah cabang lomba, mulai dari tilawah anak-anak hingga hafalan hadist. Ketika dewan hakim mengumumkan hasil akhir, nama Alor menggema sebagai juara umum.
“Ini bukan sekadar kemenangan lomba, tapi wujud bahwa pembangunan spiritual masyarakat tetap kami jaga,” kata seorang pejabat Kementerian Agama di lokasi acara.
Bagi masyarakat Alor, kemenangan ini terasa simbolik. Di tengah tantangan geografis dan pembangunan yang bertahap, capaian ini seperti mengirim pesan kuat ke seluruh pelosok negeri, bahwa dari pulau terluar Indonesia, komitmen terhadap keuangan negara yang bersih dan nilai-nilai keagamaan bisa tumbuh berdampingan.
Tahun 2025 tampaknya menjadi tahun emas bagi Alor. Di satu sisi, keberhasilan mengelola anggaran daerah dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Di sisi lain, keberhasilan membina generasi muda penghafal dan pembaca Qur’an terbaik di tingkat provinsi. Dua capaian yang menyiratkan satu arah pembangunan: menyentuh aspek lahir dan batin.
Dan seperti yang diucapkan Bupati Iskandar seusai menerima piagam WTP, “Ini bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Kami ingin membuktikan bahwa daerah pinggiran pun bisa menjadi teladan.”*/HumasKabAlor/Laurens Leba Tukan
Komentar