KUPANG,SELATANINDONEIA.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (22/10/2021) melakukan panen ikan kerapu sebanyak 1,5 ton pada Keramba Jaring Apung (KJA) percontohan di desa Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.
Sesuai rencana, ikan kerapu yang dipanen tersebut akan diangkut dengan kapal dari Bali kemudian dieksport dalam kondisi hidup ke Hongkong. “Panen kerapu berjumlah kurang lebih 1,5 ton, namun belum semuanya terangkut, karena kapasitas kapal hanya 10 GT dengan kemampuan muat hanya 700 Kg. Sehingga ikan kerapu yang sisa akan diangkut pada tahapan kedua,” sebut Plt. Kadis DKP Provinsi NTT, George Hadjoh melalui Kabid Pengelolaan Ruang Laut dan Budidaya Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Dr. Deselina M. W. Kaleka, S.Pi. M.Si kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (23/10/2021).
Dijelaskan Dr. Deselina, kapal yang membawa ikan hidup tersebut adalah kapal dari Bali yang datang membawa serta dengan benih kerapu berjumlah 8.000 ekor dan kembali membawa ikan konsumsi yang akan di ekspor ke Hongkong. “Harga jual lokal Rp. 75.000 per kg dengan bobot ikan rata-rata 700-800 gram per ekor,” sebutnya.
Dr. Deselina mengatakan, jumlah investasi yang dikeluarkan untuk budi daya ikan kerapu di NTT mencapau Rp 7.5 miliar untuk jangka panjang. “Investasi ini sempat diterpa badai seroja sehingga mengalami kerugian. Kedepan, direncanakan akan dikembangkan kampung budidaya baik lobster estate maupun kakap, dan kerapu di Pulau Semau melalui program Kementerian Kelautan dan Perikanan yang disalurkan untuk NTT,” katanya.

Keramba Jaring Apung (KJA) yang digunakan untuk melakukan budidaya ikan kerapu di di desa Onansila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang.
Menurut Dr. Deselina, gerakan yang dicanangkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk mengoptimalisasi potensi kelautan dan perikanan sangat luar biasa. “Bapak Gubernur membuka jaringan konektivitas bisnis yang baik bagi investasi di NTT. Infrastruktur jalan salah satunya sebagai pion dan jaringan investor, senhingga produk-produk kita bisa tersalurkan dengan baik sampai dieksport. Ini sejalan dengan visi dan misinya membawa NTT Bangkit menuju Sejatera dan memang harus bangkit dan maju, inovatif, jangan kita hanya bisa menterjemahkan lurus setiap kebijakan beliau yang lebih banyak melihat sisi negatif,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ikan kerapu yang dipanen tersebut merupakan hasil budidaya yang dilakukan sejak bulan Desember 2020.***Laurens Leba Tukan



Komentar