GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Eksbis
Beranda / Eksbis / Dari Yogya ke Kupang: Bank NTT Jadi Guru Pinjaman Digital

Dari Yogya ke Kupang: Bank NTT Jadi Guru Pinjaman Digital

Bank DI Yogya ketika melakukan sturi banding terkait Digital Loan di Bank NTT, Kamis (15/5/2025). Foto: Dok. Humas Bank NTT

Bank NTT yang dulu dipandang sebelah mata, kini jadi rujukan nasional dalam transformasi kredit digital. Bank DIY datang belajar langsung ke Kupang, menakar masa depan pinjaman dari genggaman tangan.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sebuah restoran bernama Suka Ramai di jantung Kota Kupang, Kamis pagi (15/5/ 2025), tak seperti biasanya. Lima orang tamu dari Yogyakarta duduk khidmat, menyimak penjelasan para eksekutif Bank NTT tentang satu hal yang dulu dianggap mustahil di bumi Flobamorata: kredit tanpa kertas, tanpa tatap muka, cair dalam lima menit lewat layar ponsel.

Mereka adalah para punggawa Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPD DIY), yang tengah melakukan studi banding atas program andalan Bank NTT: Digital Loan, layanan pinjaman daring yang menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ikut hadir secara daring dari Yogyakarta sejumlah pejabat penting, termasuk Direktur Pemasaran BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto.

“Kami ingin belajar langsung dari yang sudah jalan,” kata Suroso, Pemimpin Kelompok Pengembangan Bisnis BPD DIY.

Bank NTT memang tak lagi bank pembangunan daerah biasa. Sejak meluncurkan Digital Loan pada Agustus 2023, bank ini mulai mencetak tonggak-tonggak perubahan. Per 8 Mei 2025, nilai pinjaman digital yang disalurkan telah menembus Rp109 miliar, dengan rata-rata 10–15 pengajuan per hari. Semua by system. Tak perlu datang ke kantor, akad dilakukan daring, dan dana langsung cair ke rekening debitur.

Dari Pekarangan ke Kedaulatan Pangan: Paulus Limu dan Gerak Bela Rasa di Wendewa Selatan

Charles Corputy, Kepala Divisi Supporting Kredit Bank NTT, menyebut layanan ini bukan hanya cepat, tapi juga legal dan sesuai dengan regulasi OJK dan Bank Indonesia. “Prosesnya lima menit saja, dan plafonnya bisa sampai Rp75 juta,” ujarnya.

Tapi mimpi Bank NTT tak berhenti di sana. Endri Wardono dari Divisi Mikro Konsumer mengungkap rencana jangka panjang: seluruh proses pinjaman, dari awal hingga pencairan, akan 100 persen digital. “Kami ingin semuanya bisa dilakukan dari handphone. Itu mimpi besar kami,” ucap Endri.

Kini, Bank NTT tengah bersiap masuk ke medan baru: pinjaman digital untuk pelaku usaha mikro. Sektor ini menjadi perhatian khusus Gubernur NTT Melki Laka Lena, yang mendorong kredit murah dan cepat bagi petani, nelayan, dan pelaku UMKM. “Kami sedang merumuskan standarnya agar bisa menjangkau masyarakat di sektor riil,” kata Charles.

Langkah Bank DIY datang ke Kupang adalah sinyal bahwa transformasi digital perbankan daerah tak lagi dimonopoli Jakarta. Dari timur Indonesia, bank milik daerah justru melesat jadi pionir. Dan bagi Bank NTT, ini baru permulaan.*/ab/llt

Tanah yang Kembali ke Tangan Rakyat: Umbu Djoka dan Harapan Baru dari Makatakeri

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement