GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Eksbis
Beranda / Eksbis / Bank NTT Membentang Jaring Sosial: Dari Kantor ke Kampung, dari Agen ke Mahasiswa

Bank NTT Membentang Jaring Sosial: Dari Kantor ke Kampung, dari Agen ke Mahasiswa

Alberth Nixon Bria, Kepala Subdivisi Edukasi, Promosi, dan Monitoring Evaluasi Produk Dana Jasa Bank NTT pose bersama Bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan NTT dan Mitra. (Foto Istimewa)

 Berpijak pada angka, bergerak lewat empati, Bank NTT memamerkan strategi perlindungan sosial ketenagakerjaan dalam ajang Paritrana Award 2025. Tak sekadar laporan, tapi kontribusi nyata.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Di sebuah ruang pertemuan Hotel Harper Kupang yang dipenuhi poster dan jargon jaminan sosial, perwakilan Bank NTT berdiri percaya diri di hadapan tim penilai Paritrana Award Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu 25 Juni 2025. Bukan sekadar menjual retorika, lembaga keuangan daerah ini datang membawa data, program, dan bukti.

“Bank NTT mendukung penuh program BPJS Ketenagakerjaan sebagai bagian dari komitmen kami terhadap perlindungan sosial,” ujar Alberth Nixon Bria, Kepala Subdivisi Edukasi, Promosi, dan Monitoring Evaluasi Produk Dana Jasa Bank NTT, yang akrab disapa Adhy.

Sejak 2020, Bank NTT sudah menyetor Rp20,4 miliar iuran jaminan sosial bagi lebih dari 2.000 karyawan aktif. Ini mencakup perlindungan menyeluruh: Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), hingga Jaminan Pensiun (JP). Namun, kontribusi Bank NTT tak berhenti pada karyawannya sendiri.

 

Prestasi Gemilang Bank NTT di Panggung Nasional, Raih Nominasi Financial Literacy Award OJK 2025

40.000 Pekerja Rentan Masuk Radar Perlindungan

Di bawah panji Gerakan Nasional Lingkaran (GN Lingkaran), Bank NTT merangkul yang paling rawan: pekerja rentan, agen bank, pelaku UMKM binaan, hingga mahasiswa yang menjadi agen digital. Dalam kurun 2020–2024, mereka telah menyuntik dana hingga Rp2,52 miliar demi memastikan 40.000 orang mendapat jaminan sosial.

Langkah ini, menurut Adhy, bukan strategi bisnis, tapi ekspresi nilai sosial yang ditanamkan sejak awal.

“Kami tak ingin angka kepesertaan stagnan. Target kami adalah naik kelas, dari provinsi ke tingkat nasional,” ujarnya.

Dari Kredit ke Jaminan

Tenun Binaan Bank NTT di Tepi Lintasan, Kuliner Khas di Garis Etape Tour De EnTeTe

Bank NTT juga menyisipkan kepedulian sosial dalam lini kredit mereka. Melalui skema Mikro Merdeka, debitur didorong menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Hingga Mei 2025, 2.206 debitur sudah terlindungi dengan iuran awal sebesar Rp111,18 juta, ditanggung oleh bank untuk tiga bulan pertama.

Namun yang paling menggugah adalah inovasi SERTAKAN (Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda), di mana pegawai Bank NTT didorong secara pribadi membayari iuran jaminan sosial pekerja informal di lingkungan sekitar mereka. Sebuah pendekatan mikro, yang menjadikan perlindungan sosial sebagai urusan bersama.

“Kalau secara kelembagaan kami sudah ambil bagian, sekarang kami dorong karyawan secara pribadi ikut turun tangan,” ujar Adhy.

Apresiasi Negara, Bukan Sekadar Lomba

Paritrana Award, yang digagas Presiden RI dan dilaksanakan oleh Kemenko PMK, Kemendagri, serta Kementerian Ketenagakerjaan, menjadi panggung apresiasi atas komitmen sosial dunia usaha.

Bank NTT Salurkan CSR Rp100 Juta untuk Pendidikan dan Sosial di Manggarai Barat

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan Provinsi NTT, Wawan Burhanuddin, penilaian Paritrana bukan tentang kemasan, tapi dampak.

“Yang kami nilai bukan hanya regulasi atau angka, tetapi kontribusi konkret terhadap pengentasan kemiskinan melalui jaminan sosial ketenagakerjaan,” katanya.

Bank NTT menjadi satu dari sedikit lembaga di sektor keuangan daerah yang tampil dengan strategi komprehensif. Tak hanya perlindungan pekerja internal, tetapi juga perluasan manfaat ke jaring ekonomi informal, hingga sentuhan solidaritas di tingkat personal.

Dengan bekal itu, Bank NTT optimis lolos dari seleksi tingkat provinsi dan melangkah ke pentas nasional. Bukan hanya membawa nama institusi, tetapi juga semangat membangun NTT lewat jaminan sosial yang inklusif.

Paritrana Award menjadi tolok ukur sejauh mana lembaga dan pemerintah daerah menjalankan mandat perlindungan sosial. Dalam lanskap kompetisi yang makin ketat, Bank NTT memilih untuk tampil dengan jejak nyata, bukan sekadar janji di atas kertas.*/llt/sn

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement