KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Menjelang Hari Raya Natal, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kupang melakukan pemantauan ketersediaan stok dan kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) pada distributor dan pasar tradisional di Kota Kupang, Kamis (17/12/2020).
Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man memimpin langsung pemantauan tersebut bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang , Djidja Kadiwanu, SE, serta perwakilan dari perangkat daerah lainnya yang tergabung dalam TPID seperti Bulog, Angkasa Pura, Satgas Pangan Provinsi NTT, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur Keuangan PD Pasar, Kretisana Jagi, S.E., M.Si, Direktur Pemasaran PD Pasar, Maksi Nomlene, S.H., M.H., Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Kota Kupang, Muhammad Khairil, SSTP, M.Si, serta Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Ernest Ludji, S.STP, M.Si.
Pemantauan diawali dari gudang distributor CV Sumber Cipta yang terletak di Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak. Wawali dan TPID disambut langsung oleh Direktur CV Sumber Cipta, Fernando Gontai yang memastikan stok sembako yang ada pada mereka cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kupang hingga tiga bulan ke depan. Rombongan juga berkesempatan meninjau langsung gudang persediaan beras, gula dan tepung terigu milik CV Sumber Cipta tersebut.
Setelah memantau ketersediaan stok pada distributor, rombongan beranjak menuju Pasar Kasih Naikoten I untuk memantau kenaikan harga sembako jelang Hari Raya Natal. Beberapa pedagang diwawancarai untuk mengetahui perkembangan harga sembako seperti daging ayam, daging sapi dan bumbu dapur.
Wawali melalui pengeras suara memberikan imbauan kepada seluruh pengguna pasar baik pembeli maupun penjual untuk mematuhi protokol kesehatan terutama memakai masker. Dalam imbauan tersebut Wawali menyampaikan jika tidak ditaati maka Pemkot Kupang akan mengambil langkah tegas untuk menutup sementara pasar tersebut demi alasan kesehatan warga.
Usai melakukan pemantauan di pasar, rombongan kembali ke Kantor Wali Kota Kupang untuk mengikuti Rapat Koordinasi TPID Kota Kupang guna membahas langkah antisipatif mencegah laju inflasi.
Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man mengatakan, tujuan pemantauan dilakukannya bersama TPID adalah untuk mengetahui sejauh mana laju inflasi di Kota Kupang, karena menurutnya inflasi memiliki dampak yang besar pada perekonomian suatu daerah.
“Stok sembako untuk Kota Kupang pada distributor masih aman untuk beberapa bulan ke depan. Sementara di pasar terjadi kenaikan harga yang cukup mencolok terutama pada beberapa bahan makanan seperti daging. Saya mengajak semua unsur yang tergabung dalam TPID untuk bersama-sama menekan laju inflasi di Kota Kupang sesuai tupoksi masing-masing, baik yang menyediakan stok, yang berperan dalam distribusi maupun yang melakukan jual-beli,” sebut Wawali Herman Man.
Dikatakannya, TPID dan Pemkot Kupang juga akan bekerja sama dengan pihak keamanan guna mengantisipasi aksi curang para spekulan yang melakukan penimbunan. Dia berharap rapat koordinasi ini akan memberikan masukan bagi Pemkot Kupang dalam mengambil langkah ke depan guna menekan laju inflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, inflasi di Kota Kupang per November 2020 lalu sebesar 0,22 persen masih dalam taraf wajar. Kenaikan harga menjelang hari raya seperti saat ini merupakan bagian dari dinamika pasar.
“Dari hasil pantauan kenaikan harga tidak hanya pada daging ayam, daging sapid an telur saja tetapi juga pada bumbu dapur seperti bawang dan cabe. Karena itu perlu diperhatikan keterjangkauan harga komoditas pokok masyarakat serta sidak pasar dan melaksanakan pasar murah,” sebut Nyoman.
Untuk memastikan ketersediaan stok menurutnya TPID perlu melakukan koordinasi dengan distributor penyedia komoditas pokok untuk memperkuat ketersediaan pasokan dan melaksanakan pemantauan pasokan komoditas pokok.
Selain itu TPID juga perlu menjaga kelancaran distribusi melalui Pelabuhan Tenau dengan memprioritaskan komoditas pokok masyarakat. TPID bersama Pemkot Kupang juga perlu mengelola ekspektasi masyarakat melalui iklan layanan masyarakat agar tidak melakukan panic buying serta menggunakan transaksi non tunai.
Jhon Blegur, perwakilan dari Satgas Pangan Provinsi NTT mengakui beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pelindo soal bongkar muat sembako terutama daging dan telur yang dipasok dari luar, karena beberapa pengusaha dan distributor sempat mengeluhkan lambatnya proses bongkar muat akibat mesin yang rusak. Mereka juga melakukan pemantauan di lapangan terkait dugaan penimbunan dan menurutnya hingga saat ini tidak ditemukan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Kupang, Bernadinus Mere, AP.M.Si, pada kesempatan yang sama menjelaskan untuk memastikan ketersediaan stok di pasar, pihaknya telah memberikan izin bagi angkutan pick up yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kupang untuk masuk mengangkut stok sembako ke dalam pasar. Sementara untuk proses bongkar muat pihaknya sudah berkomunikasi dengan perusahaan ekspedisi untuk melakukan bongkar muat di gudang dan pada malam hari sehingga tidak mengganggu lalu lintas kendaraan dalam kota dan menimbulkan kemacetan. *)Pkp_ans
Editor: Laurens Leba Tukan