KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Polemik tentang pembangunan tiang lampu hias di tengah trotoar di sejumlah ruans jalan Nasional di Kota Kupang, ditanggapi dingin oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kupang, Ir. Benyamin H. Ndapamerang.
“Kita akan berkoordinasi lagi dengan pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi NTT,” sebut Hengky Ndapamerang memnjawab SelatanIndonesia.com via Whatsapp, Jumat (13/11/2020). Hengky dikonfirmasi terkait surat yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Provinsi NTT, M. Syazili, ST, MT.
Ndapamerang juga menyebutkan, pihaknya sedang berkoordinasi secara internal dengan PPK dan pihak kontraktor. Namun, ia enggan menyebutkan siapa yang menjadi kotraktor dalam pengerjaan proyek tersebut.
Dalam suratnya tertanggal 11 November 2020, Kasatker Syazili mendesak Kepala Dinas PUPR Kota Kupang untuk memperbaiki pembangunan tiang lampu hias yang dibangun di tengah tortoar. Dalam suratnya yang copiannya diperoleh SelatanIndonesia.com, disebutkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kupang agar memperbaiki pembangunan dan jaringan utilitas (Pemasangan Lampu Hias Jembatan dan Lampu Penerangan Jalan Umum Kota Kupang).
Kasatker Syazili dala suratnya menyebutkan, berdasarken surat Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional NTT tanggal 13 Agustus 2020 tentang Persetujuan Prinsip Pemasaangan Lampu Hias Jembatan dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Kota Kupang maka dalam pelaksanaannya, pemasangan/penempatan bangunan lampu penerangan jalan tersebut harus sesuai dengen ketentuan-ketentuan berlaku.
“Namun pada pelaksanaannya di Ruas Jalan El Tari terpasang pada jalur Pedestrian/Trotoar sehingga perlu dilakukan perbaikan/pemindahan LPJU dikarenakan tidak sesuai dengan persetujuan prinsip Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nesional NTT.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Balai Jalan Nasional Muktar Napitupulu melalui Kasubag Umum dan Tata Usaha BPJN NTT, H. Keke Abubakar, ST, MT yang juga sebagai Ketua Tim Perijinan Pemanfaatan Bagian 2 Jalan Nasional (Non Tol) BPJN NTT menyebutkan, pihkanya akan mendesak dinas terkait agar segera memindahkan tiang lampu yang terpasang di tengah tertotar jalan karena tidak sesuai dengan ijin prinsip yang dikeluarkan.
Dalam surat Persetujuan Prinsip Pemasangan Lampu Hias Jembatan dan Lampu Penerangan Jalan Umum yang dikeluarkan oleh Kepala BPJN NTT, Dr. Ir. Muktar Napitupulu, M.Sc yang copyannya diterima SelatanIndonesia.com disebutkan, metode pelaksanaan yang meliputi pemasangan tiang LPJU di tepi terluar trotoar pada 2 jatur kiri dan kanan serta pada median jalan dengan pondasi tiang 50 cm x 50 cm kedalaman 100 cm.
Selain itu, pemasangan LPJU di median jalan, minimal berada di 2 meter dari kanstin, dengan pondasi tiang 50 cm x 50 am kedalaman 100 cm. Juga tertera, lampu hias yang akan digunakan adalah lampu LED point RGB programmable, material lampu terbuat dari plastik, dimensi lampu 3 cm. Rangka terbuat dan pipa galvanss 1” dan pipa 4” yang dibentuk sesuai custom atau model. Pemasangan rangka dynabolt dibagian konstruksi jembatan di bagian kanan dan kiri jembatan dan rangka pipa 4“ melintang di atas jembatan. Pemasangan lampu diikat pada rangka pipa dengan menggunakan kabel ters stainless dan kabel bes plastik.
Dijelaskan juga, pemasangan lampu wallwasher jembatan Liliba RGB DMX 72 watt, housing lampu terbuat dari aluminimum dimensi 100 x 8 x 13 cm, berat lampu 3,5 Kg. Teknik pemasangan lamu wallwasher ditempelkan ke rangka jembatan dengan membuat bracket dari besi siku yang dilas di rangka jembatan dan lampu dibaut di bracket. Jumlah lampu 90 unit. ***Laurens Leba Tukan