KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Presiden RI Joko Widodo menginginkan agar pembangunan pariwisata di NTT lebih fokus pada pariwisata domestik dengan tujuan utama yaitu perekonomian lokal harus tetap tumbuh meski dalam masa pandemi Covid-19, dengan tetap disiplin melaksanakan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Vinsensius Jemadu mengatakan itu ketika berbicara dalam Focus Grup Discussion (FGD), Strategi Reaktivasi Pariwisata Nusantara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, Selasa (20/10/2020.
Vinsensius pada kesempatan itu memberikan apresiasi kepada Gubernur dan Wakil Gubernur yang terus mendorong pengembangan pariwisata NTT.
“Saya patut berbangga dan beri apresiasi pada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang betul-betul berkomitmen membangun NTT lewat pariwisata apalagi yang kita tahu bahwa NTT ini kaya akan alam yang indah dan juga budayanya,” sebutnya.
Selain itu, Vinsensius juga memberikan apresiasi kepada Wayan Darmawan selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT yang juga terus bersinergi membangun pariwisata NTT.
“Saya kemarin dapat laporan dari Pak Kadis Pariwisata bahwa tidak ada hotel yang ditutup pada masa pandemi covid 19 di NTT. Ini tentu suatu hal yang luar biasa dan juga tentunya tetap mendorong pertumbuhan ekonomi dengan baik dalam situasi saat ini,” tambahnya.
Wakil Gubernr NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM mengatakan, untuk terus mendorong pariwisata NTT agar lebih dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara maka produk pangan lokal harus terus dipromosikan.
“Visi pembangunan Pemerintah Provinsi NTT adalah NTT bangkit NTT Sejahtera dengan penggerak utamanya adalah sektor pariwisata. Pariwisata ini sebagai sektor unggulan. Untuk itu maka produk pangan lokal NTT harus terus dipromosikan. Misalnya Kopi, saya mau supaya setiap hotel di NTT siapkan minuman kopi yang diproduksi dari NTT sendiri. Tentunya ini sangat baik karena tamu-tamu yang datang bukan hanya menginap tetapi bisa menikmati minuman kopi kita. Ini juga mendukung pariwisata dari segi promosi pangan lokal,” jelas Wakil Gubernur Josef.
Ia mengatakan bila berbicara tentang pariwisata maka ada 5A yaitu Atraktif, Akomodasi, Aksesibilitas, Amenities dan Awarness. “Selain itu kami juga mewajibkan agar dari seluruh 21 kabupaten/kota di NTT membuat event pariwisata setiap tahun dan sudah ada yang dilaksanakan dalam kemasan berupa festival-festival. Adapun juga kami mewajibkan setiap ASN menggunakan sarung adat setiap hari selasa dan jumat sebagai bentuk kecintaan pada warisan nenek moyang dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat ,” katanya.
Wagub Nae Soi juga memberikan apresiasi pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. “Terima kasih pada Kemenparekraf telah menyelenggarakan dan memilih NTT sebagai tuan rumah kegiatan FGD. Saya menyambut baik FGD ini dengan harapan mari kita bersama-sama mencari apa saja yang kita rumuskan sesuai dengan 3 dimensi yaitu dimensi ideal yaitu harus memenuhi kriteria internasional dan nasional, dimensi realita yaitu harus melihat realistis kondisi daerah kita di NTT dan dimensi fleksibilitas yaitu perpaduan antara dimensi ideal dan dimensi realitas,” ungkapnya.*)MN/Hms
Editor: Laurens Leba Tukan