KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Situasi di Kawasan Pubabu, Besipae, Kecamatan Amnuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) kembali memanas. Rabu (14/10/2020), rombongan yang terdiri dari Anggota Satuan Polisi Pamong Praja, TNI, dan POLRI serta sejumlah pria bertato yang diduga oleh masyarakat sebagai sekelompok preman datang ke lokasi Besipae.
“Tujuan rombongan itu ingin melakukan penghijauan dengan menanam lamtoro di lahan yang sedang bermasalah,” sebut Niko Manao, salah satu Amaf di Besipae yang dihubungi SelatanIndonesia.com, Rabu (14/10/2020).
Niko menjelaskan, tujuan rombongan tersebut mendapat penolakan dari warga Pubabu-Besipae karena masalah hutan (lahan) Pubabu belum mendapatkan titik temu atau belum selesai. “Kami juga menolak karena saat ini masih dalam situasi Covid-19 apalagi yang datang ini dari Kota yang zona merah Covid-19, dan jumlah mereka yang datang mencapai 200 an orang, karena tidak hanya aparat kemanan, tetapi juga ada orang dengan badan bertato yang seperti preman dan warga dari luar,” ujarnya.
Niko Manao mengatakan, pada Pukul 13.00 WITA terjadi keributan antara masyarakat dan apparat. Tindakan represif kembai itu lagi-lagi di pertontonkan oleh apparat dan orang-orang itu yang diduga suruhan Pemprov NTT terhadap anak-anak dan perempuan Pubabu,Besipae,” katanya.
Niko juga merincikan sejumlah korban kekerasan yang dilakukan apparat dan beberapa pria bertato diantaranya Debora Nomleni, perempuan berusia 19 tahun yang tangannya diputar sampai keseleo. “Juga ada Mama Demaris yang dicekik dan dibanting sampai lehernya terluka hingga pingsan. Ada Garsi Tanu laki-laki berusia 10 tahun ditarik-tarik. Dan Novi 15 tahun dibanting dan ditendang sampai badannya penuh dengan lumpur, serta Marlin yang didorong sampai jatuh,” jelas Niko.
Dikatakan Niko, sebelumnaya ada anggota Koramil Manuban Selatan yang tutunr ke lokasi dan kami jelasakan tentang membuat egiatan belum bisa karena belum selesai. Dari Pihak TNI jangan sampai hadir lalau ditolak masyarakat. Tidak lama lagi ada rombongan TNI dari Kodim datang ke lokasi lalau datang lagi rombongan Pemprov Dinas Peteranakan NTT lalu kami duduk di Loppo.
Plt. Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT, Welly Rohimone yang dihubungi mengatakan, pihaknya datang ke lokasi untuk melakukan persiapan lahan karena mendekati musim hujan untuk memulai penanaman. “Kita juga kerja sama antar Forkopimda dari Korem, datang juga untuk lihat lahan karena TNI juga mau terlibat dalam program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). Kita jalan biasa saja tidak ada niatan untuk melakukan penertiban di lokasi. Saat oto tenkgy yang bawa air sampai di lokasi, ini masyarakat larang dan saling rampas selang air, dan mereka pasang anak-anak dan perempuan yang di depan,” jelasnya.
Ia menambahkan, ketika ada salah satu perempuan jatuh, dan hendak ditolong oleh salah satu staf dari Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT, malah dipukul oleh sejumlah warga perempuan sampai luka di kepala. “Staf saya yang bantu malah dipukul dan saya sekarang sedang di Kantor Polisi di Polsek Amnuban Selatan untuk buat laporan polisi,” ujar Welly. ***Laurens Leba Tukan