WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat punya tekad yang kuat untuk membebaskan Kabupaten Sumba Tengah serta kabupaten lain di Pulau Sumba dari belenggu kemiskinan (Oli Milla).
“Kita bersyukur bahwa di Sumba Tengah hadir program TJPS untuk bantu masyarakat. Saya percaya bahwa dibawa pemerintahan Bupati Sumba Tengah sekarang ini, masa depan masyaraat Sumba Tengah bakal mengalami perubahan yang luar biasa,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam acara peluncuran program Tanam Jagung Panen Sapi di desa Umbu Pabal, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (7/9/2020)
Dikatakan Gubernur Laiskodat, tantangan buat Sumba adalah, pulau yang sangat indah, tetapi data yang diperolehnya menunjukan bahwa Sumba adalah wilayah dengan IPM terendah di seluruh Provinsi NTT. “Karena itu tanggungjawab gubernur dan para bupati yang sudah bersepakat bahwa kita main paksah. Pulau ini harus keluar dari kemiskinan, setelah kepemimpinan kita, pulau ini harus menjadi pulau paling sukses dan Makmur,” ujar Gubernur Laiskodat dihadapan Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu, Bupati Sumba Timur Gidion Bili Yora, Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete serta ratusan masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Gubernur Laiskodat sudah bertekad untuk membangun pabrik pakan ternak di Sumba Tengah pada tahun 2021 mendatang. “Kita tanam jagung panen sapi. Dari hasil jagung itu dijual, di pabrik pakan ternak yang tahun depan dibangun di Sumba Tengah. Saya pastikan tahun depan sudah ada dan sudah jalan pabrik di sini. Jadi waktu panen jagung, jual di pabrik untuk pakan ternak, lalu kita siapkan benih babi. Saya bertanya ke para bupati, kalau tahun 2023 ada 1 juta ekor babi yang ditangani oleh 4 bupati dan satu gubernur, dan para bupati mengatakan sanggup,” ujarnya.
Ia berkeinginan agar dalam membangun, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. “Waktu saya tiga tahun lagi selesai, dan saya tidak mau dalam pemerintahan saya itu, Sumba tetap seperti ini, uang ada asal bapak Bupati kita kerja, TNI kerja, Polri kerja, gereja juga kerja dan kita semua turun lapangan, maka tidak ada yang tidak bisa diselesaikan,” sebut Gubernur Laiskodat.
Gubernur menambahkan, ia telah bersurat ke Kementrian Pariwsata untuk membangun Politeknik Pariwisata di Sumba Tengah. “Saya sudah bersurat ke Menteri Pariwisata, dan semula direncanakan di Labuanbajo, tetapi saya bilang taruh di Sumba Tengah. Pak Bupati tolong siapkan lahan untuk kita bangun. Juga lahan untuk pabrik pakan ternak disiapkan, bulan depan sudah mulai dilihat untuk dikerjakan,” katanya.
Gubernur berkeyakinan bahwa dengan lahan jagung yang tersedia seluas 11.000 ha, ada ternak babi sebanyak 300.000 ekor, maka tanda-tanda kehidupan dan kemajuan Sumba Tengah sudah ada, karena ditopang dengan pabrik. “Apalagi dengan bupati yang semangatnya seperti ini, saya suka luar biasa, biar hitam tidak apa-apa yang penting kaya, dariada putih tapi kerjanya mencuri saja,” kata Gubernur.
Ia kembali mengajak para bupati sedaratan Sumba untuk punya mimpi yang sama dengannya untuk membangun Sumba. “Hari ini di sini kita deklarasikan bersama bahwa kita semua penghuni pulau ini bersama gubernurnya melawan kemiskinan dan itu mesti dilakukan dengan kerja yang tidak seperti biasa. Tidak mungkin kerja dengan bupati yang dalam satu minggu lebih banyak waktunya sampai 5 hari di kantor, itu tidak bisa. Gubernur juga begitu, kalua bangun NTT, maka dia berada di lapangan setiap waktu dan langsug komando dan pimpin pembangunan di seluruh aspek,” ujarnya.
Gubernur Laiskodat mengatakan, perhatiannya akan serius terhadap dua pulau di NTT yaitu Sumba dan Timor. “Saya mau dibawah pemerintah saya tidak boleh di Sumab mengalami persoalan serius tentang kemiskinan, kesehatan dan pedidikan. Ini kita siapakan untuk berkolaborasi dengan baik untuk pulau Sumba dan Timor,” sebutnya.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu mengatakan, sebagai kabupaten yang Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan maka kebijakan Gubernur menjadikan Sumba Tengah sebagai lokasi pencanangan program strategis ini adalah sebuah berkat. “Ini menjadi energi dan motivasi besar bagi masyarakat dan pemerintah di empat Kabupaten di pulau Sumba untuk secara serius menggerakan sector pertanian dan peternakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Dikatakan Bupati Paulus, menyambut pencanangan TJPS itu pemerintah bersama warga desa Umbu Pabal dalam tempo 10 hari telah menyiapkan lahan seluas 10 ha dengan pengelolaan secara sempurna mulai proses Luku, Cincang, Rotari, Pembedengan, Penghalusan dan desain distribusi air.
“Selanjutnya kami akan menyiapkan grand desain menyangkut kesiapan dan pelaksanaan TJPS tahun 2021 dengan berbagai kegitana seperti identifikasi calon petani, calon lahan, kepastian titik air, pembangunan 100 unit sumur bor dan optimalisasi sumber air lainnya seperti sungai dan embung, pemberdayaan kelompok tani dengan subsidi traktor 10 unit, dan penyediaan pupuk, benih jagung dan mesin pompa air,” jelasnya.
Bupati Paulus juga menargetkan TJPS pada tahun 2020 ini seluas 500 hayang tersebar di enak desa. “Hingga hari ini teah tertanam seluas 47 ha pada dua titik lokasi yaitu desa Umbu Pabal Selatan di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dan desa Ngadu Olu di Kecamatan Umbu Ratu Nggay,” katanya.
Acara peluncuran TJPS itu merupakan rangkaian dari kunjungan kerja Gubernur NTT setelah dari Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai, selanjutnya ke Sumba Timur dan Sabu Raijua. Gubernur didampigi oleh para staf khusus diantaranya, Pius Rengka, Imanuel Blegur, Anwar Pua Geno, Thony Pekujawang, Rocky Pekujawang.
Turut serta bersama Gubernur Laiskodat, Kepala Biro Humas dan Protokol Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi NTT, Lecky Koli, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Linus Lusi, Kepala Dinas Pariwisata Wayan Darmawan, Kepala Dinas PUPR Maxi Nemabu, Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Silvy Pekudjawang, juga mantan Kepala Biro Organisasi, Bartol Badar serta Tim Asita NTT.***Laurens Leba Tukan