Kebakaran Meluas di Ile Ape, Polisi Telusuri Pelaku

435
Kepulan asap api di lereng gunung Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata yang terbakar sejak Minggu (30/8/2020) hingga kini belum berhasil dipadamkan, Rabu (2/9/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Teddi Lagamaking

LEMBATA,SELATANINDONESIA.COM-Kepolisian Resort Lembata, Nusa Tenggara Timur mulai geram. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak Minggu (30/8/2020) lalu hingga hari ketiga, Rabu (2/9/2020) mulai menimbulkan kerugian ekologis.Kini pihak Kepolisian Resort Lembata mulai menelusuri aktor pembakaran hutan dan lahan tersebut.

Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten menjelaskan, pihaknya terus mengumpulkan barang bukti dan keterangan guna memburu pelaku pembakaran hutan yang terus meluas selama tiga hari ini. “Sementara masih dilakukan pulbaket tentang penyebab kebakaran,” ujar Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten, Rabu (2/9/2020)

Menurut Kapolres Lembata, selain pendekatan hukum, pihaknya terus menghimbau agar warga tidak membakar hutan dan lahan. Himbauan dilakukan aparat Bhabinkamtibmas kepada warga di berbagai kesempatan.

Kabag OPS Polres Lembata, AKBP Marthen Arjon mengatakan, pihaknya telah mengirim personel untuk membantu warga memadamkan api, namun upaya pemadaman terkendala, lantaran medan yang terjal.

Sementara, proses penyelidikan guna meringkus aktor dibalik pembakar hutan dan lahan pun mulai dilakukan. “Ya, saya sudah arahkan Pos Pol Ile Ape pantau, walaupun medannya cukup sulit. Reskrim juga ada bergerak, pelakunya belum ditangkap. Makanya peran masyarakat penting, karena kalau ditelusuri mereka juga yang membakar tapi ketika kita tanya tidak ada yang ngaku. Selalu begitu,” ujar Kabag OPS Polres Lembata, Marten Ardjon.

Diberitakan sebelumnya, kebakaran hebat melanda rumah adat Lewo Napaulun milik masyarakat desa Bungamuda dan Napasabok di Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Minggu (30/8/2020) siang.

Kepala Desa Bungamuda, Bernardus Parlete Lagamaking mengaku kesulitan menghubungi Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Lembata karena nomor telpon yang dihubungi tidak aktif. “Kita sempat kontak pemadam kebakaran tapi nomor kontak tidak aktif. Kita juga sempat komunikasi dengan Polres Lembata tetapi dari Polres Lembata hanya turunkan tim dari Polsek, sebab mobil damkar milik Pemda sangat sulit dihubungi,” sebut Kepala Desa Bungamuda.

Saat ini, aparat Kepolisian dan Dinas teknis Pemda Lembata sedang menelusuri penyebab awal munculnya titik api yang meluluhlantahkan 26 rumah adat di Lewo Napaulun tersebut.

Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 13.30 WITA tersebut menghabiskan 26 rumah adat dari total 36 rumah adat dan menyisahkan 8 rumah adat lainnya yang berhasil diselamatkan dari amukan si jago merah.

Pantauan SelatanIndonesia.com, ratusan warga di tiga desa yakni, desa Bungamuda, Napasabok dan Lamawara berusaha memadamkan api yang menyebar begitu cepat ke dalam kompleks rumah adat.

Masyarakat tiga desa tersebut hanya menggunakan peralatan seadannya untuk memadamkan api seperti, daun kelapa, pisang, dan beberapa ember air serta peralatan lainnya.

Namun usaha itu nihil, pasalnya api merambat sangat cepat ditambah angin kencang sehingga sebagian besar rumah adat terpaksa rata dengan tanah, dan menyisahkan puing.*) Teddi Lagamaking

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap