WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan salah satu dari sejumlah program prioritas lainnya yang diramu dalam spirit program Pro Oli Milla yang dicetuskan Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu dan wakilnya Daniel Landa.
Dari 65 desa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Sumba Tengah, selain wilayah Tanambanas induk, Tanmabans Selatan, dan Tanambanas Barat yang paling sulit mendapatakan air bersih teramsuk Lenang Selatan, wilayah yang paling kesulitan air yang sama sekali tidak punya sumber air bersih di wilayah itu adalah Cendana Barat.
“Posisi kami saat ini di Cendana Barat tepatnya di mata air Weikangguruk. Masuk ke sini dari jalan kabupaten, kurang lebih satu jam, dan karena kendaraan tidak bisa langsug ke sumber air kita harus tempu perjalanan dengan jalan kaki sepanjang 3 kilo meter,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu yang menghubungi SelatanIndonesia.com, Kamis (13/8/2020).
Disebutkan Bupati Paulus, memang sudah ada program Pansimas yang masuk ke wilayah itu tetapi tidak memungkinkan karena mata air penuh lumpur di kala musim hujan. “Kita lihat ada air sekitar 2-3 liter per detik, tetapi tidak bisa langsung melaksanakan kegiatan, karena harus melakukan berbagai upaya untuk memastikan berapa debitnya. Rencananya, disini kita harus buka dengan alat berat sehingga bisa mengetahuhi kempuan debit air. Kondisi airnya tidak pernah kering setiap tahun,” ujarnya.
Bupati Paulus yang didampingi Kabid Cipta Karya, Dinas PU Kabupaten Sumba Tengah, Soviyan Kalowo mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah itu sangat memprihatinkan, karena untuk mendapatkan air bersih lima liter saja, mereka harus menghabiskan waktu sekitar 6-8 jam sehari.
“Separuh waktunya dalam sehari dihabiskan untuk mecari air sehingga tidak ada waktu untuk berkembun dan berternak. Yang punya kendaraan harus menempuh perjalanan 10 kilo meter ke ibu kota kecamatan untuk mendapatkan air. Yang tidak punya kendaraan tidak mungkin bisa mendapatkan air, pake kuda juga tidak mungkin karena pergi dan pulang harus menempuh perjalanan 20 kilo meter,” ujar Bupati Paulus.
Itu pasalnya, Bupati Paulus tergerak hatinya untuk bersama-sama dengan Dinas PU serta masyarakat setempat meninjau sumber air untuk mengetahui kekuatan debit air di wilayah itu. “Bulan depan alat berat kita datangkan untuk gali dan dipelajari. Dipastikan kita akan penuhi kebutuhan air di wilayah ini, berapapun debitnya tetap kita uapayakan. Ini bukan hanya karena menjadi program prioritas tetapi karena air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika meninjau mata air Weikangguruk di desa Cendana Barat, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Rabu (12/8/2020). Foto: ADC,Anang
Bupati Paulus menambahkan, pada tahun 2019, Pemda Kabupaten Sumba Tengah sudah banyak mengoptimalkan sejumlah sumber air bersih antara lain Sotu, Laigoli, dan Waipalu yang kekuatan debitnya mencapai 3 juta liter per hari yang bisa diskonsusmi oleh 7.000-8.000 masyarakat Sumba Tengah.
Sedangkan pada tahun 2020, Pemda Sumba Tengah fokus di wilayah Tanambanas, kuhsusnya di Lokumborung yang saat ini sedang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 6.000-7.000 penduduk Tanamabanas. “Nilainya sekitar Rp 10 miliar dan paling cepat akan diluncurkan pada akhir bulan Nopember atau awal bulan Desember 2020 karena sudah selesai dikerjakan. Memang debit airnya sekitar 5 liter per detik tetapi sangat dibutuhkan untuk memenuhi dahaga 6.000-7.000 jiwa,” katanya.
Warga Masyarakat Cendana Barat, Mateus Talo Pogu yang turut serta bersama bupati Paulus ketika meninjau mata air di Waikangguruk yang berlokasi di desa Cendana Barat, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah mengaku bersyukur atas kepedulian Bupati Sumba Tengah Paulus S.K Limu untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga selama ini. “Syukur kepada Tuhan atas perhatian yang diberikan oleh Pak Bupati untuk membantu kami mengerjakan air di sini supaya kami tidak kesulitan lagi,” ujar Mateus. ***Laurens Leba Tukan



Komentar