WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Salah satu program unggulan yang mampu menjawab sejumlah kebutuhan dasar di Kabupaten Sumba Tengah saat ini adalah pembangunan rumah mandiri.
Program rumah mandiri merupakan salah satu dari sekian program unggulan yang diramu dalam Pro Oli Milla yang merupakan program unggulan atau program yang berpihak pada pelayanan dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat miskin di Kabupaten Sumba Tengah yang kini dinahkodai Paulus S. K. Limu dan Daniel Landa.
“Waktu saya diundang oleh Bapak Desa Ole Dewa untuk menyerahkan kunci 15 unit rumah untuk para janda, fakir miskin dan yaitim piatu, hati saya tertegun. Karena dari Maboro saya terpinspirasi untuk mendesain dan mewujudkan program rumah mandiri ini,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu ketika berbiacara dalam acara penyerahan kunci 15 rumah mandiri di Desa Ole Dewa, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah, Senin (27/7/2020).
Bupati Paulus mengatakan, jika yang menerima bantuan rumah mandiri itu merasa gembira dan dengan senang hati maka itu merupakan kebahagiaan terbesar bagi pemimpin dan semua yang terlibat dalam program tersebut.
“Puncak kebahagiaan kami yang bekerja melayani adalah ketika melihat warga masyarakat kurang mampu seperti fakir miskin, para janda, duda serta yatim piatu menerima manfaat dari kebijakan kami. Disitulah puncak kebahagaian kami,” sebut Paulus.
Kebahagiaan dimaksud bukan hanya menjadi milik bupati dan wakil bupati saja, tetai kebahagiaan yang sama juga tentu dirasakan oleh camat bersama aparatnya, kepala desa dan aparatnya serta para pendamping desa yang melayani dengan semangat gotong royong warga masyarakat.
Dikatakan Bupati Paulus, ketika program rumah mandiri diluncurkan, banyak pihak yang memberikan kritik bahwa program ini sekedar pencitraan. “Saya mau tegaskan bahwa program ini bukan sekedar pencitraan melainkan ini wujud keseriusan kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin dan saya secara pribadi terinspirasi oleh salah seorang mama di Mamboro sini yang saya temui ketika melakukan kunjungan sebelum menjadi bupati. Namanya mama Sofia, ia tinggal di gubuk tua, tempat tindurnya di luar gubuk, dan ia tinggal sendirian karena suaminya merantau ke Jawa, ia lalu mengalami gangguan jiwa karena stres dan tertekan secara ekonomi. Saya lalu berjanji, andai kata saya tidak jadi bupatipun saya akan membangun rumah untuknya. Dan, setelah kami jadi bupati, kisah Mama Sofia ini terus terngiang dan lahirlah program rumah mandiri ini,” sebut Bupati Paulus.
Mantan Kepala Inspektorat Provinsi NTT ini menyebutkan, program rumah mandiri mampuh mengatasi banyak persoalan, lantaran indikator kemiskinan yang tertuang dalam 14 kriteria, rupanya indikator 1-8 berkaitan dengan rumah tinggal. “Sumba Tengah adalah kabupaten termiskin di Indonesia, bahkan kontribusi kemiskinan tertinggi di NTT dari Sumba Tengah. “Kondisi ini sudah saya sampaikan ke Presiden Jokowi, dan rumah mandiri yang paling tepat untuk menjawab persoalan termasuk kesenjangan antara kaya dan miskin,” sebutnya.
Bupati Paulus mengatakan, selain soal kesetaraan, program rumah mandiri juga memberikan solusi pada aspek pendidikan. Pasalnya, rumah mandiri yang dibangun itu disiapkan juga dengan lampu. “Jadi rumah mandiri ada lampu sehingga generasi kita bisa belajar. Karena masalah pendidikan menjadi prioritas juga karena di Sumba Tengah ada 30 persen masyarakat tidak bisa baca dan tulis maka salah stau solusi adalah rumah mandiri yang dilengkapi dengan penerangan,” katanya.
Selain itu, sebut Bupati Paulus, aspek kesehatan akan terjawab dengan adanya MCK yang sehat, rumah harus berplafond serta berdinding tembok. “Juga program ini bisa membantu menurunkan angka stunting, karena kasus stunting di Indonesai tertinggi ada di NTT dan juga Sumba Tengah menjadi yang tertinggi. Maka solusinya adalah rumah mandiri yang dilengkapi dengan air bersih yang sehat,” ujarnya.
Sebagai wujud syukur, warga masyarakat desa Ole Dewa yang mendapatkan bantuan rumah mandiri memberikan sejumlah ekor ayam kepada Bupati dan Wakil Bupati Sumba Tengah sebagai tanda terima kasih. Pogram itu benar-benar berharga bagi kehidupan mereka yang tidak mampu, bahkan dihadapan Bupati dan Wakil Bupati, mereka berjanji akan merawat rumah tersebut untuk anak cucu kelak.
Turut hadir dalam acara itu, Wakil Bupati Sumba Tengah, Daniel Landa, Anggota DPRD Sumba Tengah, Wakil Ketua PKK Kabupaten Sumba Tengah, Ketua PKK Kecamatan Mamboro, Camat Mamboro, Kadis Pertanian, Sekdin Perumahan Rakyat, Kepala Puskesmas setempat, dan para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat serta pemuda.*)Angtrivianto Elinas GH. Lere
Editor:Laurens Leba Tukan