KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia memiliki kontribusi besar dalam pembangunan. Jumlah koperasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), per 31 Mei 2020, jumlah koperasi mencapai 4.189 unit dengan keanggotaan koperasi di NTT mencapai 2.157. 789 orang.
“Jumlah keseluruhan modal di luar mencapai Rp 6 triliun (6.008.479.736.959). Dari jumlah ini pula, tercatat modal sendiri sebesar Rp 4,4 triliun rupiah (4.495.014.091.392). Dari jumlah ini, pula tercatat aset yang dimiliki sebeser Rp 10, 5 trilun (10.503.220.292.337), volume usaha Rp 140 miliar. (140.720.881.789). Dari jumlah ini pula, tercatat jumlah karyawan sebanyak 11.475 orang, dengan jumlah manager sebenyak 1.835,” sebut Kepala Dinas Koperasi dan Nakertarans (Diskopnaker) Provinsi NTT, Sylvia Peku Djawang, di Kupang, Jumat, (10/7/2020).
Sylvia mengatakan itu ketika dikonfirmasi menjelang Hari Koperasi ke 73 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2020. Disebutkan, dari jumlah keseluruhan 4.189 koperasi di NTT, tercatat koperasi yang aktif sebanyak 3.831 unit atau mencapai 91,45 persen, sedangkan koperasi yang tidka aktif sebanyak 358 unit. “Sedangkan jumlah koperasi yang rutin melaksanakan RAT sebanyak 501 koperasi,” ujarnya.
Dikatakan, bernagai jenis koperasi yang berkembang di NTT antara lain, koperasi simpan pinjam sebenyak 1.406 dan koperasi jasa sebanyak 79 unit, koperasi produsen sebanyak 400 unit dan koperasi konsumen mencapai 1.937 unit.
“Jumlah koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam sebanyak 3.341 unit dan jumlah koperasi ril mencapai 2.416 unit. Sebaran koperasi paling banyak di Kota Kupang,” katanya.
Menurut Sylvia, koperasi tumbuh dan telah mewarnai perekonomian NTT sehingga koperasi dipandang sebagai lembaga keuangan yang paling dekat dengan masyarakat. “Untuk itu, gerakan untuk terus membumikan koperasi sangat penting meski di ulang tahun yang ke 73 tidak dirayakan lantaran pandemi Covid-19, tetapi gerakan dan semangat dalam memaknai koperasi itu yang paling penting. Rencananya tahun ini digelar di Kabupaten Alor,” ujar Sylvia Peku Djawang.
Disebutkan Sylvia, ribuan koperasi di NTT belum memiliki badan hukum, dan ratusan yang tidak aktif. Itu pasalnya, ke depan pihaknya akan fokus pada pembinaan dan pelatihan para pengurus koperasi, agar bisa tumbuh dan bekembang dalam menopang perekonomian rakyat NTT.
“Pemerintah baik propinsi maupun kabupaten akan terus melakukan pembinaan dan pendampingan, serta melakukan evakausi dan memberi solusi terhadap berbagai persoalan berkoperasian di NTT,” katanya.***Laurens Leba Tukan
Komentar