LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengatakan, pandemic Covid-19 tidak hanya menguras tenaga, tetapi juga menggerus anggaran.
“Saat ini 100 Miliar lebih APBD Lembata dipotong dan dibawa ke pusat dan itu sangat riskan. PAD kita juga turun 60 persen dari target 100 persen dalam tahun 2020,” sebut bupati Lembata ketika meluncurkan pembayaran Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk Kelurahan Lewoleba dan Lewoleba Barat di Kantor Pos Lewoleba, Rabu (20/5/2020) siang.
Dikatakan Bupati Sunur, masyarakat penerima bansos perlu menggunakan sebaik mungkin sesuai peruntukannya. Menurutnya, uang di daerah sudah hampir habis, dan yang ada sekarang hanya di desa dan itu dana desa.
BUpati Sunur menyebutkan, terkurasnya keuangan daerah menyebabkan banyak urusan pemerintah menjadi terhambat, pasalnya semua anggaran terkonsentrasi untuk pandemic Covid-19.
“Anggaran semua dipotong habis, di bawa ke pusat, dan pekerjaan lainnya jadi tidak maksimal berjalan,” katanya.
Menyikapi kondisi itu, Bupati Sunur yang juga Ketua Gugus Tugas Lembata menegaskan, masyarakat penerima bantuan harus memanfaatkan bansos secara baik.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lembata, Aloysius Buto menjelaskan, sampai hari ini sudah ada 131 desa yang merealisasikan BLT dari total 144 desa di Lembata.
Disebutkan juga, total dana desa yang digelontorkan untuk BLT hingga hari ini sebanyak 7.414 Miliar lebih minus 13 desa yang rencananya melalukan penyaluran BLT dalam waktu dekat.
“Data per hari ini sudah 96 desa merealisasikan BLT tahap satu, 34 desa dengan realisasi 2 bulan, dan 1 desa langsung 3 bulan dengan total 10.342 KK penerima BLT di Lembata,” katanya. *)Teddy Lagamaking)
Editor: Laurens Leba Tukan