KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Sore itu, di tengah deru angin musim kering yang menyapu Kota Kupang, nama PT. Bank Nusa Tenggara Timur menggema dari podium Paritrana Award 2024. Tak sekadar simbol prestasi, penghargaan ini menjadi penanda bahwa bank milik rakyat NTT itu mulai menapaki jalan baru: mendampingi pekerja informal yang selama ini hidup di luar jaring pengaman sosial.
Bank NTT meraih peringkat dua tingkat provinsi dalam ajang Paritrana Award 2024. Penghargaan diserahkan kepada Direktur Dana dan Treasury Bank NTT, Hilarius Minggu, Senin (21/7/2025). Bank ini menjadi satu dari sedikit lembaga keuangan di wilayah timur Indonesia yang secara aktif mendukung perluasan cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Masih ada sekitar satu juta pekerja informal di NTT. Namun, yang terlindungi baru 13 persen,” ujar Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dalam sambutannya. Angka itu setara dengan 141 ribu orang, sisanya masih melangkah tanpa jaminan jika celaka menimpa di tempat kerja.
Pemerintah provinsi kini tengah menyiapkan sebuah regulasi penting: Peraturan Gubernur tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, guna memperkuat instruksi sebelumnya. Sasaran utamanya adalah para pekerja honorer, perangkat desa, dan buruh informal, dari petani hingga tukang bangunan yang menggantungkan hidup pada kerja harian.
“Jaminan sosial ini bukan hanya soal angka. Ini soal masa depan, soal keadilan sosial bagi mereka yang rentan,” kata Melki, mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang sejak lama menyuarakan jaminan kerja dan kesehatan pekerja.
Sementara itu, Ketua Panitia Paritrana Award NTT, Wawan Burhanuddin, menjelaskan bahwa penghargaan ini tidak sembarangan. Seleksi dilakukan oleh Tim 9, terdiri dari Sekda NTT, Kepala BPJS Ketenagakerjaan, unsur Disnaker, akademisi, APINDO, SPSI, hingga perwakilan dewan pengupahan dan DPRD.
Dalam proses yang berlangsung sejak akhir Juni, para kandidat dari 22 kabupaten/kota serta sektor-sektor usaha—mulai dari keuangan, jasa, pertanian hingga manufaktur—disaring dengan ketat.
“Bank NTT menonjol dalam komitmennya terhadap karyawan dan edukasi publik tentang jaminan sosial,” ujar Wawan. Lembaga ini bukan hanya menjadi bank pembangunan daerah, tetapi pelan-pelan menjelma sebagai lokomotif perlindungan sosial bagi masyarakat pekerja NTT.
Semua kegiatan Paritrana Award, dari seleksi hingga seremoni, didanai oleh BPJS Ketenagakerjaan, sebagai bagian dari misi nasional membangun budaya sadar jaminan sosial.
Jika kelak Paritrana dari NTT dibacakan di Istana Negara, tak hanya nama Bank NTT yang harum. Harapan jutaan pekerja tanpa kontrak pun bisa ikut menggantung di langit Jakarta.*/AB/LLT
Komentar