NTT Zona Merah Covid-19, El Asamau Lakukan Swab Kedua

2993
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Dr. Domi Mere, didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT Dr. Marius Ardu Jelamu dan Kadis Perhubungan NTT Isyak Nuka ketika memberikan ketrangan dihadapan wartawan di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Jumat (10/4/2020). Foto: Thomy M for SI

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini masuk dalam zona merah pandemi Covid-19 setelah El Asamau, mengunggah vidio yang berisi pengakuannya sebagai orang yang positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Dr. Dominikus Mere kepada wartawan di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Jumat (10/4/2020) mengakui adanya salah satu warga NTT yang positif Vovid-19. “Pasien tersebut saat ini sedang dirawat di ruang isolasi RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang sejak tadi malam,” katanya.

Kadis Dominggus mengatakan, sesuai tata laksana penanganan Covid-19, maka pihak Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTT sedang melakukan penelusuran tentang pasien tersebut bersosialisasi dan melakukan kontak dengan berbagai pihak.

“Kemarin juga sudah langsung dilakukan swab kedua dan segera dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan denga metode PCR,” katanya.

Ia juga mengatakan, pengambilan swab terhadap pasien 01 Covid-19 dilakukan pada tanggal 27 Maret dan tanggal 9 April 2020 baru diketahui hasilnya dari laboratorium yang memeriksa hasil swab yang hasilnya terkonfrmasi positif.

“Bila dilihat dari waktu pengambilan swab dan hasil yang terkonfirmasi dari laboratorium, maka waktunya sangat lama sehingga diharapkan agar hasil koordinasikan kita dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan penguatan dan kewenangan agar RSUD. Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang bisa melakukan pemeriksaan swab dengan metode PCR di sini,” katanya.

Disebutkan kadis Dominggus, saat ini laboratorium sedang dalam proses penyelesaian pembangunan dan dengan rekomendasi Kementrian Kesehatan untuk menyediakan peralatan PCR yang ada bisa diguanakan untuk PCR pasien Covid-19. “Dan pelru juga ada modifikasi peralatan dan sudah dilakukan koordiansi agara secepatnya diperbahatui semua peralatan yang ada dan dilakukan visitasi agar lebih cepat labortatorium teresebut bisa dimanfaatkan,” sebutnya.

Ia juga mengatakan, pihak RSUD. Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang sudah dialokasikan penyediaan reagen untuk pemeriksaan PCR yang saat ini sementara masih proses dan diharapkan secepatnya bisa diperoleh. Disebutkannya, laboratorium itu bisa segera difungsikan tergantung dukunganan pihak Kementrian Kesehatan dan peneyelesaian gedung.

“Tenaga dokter special patologi klinik dan petugas laboratorium sudah sangat siap untuk PCR, mungkin ada penguatan dan pelatihan singkat untuk persiapan manakala semua fasilitas sudah siap semua,” katanya.

Beredar luas di chanel Youtube dan media social, El Asamau mengunggah pengakuannya sebagai orang pertama di NTT yang terkapar Covid-19. Dilansir dari timexkupang.com, dalam video penjelasannya itu, El Asamau mengaku kaget ketika dirinya dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, ia menyatakan cukup kuat untuk menghadapi musibah ini bahkan ia mengabarkan dirinya yang sejak Kamis (9/4) diharuskan diisolasi di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tidak merasakan hal aneh atau perubahan terkait tanda-tanda penderita Covid-19.

Walau demikian, El Asamau menyampaikan bahwa dirinya memang dalam kondisi tidak sehat 100 persen karena memiliki riwayat gangguan lambung sejak dirinya masih berada di Alor lalu ke Kupang dan selanjutnya mengikuti kegiatan perkuliahan di Jogjakarta sejak 1 Maret 2020, lalu ke Jakarta, kemudian ke Denpasar-Bali pada 18 Maret 2020, dan kembali ke Kupang pada 22 Maret 2020.

El Asamau dalam video klarifikasinya menyampaikan bahwa dia baru saja mendapat penyampaian dokter RSUD Dr. W. Z. Johannes Kupang pada Kamis (9/4) petang bahwa dirinya positif terpapar Covid-19 setelah menanti hasil tes selama 13 hari sejak pertama kali memeriksakan diri ke rumah sakit pada 27 Maret 2020 lalu.

“Saya El Asamau, saya baru saja divonis Covid-19 atau Korona, tadi banyak sekali teman-teman, keluarga yang menelpon secara langsung, pada saat ini saya mau berbagi kronologisnya seperti apa hingga saya terpapar virus korona dan apa saja yang saya lakukan selama ini,” ungkap El dalam videonya.

El menjelaskan bahwa, ia merupakan warga Alor yang sejak bulan lalu berangkat ke Kupang lalu ke Jogjakarta untuk kepentingan melanjutkan studinya.

El menyatakan ia memiliki riwayat perjalanan ke Jogja pada 1 Maret 2020. Di Jogja, selama seminggu lebih melakukan serangkaian kegiatan terkait pendidikannya, lalu pada 9 Maret berangkat ke Jakarta untuk sebuah kegiatan masih terkait kelanjutan studinya. Kegiatan itu, menurut El, terhenti pada 15 Maret karena diminta untuk tidak melanjutkan semua kegiatan sebab terkait dengan imbauan pemerintah untuk menerapkan social distancing.

Menurut El, kegiatan yang di Jogjakarta juga dihentikan dan diganti melakukan kegiatan kelas secara online, sehingga pada 18 Maret 2020, ia memutuskan kembali ke Kupang namun menyempatkan diri singgah ke Denpasar-Bali untuk menemui salah satu kakaknya yang sudah lama tak ia temui.

“Ketika di Jakarta, pada 15 Maret kami diinformasi bahwa semua kegiatan harus dihentikan dan kegiatan yang di Jogjakarta juga dipindah menjadi pertemuan online sehingga kami tidak ke kelas. Saya kemudian mengambil keputusan untuk kembali ke Kupang saat itu. Tetapi karena saya merasa belum menjadi ancaman bagi saya sehingga saya putuskan kembali ke Kupang,” urai El.

El mengaku memilih pulang karena riwayat sakit pada lambung yang ia derita sebelumnya selalu membuat dirinya merasa meriang, dan bagi El ini adalah hal yang biasa sehingga ia memutuskan pulang dengan tujuan bisa dekat dengan istri dan keluarga di Kupang agar bisa mengurus dirinya dengan menyiapkan makan minum dan pengobatan di rumah.

“Saya tanggal 18 Maret sebelum ke Kupang sempat singgah di Bali bertemu saudara karena sudah lama tidak bertemu. Waktu itu juga belum ada tanda-tanda sama sekali saya terpapar. Tanggal 22 Maret saya ke Kupang dan sekali lagi kondisi fisik tidak mengalami perubahan atau tanda-tanda mengarah ke Covid-19 kecuali gangguan di lambung dan meriang,” papar El.

El mengatakan, ketika imbauan untuk melakukan social distancing, selama di Jakarta dan berangkat ke Bali, ia menjaga diri dengan baik sebagaimana protokol WHO. “Saya tidak bersalaman dengan orang, kalau terpaksa saya pakai siku, saya jaga jarak, pakai masker, membawa hand sanitizer dan selalu mencuci tangan bahkan saya selalu berusaha untuk tidak meraba mulut, mata dan lain sebagainya. Begitu sampai di Kupang, saya isolasi diri di kamar di rumah mulai Minggu (22/3) dan tidak keluar-keluar. Kamar saya terpisah, makan minum saya tersendiri, saya di kamar sendiri. Tidak ada keluarga yang masuk, dan saya melakukan beberapa aktifitas yang saya senangi seperti mendengarkan musik, membaca, dan menulis buku hingga selesai karena saking lamanya di kamar,” beber El.

El juga mengaku, selama melakukan isolasi mandiri, ia tidak merasakan hal-hal aneh dalam dirinya. Sekitar tanggal 25 Maret, kata El, ia mendengar bahwa salah seorang teman yang sama-sama ikut kegiatan di Jakarta berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan posotif Covid-19.

Kabar ini, lanjut El, mendorong dirinya untuk segera ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan. “Saat itu tanggal 27 Maret saya ke RSUD Johannes, saya datangi posko satgas lalu saya melakukan tes. Darah saya diambil dan melakukan swab lalu diperbolehkan pulang oleh medis dengan memberi obat,” tutur El.

Pihak rumah sakit, demikian El, menjanjikan sekira tanggal 4 April hasil sudah bisa diketahui. “Namun selama saya isolasi mandiri di rumah, saya tunggu kok hasilnya tidak keluar-keluar. Padahal itu dari tanggal 27 Maret. Saya tunggu sampai Kamis (9/4) sore baru saya dikasih informasi bahwa saya positif. Dan saya rasa ini agak terlambat penyampaian ke saya karena jeda waktu terlalu lama sejak dari Jakarta sampai di Kupang atau dihitung dari Bali ke Kupang hingga hasil keluar itu hampir 20 hari lebih,” jelas El.

Ketika diinformasikan oleh dokter bahwa dia positif Covid-19, El lalu menelpon kakaknya yang di Bali untuk memastikan kondisi mereka, di Puji Tuhan dinyatakan stabil. “Karena lamanya menunggu hasil, dua tiga hari lalu, saya mencoba memutuskan bahwa saya tidak kenapa-kenapa dan saya berkesimpulan bahwa hasilnya mungkin negatif sehingga saya tidak ditelpon oleh pihak rumah sakit. Saya sempat keluar namun tetap jaga jarak, pakai masker dan bahwa hand sanitizer dan tidak kontak fisik dengan siapa-siapa. Dan tadi saya ditelpon untuk ke rumah sakit dan mengikuti tes swab yang kedua kali dan dinyatakan positif korona,” kata El lagi.

Dengan kabar yang ia terima ini, El merasa bahwa ini merupakan sesuatu hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya akan menimpa dirinya.

“Kabar ini membuat saya kaget sekali. Apalagi kita tahu NTT ini merupakan provinsi yang belum terpapar sama sekali. Dan ketika saya disampaikan oleh dokter bahwa saya orang pertama di NTT yang positif korona dan saat itu saya langsung diminta untuk diisolasi di rumah sakit Johannis. Puji Tuhan, istri saya dan keluarga di rumah, semua dalam keadaan sehat walafiat. Tidak ada gejala apapun. Mohon doa semua biar semuanya tetap baik-baik saja,” harap El.

El sekali lagi menyatakan bahwa ia terpaksa pulang dari Jakarta karena kondisi yang memaksa dimana ia sakit yang sebelumnya sudah terbawa dari Alor. Bahkan sebelumnya sempat memeriksakan diri di RS Siloam namun hasilnya negatif tipes. “Saat ini memang kondisi badan saya tidak enak, namun kondisi ini dirasakan sejak dari Alor. Jadi saya merasa masih stabil. Sekarang jam 11 hampir jam 12, saya masih stabil, saya mohon dukungan moril dan doa dari semua,” pinta El.

El secara khusus juga mengimbau teman-teman mahasiswa yang masih punya perbekalan dan masih di luar NTT, kalau bisa jangan kembali ke NTT karena kalau pulang pun pasti akan didalam rumah. Kalau pulang, terutama dari daerah yang sudah positif Covid-19 agar begitu tiba dengan kesadaran penuh pergi melapor ke rumah sakit atau isolasi diri dalam rumah, jaga keamanan lingkungan ditempat tinggal sehingga tidak membahayakan orang lain.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap