KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Anggota Komisi IX DPR RI Ratu Wulla Talu angkat bicara tentang polemik tiga anak buah kapal (ABK) KM. Lambelu yang berlabu di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/4/2020) yang dinyatakan postif setelah dilakukan rapid tes oleh tenga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.
Politisi Partai Nasdem asal pulau Sumba ini menjelaskan, rapid tes adalah tes penyaringan atau screening (sebagai deteksi awal ) melalui pemeriksaan sampel darah yg berlangsung selama 10 sampai 15 menit atau.
“Ini tes cepat, dan jika hasil rapid tes positif itu artinya dalam tubuh orang tersebut telah terjadi infeksi oleh virus,” ujar Ratu Wulla yang mnghubungi SelatanIndonesia.com, Rabu (8/4/2020)
Ia menambahkan, selanjutnya untuk memastikan apakah Virus tersebut jenis Covid-19 maka harus diadakan lagi Pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan dengan metoda PCR (Polymerase Chain Reaction). “Metode ini menggunakan sampel lendir yang diambil dari belakang hidung atau tenggorokan melalui Swab (usap) yang kita kenal dengan istilah Swab Tenggorokan,” katanya.
Disebutkan Ratu Wulla, bila hasil rapid tes positif belum tentu orang tersebut positif Covid-19. “Bisa jadi infeksi oleh Virus yang lain. Bila hasil Swab Tenggorokan melalui metode PCR dinyatakan positif berarti orang tersebut positif Covid-19,” sebutnya.
Ratu Wulla juga mengingatkan seluruh masyarakat agar tidak panik. “Jangan panik, ikuti anjuran pemerintah dan jujurlah tentang keluhan Penyakit dan perjalanan anda,” katanya.
Ditegaskan Ratu Wulla, kasus yang terjadi di KM. Lambelu adalah, awak kapal dan penjaga kantin baru dilakukan rapid test.
Sebelumnya diberitakan, tiga orang ABK KM Lambelu yang lego jangkar di pelabuhan Lorens Say Maumere, Selasa (7/4/2020) setelah dilakukan rapid tes diduga terjangkit Covid-19. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT Dr. Marius Ardu Jelamu mengatakan, tiga anak buah kapal (ABK) KM. Lambelu yang berlabuh di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa (7/4/2020) yang diduga positif Covid-19 berdasarkan rapid test, belum tentu postif juga berdasarkan pemeriksaan laboratorium Swab PCR (Polymerase Chain Reaction).
Marius yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT ini menjelaskan hal itu kepada wartawan di Gedung Sasando Kantor Gubernur, Selasa, (7/4/2020) malam. Menurut Marius, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sangat menyadari perhatian masyarakat terkait para penumpang kapa yang berlayar dari Makasar, Nunukan, Babau, dan saat ini Maumere yang tengah menjadi perdebatan publik.
”Dan setelah dilakukan konsluastsi dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, sudah ada koordinasi dengan Bupati Sikka dan juga Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Sikka dan dari hasil pemeriksaan rapid test memang ada tiga orag yang diketahui positif yaitu dua orang ABK dan dan satu penjaga kantin,” jelas Marius.
Dikatakan Marius, ketiga orang yang positif itu setelah petugas kesehatan dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sikka melakukan pemeriksaan dengan rapid tes di atas kapal. “Positif menurut rapid test belum tentu postif seturut metode PCR, untuk nanti membuktikan postif maka metode PCR Swab,” sebutnya.
Marius menjelaskan, rapid test itu adalah pemeriksaan sampel darah, dan meskipun hasilnya itu postifif, belum menggambarkan kebenaran postitif karena harus melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode PCR.
“Untuk membuktikan itu maka para medis di kabupaten Sikka memeriksa ketiga orang itu dan mengambil sampel darah dan mengambil swab atau cairan pernafasan dan cairan pernafsan bagian bawah. Inilah yang diperiska secara laboratoris setelah itu hasilnya seperti apa yang akan membuktikan secara pasti apakah ketiga ABK itu betul positif atau negatif Covid-19,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, ketiga ABK itu sudah diambil Swab dan kerena mereka akan kembali ke Makasar maka dikembalikan ke Makasar untuk diperiksa lebih lanjut di Makasar.
“Kami minta masyarakat agar tidak mengambil keputusan sendiri, seolah sudah positif setelah rapit test, karena akan diketahui positif ketika ada pemeriksaan swab,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan