PT Muria Sumba Manis bangun generasi teknisi dari kebun ke kelas praktik.
WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Pagi itu, aula SMK Negeri 2 Waingapu tak sekadar jadi tempat belajar. Deretan kursi dipenuhi para guru, siswa berseragam rapi, dan tamu dari kalangan pemerintah serta perusahaan. Di halaman sekolah, sebuah truk baru terparkir, bukan untuk memuat barang, melainkan masa depan.
Selasa, (17/6/2025), PT Muria Sumba Manis (MSM), perusahaan pengelola perkebunan tebu di Sumba Timur menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan SMK Negeri 2 Waingapu. Dalam momen yang sama, satu unit truk praktik diserahkan kepada sekolah untuk mendukung pembelajaran jurusan Teknik Otomotif.
Tak hanya PT MSM, mitranya PT National Assemblers, ikut menyerahkan truk praktik tambahan. Kedua kendaraan ini bukan sekadar alat bantu pembelajaran, tapi simbol keterlibatan industri dalam menyiapkan tenaga kerja masa depan.
“Kami ingin hubungan ini berlanjut lebih intens. Lulusan SMK ini punya peluang besar untuk bergabung dengan kami,” kata Budi Hediana, Direktur Pelaksana PT MSM, dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang pendidikan vokasi.
Langkah konkret itu tak luput dari perhatian pemerintah. Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, menyebut kehadiran PT MSM telah mengubah wajah wilayah itu. Dulu, lahan tempat perusahaan beroperasi hanya padang sabana kering. Kini, area itu menjadi salah satu sentra ekonomi baru dengan produktivitas yang meningkat.
“Kami berharap, anak-anak SMK ini tak hanya jadi montir hebat, tapi juga calon pemimpin yang lahir dari proses kerja keras dan pembelajaran yang nyata,” ujar Yonathan.
Acara penandatanganan MoU berlangsung sederhana namun penuh makna. Koordinator Pengawas SMA/SMK/SLB Dinas Pendidikan, para guru, serta siswa-siswi menjadi saksi dimulainya kolaborasi yang diyakini akan memperkuat sinergi antara sekolah dan industri.
Di sela acara, para siswa mendekati truk praktik yang baru saja diserahkan. Mereka memeriksa mesin, mencatat spesifikasi, dan mulai membayangkan masa depan yang sebelumnya hanya ada di buku pelajaran. Kini, mesin-mesin itu ada di depan mata. Siap dinyalakan. Siap membawa mereka ke jalan baru dari bengkel sekolah ke dunia kerja profesional.*/Liputan Media Humba/Laurens Leba Tukan



Komentar