GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Eksbis Nusantara Pemerintah Propinsi NTT Pendidikan
Beranda / Pendidikan / Dari Ruteng, Bank NTT Bangun Desa Tanpa Uang Tunai

Dari Ruteng, Bank NTT Bangun Desa Tanpa Uang Tunai

Supervisor Dana Bank NTT Cabang Ruteng, Sisilia Herlynawati Dalo

Bank NTT Integrasikan Siskeudes Online di Manggarai, Transaksi Digital Kini Menyentuh Sekolah dan Pelosok Desa

RUTENG,SELATANINDONESIA.COM – Di sebuah kantor desa kecil di lereng utara Manggarai, seorang bendahara desa membuka laptopnya. Tidak ada tumpukan uang tunai. Tidak juga antrean panjang menunggu pembayaran honor aparat. Semua cukup dengan beberapa klik. Inilah wajah baru keuangan desa di Nusa Tenggara Timur, nontunai, transparan, dan real time.

Bank NTT, bank daerah milik masyarakat NTT, kembali mencatat satu lompatan penting dalam digitalisasi layanan keuangan publik. Melalui cabang Ruteng, mereka resmi mengintegrasikan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Online dengan Content Management System (CMS) Bank NTT. Sebuah kolaborasi teknologi yang menyatukan sistem pelaporan desa dengan jaringan perbankan nasional dan Kementerian Dalam Negeri.

“Inovasi ini mempercepat implementasi transaksi non tunai di desa,” ujar Kepala Cabang Bank NTT Ruteng, Romi Radjalangu, melalui Supervisor Dana, Sisilia Herlynawati Dalo, Kamis, (5/6/2025) dilansir dari KupangNews.com.

Lewat sistem ini, sebanyak 145 desa di Manggarai kini mampu menjalankan seluruh transaksi keuangan—mulai dari pembayaran ke pihak ketiga, honorarium aparat, hingga belanja desa—secara digital. Tak perlu lagi repot-repot membawa uang tunai dalam jumlah besar dari kota ke desa. “Cukup bawa laptop dan akses internet, semua bisa dikelola dari mana saja,” kata Sisilia, yang akrab disapa Erlin.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Langkah ini tak berhenti di lingkup desa. Bank NTT juga menggandeng Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai untuk memperluas penggunaan CMS ke sektor pendidikan. Dana BOS dan BOSDA, yang selama ini dikelola secara manual, mulai dialihkan ke jalur digital.

“Mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, sekolah kini bisa transfer, bayar, dan lapor keuangan langsung dari sekolah. Ini efisien dan transparan,” ujar Erlin.

Di luar sistem CMS, Bank NTT juga memperkuat jangkauan layanan keuangan lewat program Agen Be Ju Bis@—layanan keuangan berbasis komunitas desa. Agen ini ibarat “bank mini” yang hadir di tengah masyarakat. Lewat satu mesin EDC dan e-banking Bank NTT, warga bisa menarik tunai, menyetor, membayar tagihan, bahkan membuka rekening baru.

“Hingga April 2025, kami sudah punya 77 agen aktif di Manggarai. Ini bentuk nyata inklusi keuangan digital,” kata Erlin. Rinciannya: Capem Iteng (8 agen), Cancar (9 agen), Reo (15 agen), dan Cabang Ruteng (45 agen).

Bank NTT tidak sedang berjualan produk perbankan biasa. Mereka sedang membangun ekosistem ekonomi digital dari akar rumput—dari desa ke kota, dari sekolah ke rumah tangga. Di tengah era transformasi digital, Manggarai kini tak lagi terpisah dari pusat. Ia terhubung, real time, dan makin siap menyongsong masa depan tanpa uang tunai.*/kn/llt

Prestasi Gemilang Bank NTT di Panggung Nasional, Raih Nominasi Financial Literacy Award OJK 2025

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement