Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menyambangi kantor BNPP di Jakarta. Ia membawa satu pesan dari timur: jangan biarkan perbatasan terus jadi halaman belakang republik.
JAKARTA,SELATANIONDONESIA.COM – Di tengah hiruk-pikuk Jakarta pada Jumat pagi, (9/5/2025), Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Johni Asadoma duduk di ruang rapat Kantor Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Republik Indonesia. Tak sekadar kunjungan kerja, ia membawa pesan genting dari timur Indonesia bahwa ketimpangan pembangunan di wilayah perbatasan tak bisa lagi dibiarkan.
Bersama Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eki, Asadoma menghadiri rapat koordinasi yang dipimpin Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP RI, Dr. Nurdin, S.Sos, M.Si. Rapat itu membahas arah dan strategi pembangunan kawasan perbatasan yang kerap menjadi ‘anak tiri’ dalam prioritas anggaran nasional.
“Wilayah perbatasan bukan hanya pagar negara, tapi wajah pertama Indonesia. Di sanalah nasionalisme diuji,” kata Wagub Johni dalam rapat yang berlangsung hampir dua jam itu. Ia menyebut sejumlah kebutuhan mendesak diantarany infrastruktur jalan, layanan kesehatan dan pendidikan, akses internet, serta penguatan ekonomi rakyat perbatasan yang masih tertinggal jauh dari pusat.
Kepada pejabat BNPP, Wagub Johni juga mengusulkan agar program prioritas pembangunan tak berhenti di atas kertas. Menurutnya, selama ini banyak usulan dari daerah yang menguap tanpa tindak lanjut karena lemahnya koordinasi antar instansi pusat dan daerah.
Rapat ini menjadi momentum baru untuk membangun ulang sinergi dan, lebih dari itu, membangun kembali kepercayaan warga perbatasan pada negara.
“Kami tidak minta istana berdiri di perbatasan,” ujar Wagub Johni sambil menyelipkan senyum. “Tapi setidaknya, tolong jangan biarkan rakyat di sana hidup seolah jauh dari republik ini.”*/llt/biroadpim



Komentar