GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Eksbis Hukrim
Beranda / Hukrim / Bank NTT di Garis Terdepan Anti Korupsi

Bank NTT di Garis Terdepan Anti Korupsi

Gedung Kantor Pusat Bank NTT

Kajati NTT Memasang Mata di Sistem Keuangan Desa Online Bank NTT

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Di sebuah ruang kerja yang teduh di lantai atas Gedung Kejati Nusa Tenggara Timur, Zet Tadung Allo bicara dengan nada serius namun bersahaja. Kepala Kejaksaan Tinggi NTT itu memuji langkah Bank NTT meluncurkan program Siskeudes Online—sebuah sistem digital pengelolaan keuangan desa yang kini mulai digunakan di seluruh kabupaten di provinsi ini.

“Saya dukung penuh. Ini pintu masuk untuk membendung kebocoran dana desa yang selama ini seperti penyakit menahun,” ujarnya kepada wartawan di Kupang, Senin pekan lalu.

Program Siskeudes Online adalah kolaborasi teknologi dan kebijakan fiskal yang digagas Bank NTT untuk menjawab persoalan akut: rawannya penyelewengan dana desa. Dengan sistem ini, pencairan, distribusi, dan penggunaan dana desa bisa dipantau secara real-time oleh pihak bank, pemerintah daerah, hingga aparat penegak hukum.

Zet menyebut sistem ini sebagai “mata digital” untuk melihat yang selama ini tersembunyi di balik laporan manual dan nota fiktif. Selama bertahun-tahun, dana desa di NTT menjadi objek korupsi dengan modus berulang—dari pengadaan fiktif hingga proyek siluman.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Kajati menegaskan bahwa dukungan terhadap sistem ini bukan sekadar simbolik. Ia telah memerintahkan tim intelijen dan tindak pidana khusus untuk aktif memantau pergerakan dana lewat sistem baru ini.

“Kalau ada yang coba bermain-main, kami tindak. Jangan kira digitalisasi berarti kebal hukum,” katanya tegas.

Dilansir dari berbagai sumber, NTT termasuk daerah dengan kasus korupsi dana desa tertinggi di Indonesia Timur. Dalam tiga tahun terakhir, puluhan kepala desa terseret kasus pengelolaan keuangan desa yang sarat manipulasi.

Bank NTT berharap, dengan sistem ini, desa-desa di pelosok mulai dari Lembata, Alor, hingga Manggarai Timur bisa menata ulang keuangan mereka secara transparan. Di sisi lain, sistem ini jadi ujian: apakah digitalisasi benar-benar bisa menjadi instrumen pemberantas korupsi, atau justru berubah jadi tameng baru bagi manipulasi yang lebih canggih.

Bagi Zet Tadung Allo, pertarungan ini baru dimulai. Dan ia memastikan: Kejaksaan tak akan duduk diam.*/ab/llt

Prestasi Gemilang Bank NTT di Panggung Nasional, Raih Nominasi Financial Literacy Award OJK 2025

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement