GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Berita Pilkada NTT Eksbis Gubernur NTT Nusantara Pemerintah Propinsi NTT Pendidikan Politik
Beranda / Politik / Prof Feliks Tans: Lebih Bagus Gubernur Lahir dari Rahim Koalisi Partai yang Sama dengan Presiden

Prof Feliks Tans: Lebih Bagus Gubernur Lahir dari Rahim Koalisi Partai yang Sama dengan Presiden

Dua pakar dari Undana KUpang, Prof. Feliks Tans dan Dr. Marsel Robot.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tidak bias menafikan kekuatan pusat berpengaruh terhadap akselerasi pembangunan di NTT. Sehingga warga Nusa Tenggara Timur harus mengakui bahwa demi akselerasi pembangunan di wilayah ini, peran pemerintah pusat  menjadi kekuatan utama.

Dalam konteks politik, seorang Gubernur harus mampu melobi dan menjembatani korelasi pembangunan di daerah dengan pemerintah pusat. Secara politik, Gubernur yang lahir dari rahim partai atau koalisi partai yang sama dengan presiden yang berpeluang mendapatkan kekuatan itu.

Pada titik ini tentu dibutuhkan seorang Gubernur yang tidak saja punya relasi bangus dengan pemerintah pusat, akan tetapi secara politik seorang Gubernur harus terlahir dari rahim politik yang sama dan sejalan dengan presiden.

Demikian sari pendapat dua Pakar pendidikan Undana Kupang, Prof. Feliks Tans dan Dr. Marsel Robot yang dimintai komentar secara terpisah, Senin (11/11/2024).

“Dalam konteks NTT, tentu, kita butuh pemerintah pusat untuk memperhatikan  NTT secara lebih serius. Perhatian  itu tidak saja karena kewajiban pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah, namun kekuatan lobi  seorang Gubernur, itu juga menjadi salah satu tolak ukurnya. Justru lebih bagus kalau secara politik seorang guernur lahir dari rahim partai atau koalisi partai yang sama dengan presiden”, jelas Prof Feliks Tans.

Helikopter untuk Nagekeo: Melki Laka Lena Bergerak Cepat Hadapi Banjir Bandang

Menurutnya, NTT butuh pemimpin yang mampu melobi pemerintah pusat untuk membuat yang terbaik untuk NTT. “Ini penting sebab NTT bagian dari Indonesia. Jika pintu lobi ke pusat tertutup, NTT bisa saja susah sendiri,” katana.

Sementara itu Dr. Marsel Robot lebih menekankan pada aspek pendidikan. Menurutnya, Pendidikan merupakan urusan wajib negara, karena merupakan hak dasar manusia yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, negara dalam hal pemerintah pusat harus menjamin hak dasar warga negara. Dengan demikian, pusat harus mengalokasikan anggara untuk menyenggarakan pendidikan yang berkualitas. APBD sangat tidak mungkin untuk membiayai penyelenggarakan pendidikan.

“Kita harus realitas, bahwa NTT sebagai salah satu provinsi  termiskin ke- tiga di Indonesia sangat memerlukan uluran tangan pemerintah pusat. Kita tidak bisa menafikan peran pusat dalam pendanaan pendidikan di Nusa Tenggara Timur. Sehingga peran gubernur untuk mendatangkan dana pembangunan dari pusat itu sangat penting, selain ada regulasi kewajiban pemerintah pusat untuk pembangunan di daerah. Lobi seorang Gubernur itu penting,” jelas Dr. Marsel Robot.

“Bagaimana membangun relasi dengan presiden itu juga menjadi salah satu bagian strategis kemajuan pembangunan di daerah,” ujarnya menambahkan.

Menurut Marsel Robot, tugas daerah yang paling penting ialah; Pertama, harus menjamin dan mengawasi penggunaan keuangan sector pendidikan secara efisen dan tepat sasaran. Kedua, diperlukan regulasi tingkat daerah untuk mendorong keamjuan pendidikan, terutama bagiaman ekosistem literasi dibangun di lembaga satuan pendidikan. Ketiga, diperlukan sekolah-sekolah satelit di pinggir kota atau yang kualitas sama dengan pendidikan di kota.

Saat Palu Berdentum di Waibakul: Pertukangan Jadi Jalan Sejahtera

“Model ini penting untuk pemerataan kualitas, sekaligus menghalangi urbabisasi siswa-siswa dari desa ke kota. Jika sekolah di kota melampau quota maka akan terjadi penururan mutus ecara signifikan. Keempat, diperlukan chasing atau pelatihan yang regular untuk menyegarkan model dan metode pembajaran yang ramah dengan kemajuan zaman,” ungkapnya.*/)Tim

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement