LABUANBAJO,SELATANINDONESIA.COM – Hilirisasi non tambang yang selama ini digelorakan oleh calon gubernur NTT nomor urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena rupanya sudah terbukti. Produk olahan dari jahe merah, temulawak dan kunyit yang menghasilkan sari Toga Komodo (Satako) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat kini semakin laris di pasaran.
Produk Sari Toga Komodo merupakan produk herbal yang diolah dari Tanaman Obat Keluarga (Toga), yang dikembangkan oleh Adrianus Taur bersama istrinya Emerlinda Flaviana Haya, warga Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Sari Toga Komodo memiliki dua jenis produk turunan yakni Sari Jahe Merah dan Sari Campur.
Owner Sari Toga Komodo, Adrianus Taur bersyukur karena atas fasilitasi Emanuel Melkiades Laka Lena, pada tahun 2023, Kementrian Kesehatan RI telah memberikan perhatian serius dalam pengembangan usahanya.
“Terima kasih atas suport dari Abang Melki Laka Lena sehingga usaha kami ini masih eksis sampai sekarang. Kami semakin terpacu untuk terus berporduksi karena didukung oleh banyak pihak. Dan ini wujud hilirisasi yang sedang digeolarakan Abang Melki Laka Lena,” sebut Adrianus.
Dari usaha yang dikembangkannya, banyak petani jahe, temulawak dan kunyit di wilayah Manggarai Raya terbantu. “Saya juga bersyukur karena bisa bantu banyak petani kita yang menjual hasil tanaman jahe merah, temulawak dan kunyit,” katanya.
Calon Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena tidak henti-hentinya menggelorakan hilirisasi non tambang sebagai pemicu peningkatan ekonomi masyarakat. Ujung dari hilirisasi tersebut adalah semangat beli NTT.
Ketika dipercayakan masyarakat NTT untuk memimpin provinsi kepulauan ini maka ia bersama Johni Asadoma dan masyarakat memaksimalkan semua potensi komoditi yang ada di NTT melalui hilirisasi. Semua hasil bumi NTT dari sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan harus diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
“Sebagai tindak lanjut dari hilirisasi, kita mesti membeli semua hasil produksi NTT dan dimanfaatkan secara langsung di dalam wilayah NTT sendiri, tidak hanya untuk dipasarkan ke luar dalam bentuk bahan mentah. Hilirisasi ini bukan sekadar menghasilkan barang jadi untuk dijual keluar NTT, tetapi lebih dari itu, kami ingin produk-produk ini dapat digunakan dalam acara-acara lokal, seperti pesta dan kegiatan lainnya,” sebut Melki Laka Lena kepada wartawan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Kamis (31/10/2024).
Menurutnya, langkah ini tidak hanya membuka pasar lokal untuk produk NTT, tetapi juga menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap hasil produksi daerah mereka. Melki Laka Lena menekankan peran pemerintah dalam mendukung produk lokal, khususnya hasil olahan makanan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.
“Pemerintah wajib membeli hasil olahan UMKM kita dan menyajikannya dalam setiap acara pemerintahan. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan semangat para pelaku UMKM dalam memproduksi olahan mereka,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa ketika pemerintah, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi, turut membeli produk ini, akan tercipta perputaran uang di tengah masyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal.
Tentag Sari Toga Komodo, Melki Laka Lena terus memberikan motivasi dan dukungan agar semakin banyak anak muda NTT yang mau terlibat memaksimalkan semua potensi alam yang ada di sekitar kita. “Apa yang dilakukan Bung Adrianus Taur ini menjadi pemicu bagi anak muda NTT lainnya agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Melki-Johni jika dipercayakan memimpin NTT lima tahun mendatang maka hal-hal seperti ini yang kita kerjakan bersama dengan anak muda di NTT,” ujar Melki Laka Lena.*/)Tim