Bobby Lianto Tinjau Pengolahan Sampah Plastik Jadi Biodisel di Taiwan, Sangat Relevan dengan NTT

95
Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lioanto ketika meninjau langsung pabrik pengolahan sampah plastik menjdi biodisel di Kaoshiung, Taiwan, pada Kamis (5/10/2023). Foto: Dok.BL

TAIWAN,SELATANINDONESIA.COM – Teknologi di Kaoshiung Taiwan, telah sukses mengolah sampah plastik menjadi Biodisel. Terpukau dengan teknologi itu, Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto bersama Kompertemen Luar Negeri Kadin NTT Adi Suhartono meninjau langsung proses pengolahan sampah plastik menjadi Biodisel di Kaoshiung Taiwan, pada Kamis (5/10/2023).

Kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (6/10/2023) dari Taiwan, Bobby Lianto mengatakan, satu pelajaran penting dari lokasi tersebut karena ia melihat bahwa dunia itu bergerak kepada menjaga lingkungan. Itu pasalnya, bisnis dan investasi seperti ini (pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel) adalah bisnis untuk masa depan, karena bahan bakunya plastik itu menjawab masalah kota yang penuh dengan sampah plastik.

“Hasil biodiesel itu kualitasnya sangat bagus sehingga kalau pembakarannya tidak ada asap sehingga pembakarannya sempurna dan juga menjaga lingkungan atau aalam. Ini sangat relevan dengan kondisi provinsi NTT. Saya berpikir ini sangat cocok karena di NTT kita punya TPA misalnya di Kupanga da di Alak. Dan ada banyak pemulung di sana tetapi mereka memulung masih memilih satu persatu untuk disortir sehingga dengan teknologi ini maka tidak perlu disortir, namanya plastik maka tinggal dihancurkan,” sebutnya.

Bobby Lianto menjelaskan, model pengolahannya yaitu semua sampah plastik yang modelnya apa saja kemudian dihancurkan. Setelah itu menjadi bahan baku yang kemudian diolah dalam mesin kemudian ada proses pembakaran dan ada reaktonnya. “Karena semua plastik itu berawal dari migas atau petroleum sehingga semua plastik yang dibakar itu akan menghasilkan biodiesel,” ujarnya.

Ia memperkirakan investasi yang dibutuhkan dalam pengolahan ini memang tergantung dengan kapasitas yang mau diperlukan. “Investasinya 20 tahun setiap hari itu investasinya sekitar 15 juta dolar. Hasilnya dari 1 kilo sampah akan menghasilkan 0,8 liter,” katanya

Bobby Lianto menambahkan, jika melakukan investasi ini maka langsung menjawab empat kebutuhan diantaranya, pertama menjadi solusi mengatasi masalah sampah plastik. Kedua, proses pembakaran sampah plastik ini menjadi biodiesel,  mendapat energi baru terbarukan. “Ketiga diesel yang dihasilkan ini adalah kualitas tinggi sesuai standar Eropa sehingga tidak berasap dan ini tentu sangat ramah lingkungan karena pembakarannya tidak berasap. Keempat, ini juga menjadi jawaban bagi industri yang membutuhkan solar-solar industri solar yang dihasilkan dengan harga yang jauh lebih murah,” jelas Bobby Lianto.

Disebutkan Bobby Lianto, setelah video TikTok yang ia unghgah usai meninjau lokasi pabrik pengolahan sampah plastik di Kaoshiung Taiwan, banyak pengusaha yang tertarik dan segera menghubunginya untuk berinvestasi. “Ini adalah peluang bisnis masa depan dan saya sedang meloby investor yang mau masuk ke NTT untuk menanamkan  investasinya di proyek ini,” ujar Bobby Lianto.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap