Jamal Ahmad, Mantan Ketua NU Dua Periode: Jangan Lagi Lemahkan Citra Bank NTT

264
Tokoh Muslim NTT yang mantan Ketua NU dan kini Wakil Ketua Umum MUI NTT, H. Jamaludin Ahmad.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Mantan Ketua Nadhatul Ulama (NU) dua periode 2011-2021, Jamaludin Ahmad meminta semua pihak untuk tidak lagi berpolemik tentang keberadaan dan kiprah Bank NTT. Pasalnya, dengan mencermati polemi yang sedang terjadi berdampak buruk dan melemahkan citra bank kebanggaan masyarakat NTT.

“Sebagai tokoh umat, sadar atau tidak semua yang terlibat dalam polemik itu sedang menurunkan citra dan melemahkan kepercayaan public terhadap Bank NTT.  Dan ini yang kita sesalkan. Tidak boleh terjadi lagi,” sebut Jamal Ahmad kepada SelatanIndonesia.com di Kupang, Selasa (7/2/2023).

Menurut dia, selama ini Bank NTT telah menjalankan fungsinya dengan baik, sebagai agent of development atau sebagai penggerak pembangunan di Provinsi NTT. Bahkan, berbagai inovasi digitalisasi dan terobosan berupa Kredit Merdeka tanpa agunan yang digagas oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Harry Alexander Riwu Kaho sebagai PSP dan Direktur Utama Bank NTT sangat membantu masyarakat kecil. “Banyak pelaku UMKM yang ada di desa-desa sangat terbantu, dengan program-program cedas Bank NTT tersebut,” katanya.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Povinsi NTT ini mengatakan, beberapa persoalan di internal Bank NTT kemudian dibesar-besarkan sehingga menuai sejumlah respons di kalangan masyarakat. Sebagian orang seperti lupa dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bank NTT sejauh ini. “Saya meminta semua pihak baik internal maupun eksternal Bank NTT yang belum melakukan verifikasi informasi dari sumber yang berkompeten, diminta untuk berhenti berpolemik,” ujarnya.

Sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat, Jamaludin Ahmad mengaku sangat perihatin dengan silang pendapat dan diskursus soal Bank NTT di sejumlah media sosial. “Secara internal, semangat karyawan Bank NTT tidak boleh turun. Sebaliknya, mereka harus lebih semangat dan lebih konsisten membangun Bank NTT untuk melayani lebih sungguh,” katanya.

Jamaludin Ahmad menyebut, ia merasakan betul perhatian dan kepedulian Bank NTT terhadap keberadaan umat dan pemberdayaan ekonomi kerakyaratan. “Respons dan kepedulian Bank NTT terhadap umat begitu besar, ketika ada hajatan atau hari raya yang melibatkan banyak orang. Saya Ketua NU dari tahun 2011. Selama itu saya merasakan betul setiap kegiatan pasti Bank NTT hadir di situ. Kegiatan Buka Puasa bersama ada Bank NTT di situ. Ketika Idul Kurban Bank NTT memberikan bantuan sapi, bahkan even-even Musda dan Rakerda NU Bank NTT selalu hadir. Bahkan Musda NU terakhir sebelum saya diganti Bank NTT hadir di situ. Kita tidak bisa mengharapkan BRI atau Bank lainnya untuk hadir bersama kita. Bahkan dalam kegiatan MTQ di tingkat Kabupaten maupun Provinsi, Bank NTT senantiasa memberikan suport dan dukungan,” ujarnya.

Dijelaskan Jamal Ahmad yang pernah dipercayakan menjadi Ketua Umum Panitia Persparani Katolik II, salah satu karya Bank NTT yang terus dikenang adalah ikut mendukung kegiatan Pesparani Nasional II yang digelar di Kota Kupang. “Ketika panitia mengalami kesulitan dana, Bank NTT hadir dengan memberikan dukungan yang luar biasa guna menyukseskan kegiatan Pesparani Nasional. Saya kira, bukan hanya di kalangan muslim, tapi Bank NTT juga hadir di setiap kegiatan GMIT, PHDI, Keuskupan dan kegiatan-kegiatan kepemudaan di segmen keagamaan,” katanya.

Tentang pemberitaan negative soal Bank NTT, Jamal Ahmad meminta publik untuk menyerahkan hal tersebut kepada lembaga atau instansi yang lebih berwewenang mengurus persoalan tersebut. Lembaga-lembaga seperti OJK, Bank Indonesia maupun APH lebih berwewenang untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Biarkan mekanisme itu berjalan. Tidak bisa opini publik menghakimi seseorang secara sepihak. Kita tidak boleh menjustifikasi melebihi organisasi atau lembaga yang lebih berwewenang. Jangan memperkeruh suasana dengan komentar bahwa Bank NTT tidak benar. Setiap lembaga ada mekanisme dan aturan. Sehingga setiap persoalan akan diselesaikan sesuai aturan-aturan perbankan. Kita tidak boleh memaksa lembaga atau instansi untuk menyalahkan seseorang atau sebuah lembaga secara sepihak. Harus ada aturan,” pinta Jamaludin Ahmad.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemegang Saham Pengendali yaitu Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan seluruh Bupati dan Walikota serta jajaran Bank NTT atas pelayanannya kepada masyarakat NTT. “Saya menyampaikan terima kasih kepada PSP Pak Gubernur dan seluruh Pemegang Saham BUpati dan Walikota serta Pengurus Bank NTT, dan Bank NTT tidak boleh surut dan kendor dalam melayani lebih sungguh sesuai motonya,” kata Jamal Ahmad.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap