Hameli Ate, Desa di SBD yang Jadi Pusat Perayaan HUT NTT ke 64

291
Plt. Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Yohanna Lisapali didampingi Karo Adminstrasi Pimpinan Setda NTT, Pricilia Parera ketika memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Jumat (16/12/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurenns Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Desa Hameli Ate di Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menjadi pusat pelaksanaan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 64 Provinsi NTT pada 20 Desember 2022 mendatang.

Dari Tambolaka, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat Daya menuju Desa Hameli Ate sekitar 29,3 Km dengan waktu tempuh sekitar 41 menit dengan kendaraan roda empat. Penduduk desa ini terdiri dari 1.251 jiwa namun hanya tiga warganya saja yang bekerja sebagai ANS sedang sisanya adalah petani jagung.

Plt. Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Yohanna Lisapali kepada wartawan di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Jumat (16/12/2022) mengatakan, Desa Hameli Ate menjadi pusat perayaan HUT ke 64 Provinsi NTT karena keunggulannya dalam memajukan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). “Tahun ini perayaan HUT ke 64 Provinsi NTT kita pusatkan di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten SBD. Ada beberapa agenda penting yang dilakukan di sana pada tanggal 20 Desember 2022 nanti,” sebut Lisapali yang didampingi Kepala Biro Adminstrasi Pimpinan Setda NTT, Pricilia Parera.

Disebutkan Lisapali, para Bupati dan Walikota se NTT akan diundang untuk hadir dalam puncak acara HUT ke 64 Provinsi NTT. Disebutkan, perayaan HUT NTT kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kondisi global saat ini terlebih pada tahun 2023 diprediksi bakal terjadi krisis ekonomi, krisis pangan dan krisis energi. “Usai upacara HUT ke 64 NTT akan dilanjutkan dengan penanaman jagung di Desa Hameli Ate yang diketahui selama ini sangat aktif dalam pengembangan TJPS. Nanti akan diumumkan juga berbagai prestasi yang telah diraih oleh Pemerintah Provinsi NTT,” sebut Lisapali.

Sebelumnya beberapa waktu lalu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat panen jagung di desa Hameli Ate mengaku senang dengan hasil kerja para petani di wilayah tersebut. Ia menyebut dengan hasil yang baik ini harus jadi motivasi agar di bulan November nanti bisa kembali menanam di lahan seluas 15 ribu hektare.

“Hasilnya nanti petani harus jual sekalian dengan tongkol jagungnya dan tidak perlu untuk menjemurnya lagi. Karena kita butuh yang begitu. Kalau kita produksi 15 Ha kita bisa hasilkan Rp 400 milyar,” katanya dilansir dari victorynews.id.

Disebutkannya kalau kemarin TJPS itu dimaknai sebagai Tanam Jagung Panen Sapi maka ke depannya TJPS harus dimaknai dengan Tanam Jagung Panen Sarjana. Hal itu karena jagung hadir bukan untuk mengentaskan kemiskinan semata tapi juga menjadi jalan menuju kemakmuran.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap