LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur yang memprakasai dan melaksanakan kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2022 di Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, 23-25 November 2022.
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pengurus Daerah Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Flores Timur yang telah memprakarsai untuk melaksanakan kegiatan yang bermartabat ini. Kesempatan ini kita bersama -sama memberi penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih atas jasa, karya dan pengabdian dari para Guru di seluruh Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Timur dan terkhususnya di Kabupaten Flores Timur, dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia untuk ikut serta membangun masyarakat dan negara,” ujar Gubernur Laiskodat dalam sambutan yang dibacakan oleh Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si, Staf Ahli Gubernur NTT Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Jumat (25/11/22) di Desa Lewotobi.
Gubernur Laiskodat mengatakan, pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan yang baik akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi pembangunan bangsa tersebut. Karena hanya dengan mutu pendidikan yang berkualitas, dapat menghantarkan daerah kita berdiri berjejer dengan provinsi lainnya di Indonesia yang telah maju.
Berkaitan dengan upaya membangun pendidikan yang bermutu, ia telah dan terus memberi perhatian serius, serta melakukan pembenahan di berbagai bidang. Baik sistem dan manajemen pengelolaan, sarana prasarana, perhatian, sinergitas dan kerja samanya para pihak seperti pemerintah, guru, orang tua dan pengelolah.
“Membangun manusia itu bukanlah pekerjaan gampang. Terlebih menjadi pribadi yang fisiknya kuat, hatinya baik dan punya kemampuan. Karena itu, anak-anak harus diajar oleh guru-guru terbaik. Guru sulit bersaing dengan mesin, yang jauh lebih cerdas, lebih cepat dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu, para guru perlu mengubah “mindset” dalam hal cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran stimulan-stimulan, agar lebih menyenangkan dan menarik,” sebutnya.
Disebutkan, ada pepatah menyebutkan guru ibarat sebuah lentera di ruangan gelap, yang mampu menerangi isi ruangan. Betapa tidak, karena guru memberikan pengetahuan yang ia miliki untuk anak didiknya, untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa tanpa pamrih, tanpa imbalan.
Guru semula menjadi pemberi pengetahuan, sekarang menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-nilai karakter, serta team work, dan empati sosial, karena nilai-nilai itulah yang tidak diajarkan oleh mesin.
“Saya berharap agar para Pengurus PGRI di semua tingkatan mengawal perjuangan dan aspirasi para guru, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan profesionalisme, kesejahteraan dan perlindungan dengan mengedepankan dialog, berbasis data, santun dan bermartabat, tanpa membedakan status guru apapun. Jadikan PGRI sebagai rumah besar guru (pendidik) dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan aspirasi, tempat saling bertumbuh dan berbagi, tempat silaturahmi membangun dan menyebarkan kebaikan bagi negeri. Semoga dengan semangat HUT ke 77 PGRI dan HGN Tahun 2022, semua guru bisa menjadi agen perubahan demi peradaban yang lebih baik lagi,” ujarnya.*/)Iksm
Editor: Laurens Leba Tukan