Rumah Sakit Adonara yang Merana

434
Kondisi Rumah Sakit Adonara yang hingga kini belum beroperasi meski sudah selesai dikerjakan. Foto: Stinky

Oleh Laurens Leba Tukan

Ina Nuna, seorang warga lanjut usia asal desa Kolilanang yang didiagnosa mengalami komplikasi sakit lambung dan sejumlah sakit lainnya itu terpaksa dirujuk ke RSUD dr. Hendrik Fernandez Larantuka. Ina Nuna sebelumnya diperiksa di Puskesmas Pembantu Kolilanang, Kecamatan Adonara dengan peralatan seadanya plus keterbatas tenaga kesehatan.

Diantar oleh anak dan menantunya, Ina Nuna dilarikan ke Puskesmas Waiwadan, Kecamatan Adonara Barat. Satu-satunya Puskesmas Rawat Nginap yang selama ini melayani masyarakat di empat Kecamatan yaitu Adonara, Adonara Barat, Adonara Tengah dan sebagian Wotan Ulumado.

Sakit yang diderita Ina Nuna tidak bisa ditangani di Puskesmas Waiwadan dengan alasan keterbatasan peralatan kesehatan dan tenaga medis. Ia harus dirujuk ke RSUD dr. Hendrik Fernandez Larantuka.

Dalam penderitaannya, dengan ditemani anak dan menantunya, Ina Nuna harus menyebrangi selat Gonzalu dari Pelabuhan darurat Tanah Merah, Desa Wure ke Pantai Palo, Larantuka. Selat sempit antara Pulau Flores bagian Timur dengan Adonara bagian Barat ini punya pusaran arus laut yang dahsyat. Bahkan, potensi arus laut yang kuat itu memantik perhatian investor dari Belanda untuk memanfaatkan arus di selat Gonzalu menjadi sumber listrik.

Ina Nuna bersama anak dan menantunya menumpang kapal kayu berukuran kecil menuju Larantuka untuk selanjutnya mendapatkan perawatan medis di RSUD dr. Hendrik Fernandez Larantuka. Kisah Ina Nuna ini adalah satu dari sekian banyak warga Adonara yang mengalami hal serupa namun luput dari sorotan media.

Jika saja, Rumah Sakit Adonara di Desa Saosina kecamatan Adonara Timur yang telah rampung dikerjakan sejak tahun 2019 sudah beroperasi, maka kisah kelam Ina Nuna dan warga Adonara lainnya itu tidak bakal terjadi.

Rumah Sakit Adonara kini dalam kondisi memprihatinkan. Bangunan itu dalam kepungan rumput liar. Kotoran hewan bertebaran di mana-mana hingga dalam ruangan. Beberapa bagian bangunan seperti plafon sudah bergelantungan dan runtuh. Beberapa bagian dinding pun sudah keropos.

Kondisi ini terjadi karena bangunan rumah sakit yang telah rampung sejak tiga tahun lalu, hingga kini belum kunjung dioperasikan. Kendalanya adalah karena belum memiliki alat kesehatan (alkes).

Rumah Sakit tipe D pratama itu dibangun secara bertahap sejak tahun 2012 dan rampung tahun 2019. Pembangunannya telah menghabiskan biaya Rp 36,8 miliayrd yang bersumber dari APBN dan APBD. Kehadiran RS itu menjadi tumpuan harapan dari sekitar 134.000 jiwa penduduk Adonara.

Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi tercatat sudah beberapa kali mengunjungi Rumah Sakit Adonara sejak dipercayakana Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menjadi Penjabat Bupati Flotim. Bahkan Doris Rihi pernah memimpin seluruh unsur Forkopimda dan Pimpinan OPD Flotim melakukan peninjauan langsung di lokasi Rumah Sakit Adonara.

“Sejak  awal  bertugas di Flores Timur, saya sudah berkomitmen agar Januari 2023 RS Adonara sudah beroperasi. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan nyata dari semua kita,” sebut Doris Rihi di Kupang, Jumat (11/11/2022).

Ia menyebut, selama ini terjadi permasalahan dalam penyelesian pekerjaan. “Saya masuk dan saya arahkan dan selesai masalahnya. Saat ini sedang berproses Ijin Operasional di Biro Organisasi Setda Provinsi NTT. Jika sudah ditandatangani Pak Gubernur maka segera beroperasi,” sebut Doris Rihi.

Mantan Penjabat Bupati Sabu Raijua ini menjelaskan, Pemda Floim telah mengalokasikan anggaran di APBD Perubahan tahun 2022 fungsikan Rumah Sakit Adonara. “Ada alokasi sedikit  anggaran untuk Alkes tahun 2023 juga disiapkan,” katanya.

Doris Rihi menambahkan, yang perlu dibenahi dan disiapkan adalah sapras pendukung dan alkes serta penyiapan SDM untuk bertugas di RS Adonara. “Langkah konkrit kita, sedang berproses. Pengajuan Ijin Operasional ke Pa Gubernur dan saat ini sedang berprosea di Biro Organisasi Setda Provinsi NTT. Dan komitmen kita bulat yaitu RS Adonara harus beroperasi mulai Januari 2023 karena kebutuhan masyarakat akan pelayanan keaehatan sangat mendesak,” tegansya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, dr. Ogie DSilimalar mengatakan, sesuai arahan Penjabat Bupati Flotim, RS Adonara segera dioperasionalkan di bulan Januari 2023 mendatang. “Kendala sekarang adalah pemenuhan alat kesehatan yang dibutuhkan di RS Adonara,” sebutnya.

Terkait bangunan yang sudah mulai rusak, telah dialokasikan anggaran pada Perubahan APBD 2022 untuk dilakukan perbaikan. Bahkan, selain mengandalkan APBD II Kabupaten Flotim, Pemda Flotim juga sedang berusaha mencari dukungan dana CSR dari berbagai pihak demi pemenuhan segala kebutuhan yang masih kurang di RS Adonara.

Kadis Ogie mengatakan, tentang rumput ilalang yang mengepung lokasi RS Adonara, hari ini atas arahan Penjabat Bupati Flotim, sejumlah ASN dari berbagai OPD telah melakukan kerja bakti pembersihan di lokasi RS Aonara. “Mohon doa dan segala dukungan semua pihak agar semua harapan kita bersama dikabulkan oleh Tuhan serta Leluhur Lewotana tercinta agar RS Adonara segera beroperasi,” sebut Kadis Ogie.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Flores Timur, Ignas Boli Uran yang dihubungi mendesak Pemda Flotim agar segera mempersiapkan perencanaan ketenagaan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya supaya mulai bulan Januari 2023 RS Adonara segera beroperasi. “Pemda Flotim secepatnya melengkapi segala kebutuhan di RS Adonara agar segera diopresikan demi mendekatkan pelayanan sector Kesehatan bagi warga Adonara,” sebut politisi Golkar ini.

Komitmen semua elemen terkait sangat diharapkan untuk mendukung beroperasinya Rumah Sakit Adonara agar tidak lagi merana seperti saat ini. ***Pimpinan Redaksi SelatanIndonesia.com

Center Align Buttons in Bootstrap