Dirut Bank NTT Beberkan Keunggulan Digitalisasi ke Jajaran Direksi Bank Kalsel

288
Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho bersama jajaran Bank Kalsel dalam acara audiens dan diskusi yang berlangsung di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT Kamis (15/9/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Manajemen Bank Kalsel dari Kalimantan Selatan melakukan audiens dan diskusi dengan Bank NTT. Diskusi yang berlangsung di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT itu untuk mempelajari pengembangan produk dan layanan berbasis digital Bank NTT.

Sejumlah keunggulan tentang pengembangan produk dan layanan berbasis digital Bank NTT membuat jajaran Direksi Bank Kaltim terpukau. “Terbaru ini kami telah meluncurkan aplikasi B’PungPetani sebagai sebuah terobosan untuk menghadapi gejolak ancaman krisis pangan dunia,” sebut Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dalam paparannya, Kamis (15/9/2022).

Aneka layanan digital Bank NTT dipaparkan Dirut Alex Riwu Kaho diantranya Smart Branch System (SBS) yang mencakup Mesin SBS Materi, Mesin KIOS-K, Mesin CRM, Smart Teller System, Smart EDC Bank NTT, Be Ju Bisa (Laku Pandai) dan Agen Dia Bisa. Terbaru, tentang aplikasi BPungPetani yang merupakan gagasan cerdas Bank NTT bersinergi dengan elemen pentaxelix untuk mengahadapi ancaman krisi pangan global.

Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Yohanis Landu Praing ketika berbicara dalam acara pembukaan mengatakan, kunjungan dari Bank Kalsel merupakan sebuah kehormatan untuk semua insan Bank NTT. “Bank NTT terus berinovasi dan bertransformasi dalam sektor pelayanan, karena besarnya tuntutan dari nasabah,” sebutnya.

Disebtkan, pelayanan berbasis digital dikembangkan oleh Bank NTT, karena para nasabah sangat menginginkan pelayanan yang murah, mudah, cepat, nyaman dan handal. “Kami terbuka untuk berbagi informasi dengan Bank Kalsel terkait pengembangan produk dan layanan digital Bank NTT,” ujarnya.

Direktur Operasional Bank Kalsel, Ahmad Fatrya Putra menyebut Bank Kalsel mengadaptasi dan bersinergi dengan Bank NTT sebagai upaya mempermudah transaksi bagi nasabah secara digital dan mendukung ekonomi masyarakat.

Dikatakan, adaptasi digital ini antara lain adalah transformasi SBS, Smart EDC, juga akuisisi Laku Pandai yang dilakukan karena selama ini dinilainya masih belum optimal pengelolaan transaksi keuangan daerah secara digital dan non tunai, khususnya penerimaan daerah yaitu pajak dan retribusi. “Untuk layanan digital seperti QRIS dan Laku Pandai dalam proses perizinan,” katanya.

Sedankan, transformasi digital dengan SBS saat ini hanya sebatas satu cabang milik Bank Kalsel dan diharapkan adaptasi dengan Bank NTT ini akan dapat memaksimalkan pengelolaan keuangan dalam penerimaan pajak dan retribusi. “Banyak hal baru yang kami pelajari di Bank NTT dan mudah-mudahan dapat memberikan hal positif bagi Bank Kalsel,” katanya.

Selain dihadiri Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, hadir pula Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Yohanis Landu Praing, Direktur Operasional dan Teknologi Informasi Hilarius Minggu, Direktur Kepatuhan Bank NTT Christofel Adoe serta pada Kepala Divisi Bank NTT.

Sedangkan dari pihak Bank Kalsel hadir Direktur Operasional Ahmad Fatrya Putra, Kadiv Dana & Digital Banking Hambali, Kadiv IT Rudy Fahrurazi, Kabag Digital Banking Putri Maya Sari, Analis bagian pengembangan IT Haris Prasetyo, dan Staf bagian Digital Banking Ubaidillah Alkaff.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap