Lembata Lumbung Suara Victory Joss, Jangan Permalukan Gubernur dengan Menipu Data Kemiskinan

170
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ketika berbicara dalam forum forum Rapat Pamong Praja tingkat Kabupaten Lembata di Hotel Palm Indah, Lewoleba, Lembata, Jumat (9/9/2022). Turut hadir Ketua PKK Propinsi NTT/Ketua Dekranasda NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga anggota DPR RI dan Wakil Ketua DPRD NTT Christian Mboeik dan sejumlah Anggota DPRD NTT. Bawah: Para peserta Rakor yang terdiri dari Pimpinan OPD Setda Lembata, Camat dan Kepala Desa se Kabupaten Lembata. Foto: MediatorKupang.com/Boy

LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan peringatan keras kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Lembata tentang data kemiskinan. Lembata merupakan salah satu lumbung suara Viktory-Joss dalam perhelatan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT empat silam sehingga harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam bekerja mengurangi kemiskinan.

“Ya, “Lembata ini penyumbang (suara) terbesar saya menjadi gubernur loh. Kalian mau permalukan? Kalian punya barang baru kalian mau permalukan? Mau?”, tanya Laiskodat yang langsung disambut riuh suara menjawab, “Tidak!”.

“Iya kalian punya asset terbesar. Ini saham terbesar Lembata loh. Gubernur NTT ini Lembata punya saham besar sekali. Jadi kalian harus nomor satu, paling depan, karena kami pemilik gubernur ini. Bikin malu gubernur ya kalian juga ikut malu,” sebut Gubernur Laiskodat ketika berbicara dalam forum Rapat Pamong Praja tingkat Kabupaten Lembata di Hotel Palm Indah, Lewoleba, Lembata, Jumat (9/9/2022) seperti dilansir dari AksiNews.com.

Ia juga memberikan peringatakan keras khusus kepada Sekda Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali. Warning itu disampaikan Gubernur Laiskodat secara langsung kepada Sekda Tapobali di hadapan penjabat Bupati Marsianus Djawa dan para kepala desa sekabupaten Lembata dalam Rapat ini juga dihadiri Ketua PKK Propinsi NTT/Ketua Dekranasda NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga anggota DPR RI. Mantan Sekda NTT, Benediktus Polo Maing pun tampak hadir dalam forum tersebut.

Peringatan pedas yang dilontarkan Gubernur Laiskodat ini berawal dari koreksinya atas angka-angka prosentase data kemiskinan di Kabupaten Lembata. Dia merasa janggal dengan angka jumlah warga miskin yang diprosentasekan. Karenanya, ia memanggil Kepala Bappelitbangda Lembata, Drh. Mantho Beyeng ke depan forum. Lalu, ia menyuruhnya menghitung kembali angka riil kemiskinan di Lembata, dengan mengalikan prosentase angka kemiskinan terhadap total jumlah penduduk Lembata. Ternyata, angkanya berbeda dengan data yang disodorkan padanya.

“Kalian punya gubernur ini bukan bodoh. Kalo saya datang saya lihat kalian saya tahu. Sekda mana? Kalian berdua (bersama Kepala Bappelitbangda-Red) atur ini barang, jangan kalian tipu. Penjabat ini kan baru sampe, kalian tipu dia, tapi kalian tidak bisa tipu saya. Saya hobi angka,” tegasnya, mengingatkan. Lebih lanjut, Gubernur Laiskodat menjelaskan bahwa dirinya berharap agar disajikan data riil tentang orang miskin di Lembata. Sehingga intervensi dari berbagai sector pemerintah maupun swasta, termasuk Bank NTT, bisa mencapai sasaran. “Kalau semua dana dari propinsi, kabupaten dan desa dikasih ke saya untuk saya urus ini kemiskinan, saya jamin 15 tahun selesai. Masa saya menjabat gubernur, saya mau kita urus ini dengan jujur dan benar,” tegasnya, lagi.

“Tolonglah kalian berhenti untuk tipu saya,” ucap Gubernur Laiskodat, setelah mempersilakan Kepala Bappelitbangda duduk kembali di kursinya.

“Ini angka kalau kita koreksi bagus, kan tidak begini. Atau, kalian sedang menipu angka jumlah penduduk? Bisa saja, angka riil kemiskinannya begini, jumlah penduduknya kalian nipu saya?” ujar politisi partai NasDem ini.

“Betul tidak? Woe kepala desa dong, betul tidak?”, teriak Gubernur kepada para kepala desa, dan menambahkan, “Kalian jangan lihat begini, lalu kau pikir kau aman. Kau yang masalah nomor satu.”

Berkali-kali ia mengingatkan bahwa dirinya tidak datang untuk dihormati. Ya, “Sudahlah, kalian jangan pikir bahwa saya datang supaya kalian hormat saya sebagai gubernur. Buat apa saya gubernur lalu kita tidak bisa menyelesaikan ini urusan,” tandasnya.

Gubernur Laiskodat menjelaskan bahwa investasi pemerintah melalui APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota dan Dana Desa mencapai hampir Rp 42 triliun. “Tapi kita tetap miskin”, ujarnya.

“Saya kan tidak datang untuk kalian hormat saya. Pake benggol-benggol itu supaya kalian hormat saya. Saya punya jabatan, saya tidak tertarik untuk jabatan itu. Saya ingin agar NTT saat saya pimpin ini martabatnya tidak dimaki orang sebagai propinsi termiskin,” tegasnya.

Dia meminta agar seluruh aparatur pemerintah kabupaten dan desa menyampaikan data riil soal angka kemiskinan atau jumlah masyarakat miskin. Ya, “Saya ingin agar seberapa tinggipun angka kemiskinan itu harus riil. Sehingga saya bisa ambil kebijakan sebagai gubernur ataupun keududukan saya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat untuk mendesign pembangunan seluruh propinsi ini,” tegas Laiskodat.

“Tapi kalau kalian kasih saya itu data palsu, bahaya saya ini. Sehebat apapun saya kerja, palsu semua ini. Bisa berubah tidak? Caranya? Bagaimana caranya? Datanya harus benar atau palsu? Orang yang terima harus benar atau tidak?,” Tanya Gubernur, yang langsung dijawab riuh para kepala desa sambil bertepuk tangan.

Gubernur menambahkan, “Kalau dapat gratis, semua (orang) akan minta miskin. Benar tidak? Janganlah kepala desa, lurah, udahlah”.

“Saya ndak peduli siapa dia, agamanya apa, suku apa, saya ndak peduli. Selama dia miskin, tanggungjawab gubernur untuk membereskan. Karena itu, saya butuh data riil. Data ini harus disiapkan. Berhentilah dalam kemunafikan kita. Masak kamu bikin malu gubernur. Ini gubernur kalian ini. Masak bikin malu saya. Nanti kalau saya gagal, orang bilang masak Lembata pilih gubernur abal-abal, gubernur palsu macam begitu. Masak kalian tidak malu,” ucap Gubernur Laiskodat.

Laiskodat pun mengungkapkan bahwa Lembata merupakan lumbung suara Viktory-Joss dalam perhelatan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT empat silam. Ya, “Lembata ini penyumbang (suara) terbesar saya menjadi gubernur loh. Kalian mau permalukan? Kalian punya barang baru kalian mau permalukan? Mau?”, tanya Laiskodat yang langsung disambut riuh suara menjawab, “Tidak!”.

“Iya kalian punya asset terbesar. Ini saham terbesar Lembata loh. Gubernur NTT ini Lembata punya saham besar sekali. Jadi kalian harus nomor satu, paling depan, karena kami pemilik gubernur ini. Bikin malu gubernur ya kalian juga ikut malu,” ujarnya, mengingatkan. (*/AN-01/SI

Center Align Buttons in Bootstrap