Lemhanas Terpukau Program TJPS di NTT, Dijadika Pilot Project untuk Provinsi Lain

514
Tenaga Ahli Pengajar Bidang Geopol dan Wasantara Lemhannas RI, Rachmat Hartoyo, S.Sos., M.M., CHRMP ketika berada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT, Kamis (25/8/2022). Foto: Lucky F. Koli

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Salah satu program unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini adalah Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) pola kemitraan. Program yang dikemas dalam kerja sama pentahelix ini mengundang rasa kagum dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategik ketahanan nasional dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan ini melakukan studi kesuksesan program TJPS di NTT.

Tim Lemhanas membawa peseta Program Pendidikan Reguler (PPRA) sebanyak 100 peserta dari unsur TNI/Polri, beberapa kader Partai, Pemda ada juga dari Papau, Gorontalo dan Manado. Tim tersebut dibagi dalam 4 kelompok yang menyebar di Sumatera Barat, Bangka Belitung, Papau dan NTT.

“Tujuan kita NTT adalah mengangkat dan melakukan studi lapangan terkait isu strategis nasional. Di NTT ini kami mendengar bahawa produk unggulan Pemda NTT adalah Pariwisata dan Pertanian yang menurut kami sangat sukses,” sebut Tenaga Ahli Pengajar Bidang Geopol dan Wasantara Lemhannas RI, Rachmat Hartoyo, S.Sos., M.M., CHRMP ketika ditemui SelatanIndonesia.com di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT, Kamis (25/8/2022).

Rachmat Hartoyo mengatakan, setelah melakukan studi kesuksesan program TJPS serta pengembangan sector pariwisata yang terintegrasi dengan sejumlah sector lain, menjadikan bekal bagi Lemhanas untuk melakukan kajian agar diterapkan di provinsi lain di Indonesia.

“Kami sudah melihat langsung di beberapa desa, memang ada kendala seperti air, pupuk dan mekanisasinya namun program ini sangat bagus. Ini akan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef A. Nae Soi menerima kunjungan Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto, dan sejumlah pejabat Lemhanas di ruang Rapat Gubernur NTT Senin (22/8/2022). “Kita sudah memikirkan sebuah strategi pembangunan ekonomi di NTT dengan mendorong pariwisata sebagai Prime-Mover (motor penggerak utama) ekonomi. Banyak persepsi mengatakan bahwa pariwisata hanya sebagai atraksi alam saja atau budaya dan sejenisnya, namun untuk memahami atau mengerti apa itu pariwisata tidak mudah, karena ini merupakan sebuah ilmu baru yang harus lebih didalami oleh masyarakat kita sendiri. Masyarakat tidak cukup sampai ditahap mengerti apa itu pariwisata saja, tetapi masyarakat dan pemerintah juga harus mempunyai awareness (kesadaran) sebagai bentuk keterlibatan dalam program pembangunan ekonomi pariwisata sebagai Prime-Mover ekonomi di NTT,” sebut Gubernur Laiskodat.

Doktor Pariwisata Jebolan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ini mengatakan, dalam strategi pembangunan ekonomi (prime-mover) masyarakat dan pemerintah perlu memahami konsep “5 A ESSENTIALS” yaitu Awareness, Amenitas, Atraksi, Akomodasi, Aksesibitas.

“Untuk menghidupkan rantai pasokan pangan (supply chains) melalui strategi-strategi kolaborasi, salah satunya ditempuh dengan “PROGRAM TANAM JAGUNG PANEN SAPI”. Lewat program ini kita mendorong agar sektor pertanian berkembang dengan tanaman jagung, dan sektor peternakan juga ikut menyiapkan limbah pertanian, yang dapat dikelola dengan baik, sehingga pakan ternak juga dapat tercukupi dengan baik pada musim kemarau”, jelas Gubernur Laiskodat.

Gubernur Laiskodat menegaskan, program kolaborasi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka dipastikan NTT akan menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia tahun 2030 nanti.

“Jika di NTT tersedia bahan pangan yang cukup dan NTT sebagai sumber EBT terbesar dapat mengembangkan optimal EBT tersebut, maka kita akan dapat menguasai dunia. Iridiasi tertinggi di Indonesia berada di NTT tepatnya di Pulau Sumba, Pulau Timor dan Sabu Raijua, namun lahan yang terjangkau sangat kecil. Pulau Sumba memiliki potensi hingga 10 Giga, menurut riset terbesar didunia sekarang,” ujarnya.

Gubernur Laiskodat berharap, iridiasi yang ada di NTT ini, bisa dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik dan benar, agar bisa menjadi sumber Energi Baru Terbarukan yang bisa bersaing dan menjadi sumber atau pilar kekuatan utama untuk Indonesia terkhususnya NTT.

Disebutkan, NTT tidak hanya sekadar memiliki kekuatan iridiasi yang sangat besar, namun juga memiliki arus laut yang sangat kuat. Bahkan, beberapa negara yang memiliki rata-rata 70% energi listrik yang datang dari arus laut. Di NTT wilayah yang memiliki arus laut yang sangat luar biasa kuat berada diantara Flores Timur dan Adonara, antara Flores Barat dan Pulau Rinca, antara  Timur Pulau Semau dan Rote dengan Selat Puku Afu, dan antara Alor dan Lembata.

“NTT juga kaya akan SDA dan sumber energinya, diantaranya Flora dan Fauna yang begitu luar biasa, salah satunya flora khas yang dimiliki NTT yaitu Tanaman Kelor yang disebut sebagai Miracle Tree (pohon ajaib). Oleh karena itu, saya mendorong dan kepada kita semua menjadikan Kelor sebagai makanan tambahan untuk ibu-ibu menyusui, ataupun kepada anak-anak penderita stunting, mengingat tanaman Kelor merupakan tanaman yang daunnya memiliki potensi kandungan protein tertinggi. Hal ini terbukti berhasil melalui riset yang dilakukan WHO di Afrika, dimana mereka berhasil menyelesaikan gizi buruknya dengan mengkonsumsi daun kelor,” sebut Gubernur Laiskodat.***Laurens Leba Tukan/Frans Tiran

Center Align Buttons in Bootstrap