ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Matahari persis di atas ubun-ubun kepala. Panas dan gerah menyentuh kulit tubuh warga Desa Kolilanang, serta utusan dari tiga desa sekitarnya yaitu Koli Petung, Tikatukang dan Lamahoda di Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur siang itu, Selasa (2/8/2022).
Hawah panas di puncak kampung Cendrawasih-julukan beken untuk tim sepakbola yang saban tahun menggelar turnamen bergengsi Kolilanang Open itu seakan tidak dipedulikan. Warga di puncak Adonara itu menanti kedatangan Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi yang dijadwalkan melakukan peninjauan terhadap bekas bencana alam tanah bergeser yang menimpa wilayah itu 14 tahun silam. Turut mendampingi Doris Rihi seluruh unsur Forkopimda diantaranya Dandim Flotim, Ketua Pengadilan Negeri Larantuka, serta Pejabat yang Mewakili Kapolres dan Kejari. Juga sejumlah Pimpinan OPD.
Setelah menjalankan ritual adat singkat di Rumah Aadat Lewo Kolilanang, Doris Rihi menuju titik longsor akibat kejadian alam tanah bergeser di Dusun IV Riang Rere, Desa Kolilanang. Kendati sudah terjadi 14 tahun silam di jaman Flores Timur dipimpin oleh Bupati Simon Hayon, namun lokasi terdampak terutama pemukiman warga serta tanaman komoditi seperti kopi, kakao, mente dan kelapa sebagai penopang hidup warga setempat tetap dalam ancaman. Bahkan kondisi di wilayah itu makin parah ketika diterjang badai silikon tropis seroja awal April 2021 lalu.
Sebuah longsoran besar menganga di depan mata Doris Rihi ketika mantan Penjabat Bupati Sabu Raijua itu melihat langsung lokasi bekas reruntuhan. Ia berdiri persisi di bibir jurang. Tangan kanannya memegang dahan kopi yang sempat selamat dari amukan seroja setahun lalu. Sesekali tangan kirinya yang tanpa tisu dan sapu tangan, menyeka butiran keringat yang menetes dari kulit keningnya. Ia tertegun dengan tatapan syaduh. Ia nampak ikut larut dalam nestapa yang menimpa warga di empat desa terdampak.
“Kondisi ini segera ditangani. Pertama kita mesti tanam bambu sebanyak-banyaknya di daerah ini. Pak Kadis LHK, segera koordinasikan untuk penanaman bambu di wilayah ini. Bambu itu sifatnya menahan longsor. Selain nanti kita pikirkan untuk penanganan secara teknis, tetapi untuk saat ini segera tanam bambu,” sebut Doris Rihi sembari memanggil Kepala Dinas Lingkungan Hidup Servulus Sater Demoor dan Kadis PU Flotim Johanes Berchmans Tukan untuk mendekat ke titik pijaknya di pinggir tebing.
Kedua pimpinan OPD itu menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti arahan Penjabat Bupati Doris Rihi untuk menangani dampak bencana tersebut.
Kepala Desa Lamahoda, Muhammad Musbah mengaku sangat bersyukur karena wilayahnya dukunjungi Penjabat Bupati Floim. Ia bahkan bersedia bersama masyarakat dan jajaran dinas terkait untuk menindaklanjuti arahan Penjabat Bupati dalam menangani dampak bencana itu.
“Atas nama seluruh warga masyarakat Desa Lamahoda, saya menyampaikan terimakasih kepada Pak Penjabat Bupati beserta Ibu dan seluruh jajaran Pimpinan OPD yang sudah melihat langsung kondisi kami akibat bencana tahun 2008 yang lalu dan juga bencana seroja. Saya juga sudah mengundang langsung Pak Penjabat Bupati untuk hadir dalam acara penanaman jahe di kebun desa Lamahoda dalam waktu dekat,” ujar Kades Lamahoda.
Usai dari Desa Lamahoda, Doris Rihi menuju Desa Kolimasang. Di sana telah menanti Ama Bias dan Ama Dore sebagai tokoh adat Lewo Kolimasang beserta Kepala Desa Kolimasang Anwar Potong dan Ketua BPD Timotius Lali dan sejumlah tokoh masyarakat.
Aneka keluhan warga disampaikan Kades Kolimasang dan warga mulai kesulitan air bersih, kebutuhan pipa, perbaikan irigasi Waigowa serta jalur jalan Koli-Sagu yang hingga kini belum dikerjakan. Juga, keluhan tentang ruang kelas baru di SMP Negeri Panca Marga dan jabatan Kepala Sekolah SMA Negeri Adonara yang hingga kini masih berstatus Plt. Semua keluhan itu telah tercatat baik oleh Doris Rihi dan Pimpinan OPD terkait dan akan ditindaklanjuti seuai skala prioritas dan sesuai ketersediaan anggaran.
“Semua keluhan tidak bisa langsung direalisasikan besok atau lusa, atau tahun depan. Semua butuh proses dan perjuangan. Intinya kami sudah lihat langsung dan mendengar semua keluhan, kita akan kerjakan bertahap. Jika ada keluhan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi maka saya segera koordinasikan,” sebut Doris Rihi.
Kehadiran Penjabat Bupati Flotim beserta jajaran dinas teknis di lokasi bekas bencana tanah bergeser, setidaknya mampu mengobati kerisuan warga empat desa yang terdampak. Juga respons atas aspirasi terpendam dari Desa Kolimasang bisa memberikan angin segar akan sebuah perubahan di kawasan kantong komoditi itu.***Laurens Leba Tukan