MBAY,SELATANINDONESIA.COM – Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do telah menginstruksikan kepada seluruh Kepala Desa (Kades) agar menyimpan dana di Bank NTT. “Saya sudah instruksikan ke semua desa agar menyimpan dananya hanya satu-satunya di Bank NTT,” sebut Bupati Don Bosco di hadapan Gubernur Liskodat, Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho serta rombongan saat acara pengresmian Desa Ululado sebagai Desa Binaan Bank NTT, Selasa (12/4/2022).
Meski demikian, Bupati Don Bosco meminta manajamen Bank NTT agar membuka layanan secara merata sampai ke seluruh pelosok Kecamatan dan pusat-pusat perekonomian warga. “Terutama mesin ATM bisa disiapkan betul agar masyarakat kita tidak mengalami kesulitan dalam bertrasnkasi,” sebutnya.
Komitmen Bupati Don Bosko itu dikemukakan kembali ketika diwawancarai di Kampus Bambu di Desa Turetogo, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, Kamis (14/4/2022). Ia mengatakan, sejumlah sumber pendanaan di desa seperti Alokasi Dana Desa, bagi hasil pajak dan retribusi harus disimpan di Bank NTT. “Kita sedang membantu Bank NTT agar mengelola dana yang cukup supaya sayrat yang diminta OJK bisa terpenuhi agar bisa menjadi Bank Devisa. Ini bagian dari mimpi besar kita karena jika pelabuhan di Kupang menjadi HUB port maka bisa export langsung semua komiditi kita dan Bank NTT bisa membiayai langsung,” ujarnya.
Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho mengatakan, konsep kebijakan pembangunan yang dikemukakan Bupati Nagekeo, sudah melalui suatu proses pertimbangan yang dilandasi berbagai kondisi riil yang terjadi. Ketika Pandemi dan Seroja, terjadi keterpurukan dan rekonstruksi di berbagai aspek kehidupan baik dari spiritual, kesehatan, pendidikan, teknologi dan aspek lainnya. “Semua aspek itu tidak bisa dipilah dan dipisahkan, tetapi menjadi satu mata rantai. Dan, dari semua aspek ini, ada satu yang sangat berpengaruh dan menjadi penggerak yaitu aspek ekonomi. Karena ekonomilah yang menjadi penggerak utama untuk terus bertumbuh bahkan sampai berbuah,” sebutnya.
Menurut Dirut Aleks, pandangan Bupati Nagekeo sudah mendalami semua aspek sehingga perlu mereenjinering kembali sistim pembangunan dan tata kelola kebijakan dilakukan dengan mengatur sisitm perekonomian keuangan dengan lebih baik. “Bank NTT ini pemerintah punya bank, dan dari pengalaman Pak Bupati Nagekeo sudah memberikan pilihan dan pertimbangan bahwa ternyata dalam fungsi sebagai Bank Pembangunan Daerah mampu sebagai mitra pembangunan yang baik untuk mengakselerasi berbagai program kerja dan kebijakan sehingga bisa terimplementasi dan bermanfaat postitif, bahkan berkontribusi bagi pemerintah masyatat dan swasta. Ini landasan kebijakan Pak Bupati Nagekeo yang sangat tepat,” ujar Dirut Aleks.
Ia menyebutkan, bagi pemerintah, dengan bank miliknya, bisa mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Dan jika ada sebuah kondisi yang menggangu, maka dengan kewenangannya bisa mengendalikan dan bisa menstabilkan sisitm ekonomi. “Dasar pemikiran pertimbangan Pak Bupati Nagekeo dengan menunjuk Bank NTT itu karena kita punya kemampuan selain menjalankan fungsi intermediasi bank secara umum, tetapi terlebih menjadi agen of development harus bisa menterjemahkan dan menjaga kepercayaan dengan menyesuaikan berbagai kepentingan layanan jasa perbanakan baik oleh masyarakat dan pemerintah dengan baik mulai dari desa, Kecamatan dan Kabupaten,” jelasnya.
Namun, kata Dirut Aleks, semua itu dilakukan tanpa keluar dari reel, atau regulasi yang ada misalnya kompalin, dan metigasi harus tetap terjaga. Apalagi dunia digital saat ini banyak hal bisa dipermudah dan dipercepat, tetapi sisi aman dan valid harus tetap tertata dengan baik. “Dan Bank NTT mampu beradaptasi dengan kondisi-kondisi seperti itu,” katanya.
Tidak hanya itu, tambahan pertimbangan Bupati Nagekeo dengan memberikan dukungan kepada Bank NTT untuk berpartisipasi lebih aktif itu punya multiplier effect dan langsung didapat. Dari sisi pemerintah kata dia, ada deviden dan manfaat sosial yang bisa diperoleh Pemerintah Daerah, misalahnya tanggung jawab sosial badan usaha atau CSR juga turut memberi warna untuk kebijakan bisa dilihat yang bisa menghidupkan.
“Dengan memberdayakan Bank NTT, itu keuntungan bagi daerah dan masyarakat langsung teras. Kalau bank lain maka terjadi capital flight, dan keuntungan bagi daerah juga tidak ada,” katanya.
Ia menambahkan, keseriusan Bank NTT menyiapkan aneka layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan Pemda, dilakukan dengan melihat dan mengaji juga melakukan riset kemudian mengevaluasi berbagai prospek bisnis, apalagi berada di era digitalisasi.
Dijelsakna, beberapa bisnis di digital itu sudah sampe pada tahap metaverse yaitu penggunaan teknologi yang melapaui alam semesta. “Kita Bank NTT yang baru dua tahun ini bisa melakukan perubahan besar. Dan adaptasi dengan keadaan ini kita sudah mempunyai strategi bisnis yang bisa diandalkan untuk mengahadapi kondisi geografis dan topografi NTT dengan berbagai tantangan infratruktur misalnya jalan, transportasi, kelistrikan dan rasio ketersediaan internet,” katanya.
Ia menambahkan, beberapa hari kedepan, di Wolobobo, Kabupaten Manggarai Barat, bank NTT akan menunjukan sebuah teknologi bahwa bank tidak hadir lagi secara fisik. Namun, Bank NTT bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari proses transformasi digitalisasi Bank NTT.
“Kita rektrut dan latih mereka untuk menjadi agen digital Bank NTT. Kita sudah belajar dari 2018 sampai 2022 dan sudah menemukan solusi yang tepat, yaitu ada agen laku pandai BjuBisa, Ini akan menjawab harapan dan tuntutan masyarakat untuk hadirnya layanan perbankan sesuai dengan era teknologi dan digitalisasi di tempat yang serba kekurangan yang sulit jaringan internet kita mampu untuk memfasilitasi layanan jasa perbankan,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan