ENDE,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan, Bank NTT harus mampu menjadi motor penggerak atau lokomotif bagi kebangkitan perekonomian NTT terutama pada sector UMKM. Karena itu, setiap pimpinan daerah dan Bank NTT harus mampu bekerjasama dengan baik sehingga masyarakat bisa dipermudah dalam mengakses modal usaha.
Gubernur Laiskodat mengatakan itu ketika meresmikan Kantor Fungsional Bank NTT Moni di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Senin, (11/2/2022). “Saya minta agar kemanapun Bupati atau Wakil Bupati pergi harus ditemani oleh Kepala Cabang Bank NTT di masing-masing Kabupaten sehingga ketika ada masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha bisa langsung dieksekusi. Usahakan supaya Kepala Cabang Bank NTT di kabupaten itu tidak boleh duduk di kantor. Dia harus bersama dengan bupati dan wakil bupati di lapangan,” tegas Gubernur Laiskodat.
Disebutkan Gubernur Lasikodat, desain ekonomi kedepan untuk sektor riil akan bertumpu pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Saat ini bank-bank di seluruh dunia sudah berkiblat untuk pengembangan UMKM. Untuk mengangkat setiap kekayaan alam dan potensi lokal yang ada di masing-masing wilayah maka UMKM harus menjadi perhatian semua pihak untuk dibantu dalam berbagai hal termasuk mempermudah akses keuangan.
“UMKM harus bisa mengangkat local resources atau kekayaan alam yang ada di setiap daerah sehingga ekonomi rakyat akan berjalan. Ekonomi rakyat itulah yang akan menjadi penyangga ekonomi daerah dan penyangga ekonomi negara. Dan ini adalah mimpi bapak Presiden Joko Widodo. Nah disitulah manfaat Bank NTT hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memudahkan mereka dalam mengakses keuangan,” ujar salah satu pendiri partai NasDem ini.
Gubernur Laiskodat mengatakan, setiap tahun capital flight atau uang keluar dari NTT mencapai Rp 13 triliun rupiah. Itu semua merupakan belanja untuk memenuhi kebutuhan termasuk barang yang semestinya bisa diproduksi oleh UMKM jika mereka dilatih secara profesional. Dia mencontohkan, untuk membeli shampo saja, ada 15 miliar uang keluar dari NTT. Padahal ada bahan-bahan yang bisa diproduksi oleh UMKM untuk menjadi shampoo.
“Kita harus bangga jika kita memakai produk dalam daerah kita sendiri, Presiden selalu tegaskan untuk bangga dengan buatan dalam negeri. Saya minta kalau bisa UMKM yang ada di Ende harus bisa bikin shampo sendiri. Mungkin tidak sebaik yang kita beli dari buatan pabrik di Jawa, tapi jika kita mencintai produk sendiri maka suatu saat kita akan punya produk yang tidak kalah kualitas dari daerah lain,” ujranya.
Direktur Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, kehadiran Kantor Fungsional Bank NTT Moni, seturut dengan Undang-Undang Perbankan maupun Peraturan OJK, yang mana mengatur bahwa yang disebut bank umum konvensional ada beberapa kategori yakni kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor fungsional.
“Seiring dengan peraturan OJK yang baru maka tidak ada lagi kantor kas dan Kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD). Kantor fungsional itu berfungsi untuk melakukan intermediasi bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana,” jelasnya.
Dirut Aleks mengatakan, kehadiran kantor Bank NTT dalam skala fungsional, selaras dengan dengan program Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yakni membangkitkan UMKM yang ada di setiap daerah di NTT. Kehadiran kantor fungsional Bank NTT salah satu fungsi intermediasinya adalah menyalurkan kredit pada sektor UMKM.
“Pandemi telah membuktikan bahwa UMKM telah teruji memiliki daya tahan, daya tumbuh dan daya saing untuk menopang pembangunan ekonomi di Kabupaten Ende, Provinsi NTT bahkan Indonesia. Kehadiran bank ini bagi pemerintah memiliki dua fungsi yaitu fungsi untuk mengendalikan dan fungsi untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan kekuatan ekonomi,” katanya.
Menurut dia, kehadiran kantor fungsional bank NTT adalah pendekatan pelayanan dalam jasa perbankan. Demikian juga dalam dunia usaha, tentu kehadiran bank di sebuah wilayah akan sangat membantu dalam mengakses keuangan. “Pembangunan akan berjalan dengan baik jika ada kolaborasi dan partisipasi semua pihak dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada dalam sebuah daerah,” ujar Dirut Aleks.
Alex Riwu Kaho menjelaskan, dengan diresmikannya kantor fungsional Bank NTT Moni, maka sudah ada 222 jaringan Bank NTT untuk seluruh wilayah NTT. Sementara untuk wilayah Kabupaten Ende, kantor fungsional Bank NTT Moni adalah jaringan yang ke-14.
“Kita memiliki tekad yang kuat agar Bank NTT akan hadir di setiap titik yang potensional untuk membantu akselerasi gerakan kebangkitan NTT menuju sejahtera. Hal ini akan tercapai apabila semua pihak, yakni masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan perbankan bersama-sama bekerja keras dan bekerja cerdas sehingga apa yang menjadi mimpi bersama yakni NTT Bangkit, NTT sejahtera akan tercapai,” sebutnya.
Bupati Ende, Djafar H. Achmad saat itu menyamapikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur Laiskodat yang telah memberikan kepedulian besar dalam pembangunan infrastruktur khususnya jalan Provinsi di Kabupaten Ende. “Tahun 2021, Kabupaten Ende mendapatkan alokasi anggaran Rp 54 miliar untuk pembangunan jalan. Sepanjang sejarh, baru kali ini jalan provinsi dituntaskan dalam satu tahun. Keberhasilan pembangunan seperti ini patut kita tiru dan kita pertahankan,” sebut Bupati Djafar.
Bupati Djafar menambahkan, pada tahun anggaran 2022 ini, ruas jalan Aegela-Ende akan diperlebar karena mendapat anggaran sebesar Rp 200 miliar.
Apresiasi Bupati Djafar juga disampaikan kepada Bank NTT yang telah membangun Kantor Fungsional Bank NTT di Moni. “Terima kasih Bank NTT, karena dengan kehadiran Bank NTT di Moni ini akan membangkitkan perekonomian masyarakat di Moni,” sebut Bupati Djafar.
Kehadiran Gubernur NTT di Moni, merupakan rangkaian agenda kunjungan kerja (Kunker) Gubernur Laiskodat di Lembata dan daratan Flores selama 17 hari sejak Kamis (7/4/2022). Gubernur didampingi Dirut Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho dan dua Direktur diantaranya Paulus Stefen Messakh, dan Hilarius MInggu, Staf Khusus Prof. Daniel Kameo, Dr. Imanuel Blegur, H. Anwar Pua Geno, Esau Eno Sam Koene dan Bartol Badar. Selain itu para pimpinan OPD diantaranya, Kadis PUPR Maksimus Nenabu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Lecky F. Koli, Plt. Kadis Perikanan dan Kelautan Gorge Hadjo, Kadis Kopnakertrans Silvy Pekudajawa, Kadis Pariwista Dr. Sonny Libing, Kaban Pendapatan dan Aset Daerah Aleks Lumba, Kadis Perhubungan Iszhak Nuka, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinana Terpadu satu Pintu, Marianus Djawa, kadis PMD Viktor Manek, Karo Adminstrasi Pimpinan Setda NTT Prisilia Parera dan sejumlah pejabat lain.*** Laurens Leba Tukan