Stunting 20,9 Persn, Wabup Sumba Timur Pimpin Langsung Intervensi Gizi Anak

217
Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, ST saat memimpin rapat Percepatan Penanganan Stunting dan Gizi Buruk bersama Pimpinan Perangkat Daerah dan Camat terkait program percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Sumba Timur, Senin (28/3/2022).Foto:Protokol Sumba Timur

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Penanganan stunting kian gencar dilakukan seluruh elemen untuk menekan laju peningkatan jumlah kasus. Di Kabupaten Sumba Timur, angka prevalensi stunting di kabupaten Sumba Timur berdasarkan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan tertanggal 25 Maret 2022 mencapai 20,9 persen.

Kondisi itu menempatkan Sumba Timur pada berkategori kuning dan berada pada urutan ke 2 setelah Kabupaten Ngada. Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, ST Data memaparkan data itu saat memimpin rapat Percepatan Penanganan Stunting dan Gizi Buruk bersama Pimpinan Perangkat Daerah dan Camat terkait program percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Sumba Timur Senin (28/3/2022).

Dilansir dari Protokol Sumba Timur disebutkan, Pemerintah Pusat menargetkan angka prevalensi kekerdilan atau stunting pada tahun 2024 berada di bawah 14 persen. “Untuk mencapai target itu, pemerintah Kabupaten Sumba Timur akan melakukan intervensi terhadap gizi anak, kondisi rumah, dan ketersediaan air. Ini harus dikerjakan secara terpadu yang melibatkan pemerintah kabupaten, Kecamatan, Desa dan seluruh masyarakat,” sebut Wabup David Melo Wadu.

Data yang diperoleh SelatanIndonesia.com dari Ketua Pokja Penanganan Stunting Provinsi NTT, Ir. Sarah Lery Mobeik menyebutkan, seluruh Kota dan Kabupaten di NTT hanya Kabupaten Sumba Tengah yang saat ini (Per Februari 2022) berada pada prosentase terendah satu digit yaitu 8,8 persen. “Sumba Tengah total coverage (pencakupan)nya paling rendah seluruh NTT yaitu hanya 7.635 anak balita, dan posisi terakhir ada di 8,8 persen,” Sarah Lery Mboeik kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (27/3/2022).

Dua Kabupaten lain yang total coverage terendah adalah Kabupaten Nagekeo dengan jumlah 11.376 anak balita dengan posisi terakhir 10,4 persen. Dan, Kabupaten Ngada dengan jumlah 10.918 anak balita dengan posisi terakhir ada pada 10,6 persen. Sedangkan Kabupaten denga total coverage tertinggi ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 41.707 anak balita dengan posisi stunting 29,8 persen (data Februari 2022).

Lery Mboeik menjelaskan, dari evaluasi hasil operasi timbang periode Februari 2022 yang dilakukan pada 18/3/2022 diperoleh sasaran balita tanhun 2022 sebanyak 548.249 balita. Dari data tersebut, balita ditimbang hingga priode Februari 2022 sebanyak 414.362 balita atau 75,6 persen. Sedangkan, sasaran balita yang telah diinput melalui ePPGBM periode Februari 2022 sebanyak 414.362 atau 100 persen.

“Hasil status gizi balita periode Februari 2022 adalah Stunting sebanyak 91.032 balita atau 22,0 persen, Wasting sebanyak 42.068 balita atau 10,2 persen dan Underweight sebanyak 95.179 balita atau 23,0 persen,” jelas Lerry Mboeik.***Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap