Gubernur Laiskodat Optimis Modal Inti Bank NTT Rp 3 Triliun di 2023, Jalan Tol Menuju Bank Devisa

375
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemegang Saham Pengendali Bank NTT dan Bupati Kupang Korinus Masneno serta Bupati Sumba Tengah Pulus S.K. Limu usai RUPS Tahunan Tahun 2021 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2022 Bank NTT di Lingko Meeting Room, Sudamala Resort Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (17/3/ 2022). Foto: SelatanIndonsia.com/Laurens Leba Tukan

LABUANBAJO,SELATANINDONESIA.COM–Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank NTT, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengaku optimis bahwa, modal inti minimum Bank NTT sebesar Rp 3 Triliun akan terpenuhi pada tahun 2023 mendatang. Dengan demikian, impian menuju Bank Devisa seakan berada di jalan tol karena dengan muda akan terwujud.

Optimisme itu disampaikan Gubernur Laiskodat usai memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun 2021 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2022 Bank NTT di Lingko Meeting Room, Sudamala Resort Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (17/3/ 2022).

“Soal optimisme kita sebagai pemegang saham sudah berjalan baik dan kalau bisa jalan baik, dan memang ini tidak berubah maka di tahun 2023 sudah cukup. Kecuali ada perubahan mendasar, kalau tidak ya, dengan pola sekarang, maka tahun 2023 bisa terpenuhi kebutuhan modal inti minimum 3 Triliun itu,” sebut Gubernur Laiskodat.

Optimisme yang sama juga disampaikan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore yang ditemui di arena RUPS. “Saya selain sebagai pemegang saham, tetapi masyarakat umum melihat bahwa Bank NTT saat ini ada pada satu jalur yang bagus untuk mencapai pada level Bank Devisa. Untuk mencapai Bank Devisa harus kita mendukung permodalannya. Oleh karena itu Pemkot harus terlibat dalam mendorong Bank NTT menjadi Bank Devisa,” sebut Walikota Jeriko, sapaan akrab Jefri Riwu Kore.

Selain itu, Bank NTT dalam digitalisasi perbankan sudah hampir sama dengan Bank BCA dan Bank Mandiri. “Kalau kita buka aplikasi BPunk Mobile itu sama persisi viturenya dengan Bank BCA dan Bank Mandiri. Ini sebuah terobosan yang memudahkan nasabah,” sebut Walikota Jeriko.

Itu pasalnya, ia terus berkomitmen untuk mendukung Bank NTT meski di ujung masa jabatannya. “Pemkot Kupang mesti terus memberikan dukungan kepada Bank NTT, tanpa kita mau angkat-angkat Bank NTT tetapi memang relalitasnya begitu. Apalagi saat sekarang kalau mau buka rekening atau urusan apapaun di Bank NTT, tidak antri-antri lagi. Itu sebabnya kita terus mendorong cita-cita Bank NTT menjadi Bank Devisa di tahun 2023, sehingga kekurang modal yang menjadi dasar bisa tercukupi,” katanya.

Walikota Jeriko mengatakan, pada RUPS di tahun-tahun sebelumnya, sudah disepakati bahwa deviden yang diperoleh akan dipotong 50 persen lalu disetor kembali dalam bentuk penyertaan modal. “Kita mendukung semua pencapai target modal itu. Contoh Kota Kupang punya saham dari dulu sampai sekarang di tahun 2021 sekitar Rp 97 Miliar lebih. Sekarang sudah Rp 110 miliar. Ketika tahun 2021, kita sudah dapat deviden mencapai Rp 155 miliar, ini sesuatu yang luar biasa. Dan memang punya potensi bagus mendapatkan deviden dari Bank NTT, maka seblum RUS kita sertakan lagi modalnya dua hari lalu,” sebut Walikota Jeriko.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho bersama jajaran Direksi dan Komisaris memberikan keterangan pers usai RUPS Tahunan Tahun 2021 dan RUPS Luar Biasa Tahun 2022 Bank NTT di Lingko Meeting Room, Sudamala Resort Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (17/3/ 2022). Foto: SelatanIndonsia.com/Laurens Leba Tukan

Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho menyampaikan apresiasi dan menaruh rasa hormat yang tinggi kepada seluruh pemegang saham Bank NTT. “Sampai dengan hari ini, baru pertama terjadi dalam sejarah perjalanan Bank NTT bahwa dalam waktu yang sangat singkat dalam tahun buku yang awal ini telah terhimpun sekitar Rp 100 miliar  lebih dari 14 pemegang saham,” ujarnya.

Menurut Dirut Aleks, pencapaian itu memberikan suatau optimisme yang kuat karena dengan adanya penyertaan modal ini akan memberikan ruang gerak yang lebih memdai untuk menjalankan fungsi intermediasi Bank NTT bisa berjalan maksimal. “Khususnya beberapa regulasi yang terkait dengan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit). Dan kita sedang menggenjot untuk upaya realisasi pinjaman daerah bisa disetujui oleh Kemendagri sehingga akan memenuhi harapan para pemegang saham yang melakukan pinjaman daerah di Bank NTT bisa segera teralisi,” ujar Dirut Aleks.

Disebutkan, rekomendasi ini juga pasti dilandasi oleh pengamatan para pemegang saham terhda pencapaian kinerja Bank NTT. “Kita bersyukur dan terimakasih kepada OJK Perwailan NTT untuk periode semester 2 tahun Buku 2021, kita diberikan penilaian komposit tingkat kesehatan dua atau sehat. Jadi sudah dua semester kita mencapai predikat sehat. Secara paralel kita terus mempersiapkan porses-proses untuk Bank NTT menjdi Bank Devisa. Tinggal menunggu satu semeseter lagi, asesmen tingkat kesehatan bank untuk menjdi hal yang esensial dalam proses persetujuan administrasi pengajuan perijinan Bank Devisa,” jelas Dirut Aleks.

Dirut Aleks menambahkan, secara paralel, persiapan SDM sudah dan terus dilakukan di bidang IT, Bidang SOP dan insfatsrutur lainnya termasuk fisibility study. Bahkan, konsultan sudah dilakukan dan sekarang sudah berjalan untuk memastikan dalam waktu tahun 2023, proses menuju Bank Devisa bisa terwjud dengan baik. “Tentu membutuhkan dukungan semua pihak, sehingga apa yang menjdi harapan dan kebutuhan dalam proses intermediasi semua sturuktur ekonomi dan kebutuhan layanan di bidang devisa bisa tersedia dan terlayani dengan baik,” katanya.

Disebutkan Dirut Aleks, dengan peningkatan setoran modal ini akan memberikan akselesari bisnis dan proses bisnis yang memadai. “Baru 77 hari di tahun 2022, laba kita tercatat sementara Rp 100 miliar. Ini pertumbuhan yang sangat luar biasa karena ditopang oleh perbaikan manajemen dan membaiknya kimitmen, militansi dan daya juang serta daya tahan segenap komponen Bank NTT secara internal,” ujar Dirut Aleks.

Tidak hanya itu, peningtakan setoran modal itu juga lantaran meningginya tingkat keprcayaan dari berbagai pihak eksternal baik masyarakat, pelaku ekenomi dan mitra yang tersu berkontibusi nyata dalam terjalinnya sinergitas dan kolaborasi.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap