Gubernur Laiskodat Satukan Tanah dan Air dari Rahim Flobamorata untuk IKN

554
Bupati Sumba Tegah Paulus S.K. Limu dan wakilnya Daniel Landa didampingi Tokoh Adat Umbu Siwa ketika menyerahkan tanah kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk disatukan dengan tanah dan air dari rahim Flobamorata untuk selanjutnya dibawa ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur. Acara tersebut dilakukan Jumat, (11/3/2022) di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menyatukan tanah dan air yang dibawah dari pulau-pulau di NTT untuk selanjutnya dibawa ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Acara penyatuan tanah dan air itu dilakukan dalam seremonial adat yang digelar di depan Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Jumat (11/3/2022).

Ada tujuh Bupati di Provinsi NTT yang dipercayakan membawa tanah dan air dari wilayahnya masing-masing diantaranya Bupati Belu Taolin Agistinus, Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu dan Bupati Flores Timur Anton Hadjon yang membawa tanah. Sedangkan Bupati yang membawa air adalah Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Bupati Alor Amon Djobo, Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bulu dan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke.

Parade penyatuan tanah dan air dari rahim Flobamora untuk Ibu Kota Nusantara itu didahului dengan sapaan adat Natoni. Sapaan adat itu untuk menyambut tujuh bupati yang didampingi para tokoh adat dari kabupaten masing-masing yang membawa air dan tanah dalam kemasan wadah tradisional seperti bambu dan tempayan yang dibalut kain tenun khas dari daerah masing-masing.

Bupati Belu Taoilin Agustinus didaulat pertama untuk menyerahkan tanah dalam tempayan yang dibalut kain tenun Dawan kepada Gubernur Laiskodat. “Saya Bupati Belu mewakili seluruh masyarakat Belu menyerahkan tanah ini untuk dibawa ke Ibu Kota Nusantara, semoga tanah ini menjadi fondasi yang kokoh menyatukan seluruh wilayah NKRI,” sebut Bupati Belu sembari menyerahkan tanah.

Selanjutnya Bupati Flores Timur Anton Hadjon yang didampingi Raja Larantuka, Don DVG menyerahkan tanah kepada Gubernur Laiskodat. “Bawalah tanah ini sampai ke IKN untuk disatukan dengan tanah dan air diseluruh wilayah Indonesia untuk menjadi satu kesatuan bangsa dan Negara Indonesia,” sebut Don DVG yang mendampingi Bupati Anton Hajdon.

Giliran Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu dan Wakilnya Daniel Landa yang didampingi tokoh adat Sumba Tengah Umbu Siwa menyerahkan serpihan tanah kepada Gubernur Laiskodat. Dalam tuturan adat, tokoh adat Sumba Tengah Umbu Siwa menyampaikan bahwa tanah yang dibawa dari pulau Sumba itu adalah tanah penuh kedamaian. “Bawalah tanah ini dan satukan dengan tanah dan air dari seluruh Nusantara untuk menjadi satu kesatuan kekuatan yang utuh bagi Republik Indonesia,” sebut Umbu Siwa.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Wagub Josef A. Nae Soi dan Tujuh Bupati se NTT usai menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata di depan Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT untuk selanjutnya dibawa ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur. Acara tersebut dilakukan Jumat, (11/3/2022). Foto:SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

Selanjutnya Bupati Rote Ndao, Paulina Haning Bulu menyerahkan air kepada Gubernur Laiskodat. Diikuti Bupati Alor Amon Djobo, dan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke, serta Bupati Lembata Thomas Ola Langoday.

Setelah menerima air dan tanah dari ketuju bupati, Gubernur Laiskodat didampingi Wagub Josef A. Nae Soi menyatukan seluruh tanah dan air itu dalam dua tempayan yang terbuat dari tanah.

Tanah dan air yang dibawah oleh ketujuh Bupati itu merupakan perwakilan dari seluruh pulau di NTT. Prosesi pengambilan air dan tanah di wilayah masing-masing dilakukan dalam seremoni adat bersama para tokoh adat di wilayah masing-masing.

Gubernur Laiskodat mengatakan, Presdien RI Joko Widodo memerintahkan seluruh Gubernur untuk membawa tanah dan air dari seluruh wilayah di NKRI untuk disatukan nanti dalam acara para tanggal 14 Maret 2022 di Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. “Hari ini kita melakukan prosesi secara adat dan telah menciptakan sejarah baru dengan menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata ini untuk seterusnya disatukan dengan tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara untuk menjadikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” sebut Gubernur Laiskodat.

Ia memberikan apresiasi dan terimakasih kepada ketujuh Bupati dan pata tokoh adat yang terlibat membawa air dan tanah dari wilayahnya masing-masing. “Tanggal 13 Maret nanti saya akan bawa tanah dan air ini ke Kalimantan Timur dan bersama-sama dengan Bapak Presiden dan seluruh Gubernur untuk pembangunan di IKN. Kita doakan agar semuanya berjalan lancar dan kita akan memiliki sebuah ibu kota negara yang baru. Proses pemindahan ini sudah direncanakan jauh sebelumnya yaitu saat Presiden pertama Ir. Soekarno namun baru di masa Presiden Joko Widodo ini baru bisa terlaksana dengan baik,” sebut Gubernur Laiskodat.

Gubernur Laiskodat mengajak seluruh warga NTT untuk berdoa agar tanah dan air yang dibawah dari rahim Flobamorata ini memberikan sumbangsi energy, semangat dan dorongan untuk membangun IKN yang makin cepat dan berhasil. “Kita akan berbangga karena punya ibu kota negara yang baru yang membawa keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kedepan, kita tidak ke Jakarta lagi tetapi ke Kalimantan Timur dan itu sebuah kepurtusan menurut saya secara politik sangat luar biasa dan kita merupakan pelaku sejarah yang hadir hari ini,” sebutnya.

Ia menambahkan, tanah dan air yang tersisa akan disimpan di Museum Provinsi NTT sebagai bukti bahwa sebagiannya dibawa ke Kalimantan Timur untuk pembangunan IKN dan sisanya menunggu disisni untuk menjadi satu kesatuan yang utuh demi NKRI.

Acara seremonial penyatuan tanah dan air itu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh lima tokoh agama yaitu Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budah.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap