PBNU Butuh Regenerasi Kepemimpinan, NTT Dukung Gus Yahya Staquf

252
Rais Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan pemimpin umat Katolik se dunia, Paus Fransiskus. (Istimewa)

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Jelang Muktamar NU yang bakal digelar di Lampung 23-25 Desember 2021 mendatang, diwarnai kompetisi dua nama beken. Dua kandidat yang bakal bersaing ketat di arena Muktamar nanti yakni Prof. Dr. KH Said Agil Siraj yang sudah dua periode beruntun memimpin PBNU, dan KH. Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya kini menjabat sebagai Katiib A’am.

Arus dukungan mulai berdatangan dari daerah. PWNU NTT memilih mendukung Gus Yahya Staquf lantaran mengehndaki adanya regenerasi kepemimpinan di tubuh Nahdlatul Ulama.

“Dua kandidat ini sama-sama bagus. Terkenal di level nasional dan international serta memiliki sanad NU yang jelas. Namun, kali ini kita butuh regenerasi, agar menunjukkan bahwa di NU ada penjenjangan kaderisasi di level kepemimpinan ,” sebut Sekretaris Wilayah NU NTT, Abdul Muis kepada SelatanIndonesia.com, Selasa (16/11/2021) ketika ditanyatentang dukungan NTT saat Muktamar NU nanti.

Disebutkan Muis, dalam sebuah organisas, regenerasi itu sangat penting, apa lagi organisasi sebesar Nahdlatul Ulama. Saat ini sudah banyak kader yang siap melanjutkan estafet kepemimpinam dari Kyai Said. “NU ini organisasi besar, tentu memiliii banyak kader yang dipersiapkan menjadi pemimpin NU masa depan. Salah satu kader hari ini yang sangat siap melanjutkan kepemimpinan dari Kyai Said adalah Gus Yahya Staquf, ujar Muis.

Bekas Ketua GP Ansor NTT ini menambahkan, dalam pertemuan dengan PCNU, termyata memiliki nada yang sama yakni regenerasi. Bahkan, beberapa PCNU dengan tegas menginginkan adanya perubahaan dalam muktamar nanti. “Beberapa kali kita pertemuan dengan PCNU, semangatnya sama yakni regenerasi. Ini bukan karena Kyai Said tidak bagus, namun semangatnya adalah regenerasi kepemimpinan,” tegasnya.

Ia menambahkan, NU NTT mengapresiasi kiprah dan kerja nyata yang sudah dilakukan PBNU dibawah kepemimpinan Kyai Said selama 10 tahun. Banyak yang berhasil dan mengharumkan NU. “Apa yang sudah bagus dilakukan tinggal dilanjutkan lagi oleh kepemimpinan berikutnya. Kalau ada yang belum dilakukan, tentu akan dilakukan ketua selanjutnya dengan program kerja yang bagus lagi,” pungkasnya.

Sekretaris Wikayah NU NTT, Abdul Muis

Dilansir dari Tribunnews.com, KH Yahya Cholil Staquf berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Ia lahir pada 16 Februari 1966. KH Yahya Cholil Staquf merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dan saat ini menjabat sebagai Katib Aam Syuriah PBNU.

KH Yahya Cholil Staquf juga merupakan keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Soal pendidikan, KH Yahya Cholil Staquf mendapatkan pendidikan formal di pesantren. Ia pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta. Pendidikannya berlanjut di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Jubir Gus Dur hingga Watimpres

Nama KH Yahya Cholil Staquf mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pada tahun 2014, KH. Yahya Cholil Staquf menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat, yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Pada 2015, KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

KH Yahya Cholil Staquf semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH Hasyim Muzadi. Jabatan itu hanya ia emban setahun, hingga 2019. Kini ia menjadi salah satu calon kuat Ketua PBNU dalam Muktamar yang akan digelar di Lampung 23-25 Desember 2021 mendatang.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap