KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Letaknya sangat strategis, persis di jantung perekonomian Kota Kupang, Jln. Moch Hatta Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Raja. Dulunya hanya sebuah Gedung Tua yang jarang dikenal publik.
Namun kini, Gedung itu telah menjadi pusat identitas masyarakat NTT yang kaya dengan budaya dan kearifan lokal, pariwisata, aneka produk UMKM, beragam tenunan maha karya wanita NTT dari seluruh pelosok, serta berbagai jenis komoditi olahan berbahan baku alam NTT semua terpajang apik dan rapi di Gedung Dekranasda NTT.
Sejak Dewan Kesenian Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT dipimpin oleh Ny. Julie Sutrisno Laiskodat dan Ny. Maria Fransiska Djogo tiga tahun silam, aneka produk Dekranasda kini menembus hingga pasar internasional.
“Dahulu Gedung ini pintunya tertutup semua, sekarang saya rubah jadi toko. Ruangan di dalam juga bisa disewakan untuk kegiatan, ini juga untuk PAD. Dulu orang liat sebagai kantor, sekarang kita rubah jadi seperti tokok pada umumnya,” sebut Ketua Dekranasda NTT, Ny. Julie Sutrisno Laiskodat ketika mengundang Ketua Komisi II DPRD NTT, Kasimirus Kollo dan para anggota mengunjungi Gedung Dekranasda NTT, Rabu (18/8/2021).
Anggota Komisi IV DPR RI ini mengatakan, Dekranasda NTT membuka peluang bagi seluruh masyarakat kusunya pelaku UMKM dan para pelaku usaha dan kerajinan untuk tetap eksis dalam pasar produksi. “Dekranasda NTT hadir sebagai pemberdaya masyarskat sekaligus sebagai marketing dan pasar produksi. Dekranasda menjadi jaminan keberlanjutan misalnya, stok kelor bagi pihak ketiga seperti di hotel-hotel. Dekranasda juga menjembatani petani-petani kelor untuk segi pemasaran,” sebut Julie Laiskodat.
Disebutkan Julie Laiskodat, Dekranasda menjembatani dari hilir dan hulu. “Kedepannya, saya akan mengusulkan agar produk-produk unggulan NTT harus dipromosikan, tetapi harus bersinergi lintas sektor atau lintas OPD. Misalnya kami ingin mempromosikan daging Se’i, maka harus berkolaborasi dengan Dinas Peternakan,” katanya.
Julie Laiskodat mengatakan, saat ini Dekranasda memfasilitasi kurang lebih 300 pelaku UMKM di seluruh NTT baik itu penenun, kerajinan tangan hingga kuliner untuk dibeli, termasuk pendampingan perizinan.
“Kami terbuka senantiasa untuk menerima UMKM yang datang, kami juga bekerja sama dengan Balai POM Kupang untuk memperoleh izin layak edar dan lainnya. Saya juga mempunyai keinginan besara agar tidak lagi menggunakan kemasan plastik. Agar mengurangi sampah plastik di NTT, maka kita berupaya agar wadah produk-produk yang dibeli konsumen, tidak lagi menggunakan kemasan plastik namun anyaman yang dipasok oleh pengrajin di NTT,” katanya.
Isteri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ini berharap agar DPRD Provinsi NTT terus membantu Dekranasda memberdayakan dan membangkitkan UMKM di dapilnya masing-masing. “Kami harapkan Komisi II DPRD NTT menjadi perpanjangan tangan Dekranasda di Dapil masing-masing untuk menjembatani kerja sama UMKM dengan Dekranasda NTT, apalagi beberapa prestasi telah digapai Dekranasda dan TP PKK Provinsi NTT seperti berhasil mendapatkan ISO 9001,” jelasnya.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi NTT, Kasimirus Kolo mengatakan, satu hal yang sering ditemui di masyarakat adalah pemasaran. Meksi demikian, dengan metode yang dilakukan Dekransada NTT dibawa komando Ny. Julie Sutrisno Laiskodat maka menjadi kabar baik bagi para pelaku UMKM dalam perputaran ekonomi masyarakat. “Kami di Komisi II sangat mendukung agar terus mendongkrak UMKM di NTT bisa bangkit dan bisa bersaing. Karena itu, kami berterima kasih kepada Bunda Julie Laiskodat, dan kami akan sampaikan ke dapil kami masing-masing, agar bisa bekerja sama dengan semua UMKM,” sebut Kasim Kolo.
Politisi partai NasDem asal TTU ini menyampaikan apresiasi kepada Dekransda NTT karena teah brkontribusi memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerinta Provinsi NTT.
Kepala Disperindag Provinsi NTT, Nasir Abdulah mengatakan, dana hibah yang diberikan kepada Dekranasda sekitar Rp 9 miliar. “Pendapatan Asli Daerah yang diberikan oleh Dekranasda didapat dari Jakarta Fashion Week dibeli dan dijual di Dekranasda, pendapatan itulah yang masuk ke PAD. Khusus tahun 2021 belum ada karena memang masa pandemi sehingga kegiatan yang mengumpulkan orang tidak dilakukan,” sebut Nasir.*)RenoMatrekano
Editor: Laurens Leba Tukan