BAA,SELATANINDONESIA.COM – Festival Desa Binaan Bank NTT kini memasuki tahap penjurian. Ajang kompetisi yang berlangsung selama dua bulan terakhir ini melombakan seluruh Cabang Bank NTT di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan ini untuk mengirim salah satu Bumdes atau lokasi binaan Bank NTT dan diuji dengan seluruh Cabang Bank NTT.
“Kriteria utama yang menjadi penilaian kami adalah bagaiman kemampuan penetrasi dari setiap Cabang dalam menumbuhkan pelaku ekonomi baru bagi masyarakat, melakukan digitalisasi dalam bertransaksi bagi masyarakat, serta memanfaatkan seluruh produk Bank NTT,” sebut dewan juri, Stenly Boimau ketika berbicara dalam acara pembukaan penjurian di Lopo Di@Bisa Bank NTT Cabang Rote Ndao, Kamoung Tenun Ndao, Kelurahan Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Sabtu (12/6/2021).
Jurnalis senior NTT ini mengatakan, satu penilaian penting juga adalah seberapa banyak agen digital yang dibentuk dalam satu komunitas desa binaan. “Kita akan melihat berapa banyak populasi pelaku ekonomi digital di loaksi desa binaan yang menggunakan produk Bank NTT seperti traskasi elektoronik QRIS,” katanya.
Tidak hanya itu, aspek lain yang menjadi penilaian adalah kemampuan Cabang Bank NTT bisa menghadirkan Lopo Di@Bisa di wilayahnya. “Sekarang saya berada di Lopo yang sangat keren dengan desain arsitektur yang sangat natural menggunakan bahan-bahan lokal Rote Ndao. Bagi saya ini salah satu Lopo yang penuh dengan kreatifitas. Seorang pemimpin yang cerdas, dia mampu berkreatifitas meskipun dalam situasi yang sangat sulit sekalipun,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Festival Desa Binaan Bank NTT itu digelar dengan sebuah misi besar ingin menumbuhkan sektor ekonomi rill di masyarakat. “Ini tahun pertama dan salah satu sentra di setiap cabang ini akan menjadi model agar dibangun lagi desa-desa binaan lainnya dalam wilayah sebuah cabang. Dan saya percaya bahwa pada tahun-tahun mendatang, akan banyak sekali desa binaan bank NTT yang muncul disetiap cabang karena akan ada banyak pelaku ekeonmoi baru. Kewajiban Bank NTT di setiap cabang untuk membisakan masyarakat dengan pola baru yaitu digitalisasi transakasi,” sebut Stenly.
Disebutkan, dewan juri akan melakukan rapat terakhir penetuan para juara pada akhir Juni 2021. “Kami sudah melihat langsung dan memwawancarai para pelaku usaha binaan Bank NTT Rote Ndao hari ini, dan mohon agar dibantu dengan data tetntang populasi pertumbuhan, serta transaksi digital para agen. Selanjutnuya akan kami rekap dan ketika presentasi nanti, maka saya akan mempertahankan semua apa yang saya lihat dan nilai hari ini di sini,” katanya.
Kepala Cabang Bank NTT Rote Ndao, Sender Dewa Lele memberikan apresisi kepada dewan juri yang telah melakukan penilaian terhadap kerja keras yang dilakukannya bersama keluarga besar Bank NTT Cabang Rote Ndao selama ini dalam menyambut Festival. “Kami dari Bank NTT Cabang Rote sudah berupaya maksimal dan semua sentra ekonomi produktif juga terlibat dan mereka yang kita dampingi itu semua telah terkoneksi dengan kanal pembayaran elektronik berupa QRIS,” sebut Dewa Lele usai penilaian.
Dewa Lele menjelaskan, keunggulan ekonomi yang komparatif di Desa Binaan Bank NTT Rote Ndao adalah Tenun Ikat, Gula Semut, Susu Goreng, Kacang Tenteng, Lepa, Sasando, Tii Langga, Minyak Kayu Putih, Minyak Kelapa Murni VOC, Aksesoris Tenun, dan Kerajinan Tas. “Masyarakat sangat merespons karena ajang festival ini dapat memajukan usaha dari para pelaku UMKM di Kabupaten Rote Ndao, terutama pelaku ekonomi yang ada di pedesaan yang selama ini menjadi binaan Bank NTT Cabang Rote Ndao,” katanya.
Ia bahkan mengatakan, kedepannya akan dibangun sentra desa binaan di Rote Timur dan Rote Selatan, serta peningkatan pemberdayaan petani rumput laut dan penangkap ikan. “Pemda Rote Ndao sangat membantu dalam penyediaan lahan untuk dibangun rumah lopo adat Rote dan perijinan penggunaan lahan serta dukungan Pemda melalui Dekranasda. Kami berterimaksih kepada Pemda atas semua dukungan,” katanya.***Laurens Leba Tukan