
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Para korban badai silikon tropis seroja di Kupang, bersedia direlokasi ke tempat yang aman oleh Pemerintah Kota Kupang dan Provinsi NTT.
Damianus Bana dan Mathius Anunut dua warga RT18/RW07 Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Senin (12/4/2021) mewakili 5 kepala keluarga (KK) lainnya yang rumahnya rusak berat diamuk badai Sseroja menyatakan siap direlokasi dan dibangunkan rumah tinggal oleh pemerintah.
“Kami ada 7 dari 19 KK di RT18/RW08 Kelurahan Belo yang selama ini berdiam di Bantaran Kali Kuan Kobo, Jalan Sukun II, Oepura. Ada KK yang rumahnya dibawah banjir dan ada yang rumahnya rusak total dihantam badai Sseroja pekan lalu, sehingga kami mengungsi ke sebelah atas rumah tetangga yang masih aman hingga saat ini,” kata Mathius Anunut.
Hal senada bersedia direlokasi juga diungkapkan Damianus B. yang seharian berprofesi sebagai pengemudi kenderaan tronton untuk angkutan alat berat.
“Bapak ketua RT18, Daniel Boli sudah mendata kami dan mengambil KTP serta KK kami untuk diantar ke kantor Lurah supaya selanjutnya direkap dan dikirim ke Kantor BPBD Kota dan Bapa Walikota Kupang Jefrison Riwu Koreh,” katanya.
Terpisah Rosalinda Tefnai, warga kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, juga bersedia direlokasi dari bantaran kali Liliba yang rumahnya tersapu banjir dan badai Seroja, pekan lalu.
“Bapa Gubernur dan bapa Walikota Kupang sudah melihat langsung kami di tempat pengungsian sementara dan menawarkan solusi agar kami direlokasi ke tanah Pemerintah yang lebih aman dari bencana badai dan banjir dan kami menerima tawaran itu dengan senang hati dan berterimakasih,” kata isteri dari Jhon Insantuan ini, memelas.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Walikota Kupang, Jefirstson Riwu Kore mengunjungi beberapa titik lokasi pengungsian dan daerah lokasi bencana akibat Badai Siklon Tropis Seroja di Kota Kupang, Senin (12/4/2021).
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Laiskodat minta warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan bencana agar mau direlokasi. “Bagaimana semua sehat ko, “tanya Gubernur saat menyambangi pengungsi di Gereja GMIT Kaisarea, BTN Kolhua Kota Kupang. “Sehat bapa,” jawab pengungsi serempak.
Gubernur meminta kesediaan para pengungsi untuk direlokasi supaya lebih aman dan nyaman ke depannya. “Yang (rumahnya) rusak berat dan yang ada di (sekitar) daerah aliran sungai, keputusan Pemerintah Kota Kupang akan direlokasi. Tinggal di tempat yang lebih bagus, rumahnya dibangun oleh Pemerintah. Pindah ke situ. Semua disiapkan dengan baik. Kalau sudah tinggal di situ, nanti saat hujan lebat, tidak ada kekuatiran yang berlebihan lagi. Setuju (untuk relokasi) toh, ” tanya Gubernur Laiskodat. “Setuju,” jawab para pengungsi dengan penuh semangat.
Akibat Badai Seroja 4-5 April 2021 di NTT, berdasarksn data BNPB, total korban jiwa meninggal mencapai 177 orang. Korban hilang mencapai 45 orang, 154 korban luka luka dan 16.929 orang mengungsi, rumah rusak berat 13.184, rusak sedang 7.801 dan rusak ringan 30.575 unit. *)Hbifel
Editor: Laurens Leba Tukan