KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Cinta Presiden Joko Widodo untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) tak pernah memudar. Komitmen untuk menekan angka kemiskinan di provinsi berbasis kepulauan ini kian gencar dilakukan Presiden Jokowi dengan membangun tiga bendungan besar untuk memajukan sektor pertanian.
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi melukiskan rasa cinta yang besar dari Presiden Jokowi untuk NTT. “Rakyat NTT sangat mencintai bapak Jokowi, karena sebelum rakyat NTT mencintai bapak Jokowi, bapak Jokowi sudah mencintai rakyat NTT. Kita belum minta bendungan tetapi bapak Presiden sudah berikan bendungan, kita belum minta jalan sudah dikasih jalan, ini luar biasa bapak Jokowi, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada presiden-presiden yang lalu tetapi Pak Jokowi ini sangat memperhatikan NTT. Kita berterimakasih dan kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya bapak Jokowi diberikan kesehatan yang prima,” sebut Wagub Josef A. Nae Soi, kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (14/2/2021).
Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Presiden Jokowi telah menyelesaikan konstruksi Bendungan Napun Gete yang berada di Kabupaten Sikka. Sebelumnya, dua bendungan lainnya di NTT, yaitu Raknamo dan Rotiklot telah tuntas dan diresmikan berturut-turut pada tahun 2018 dan 2019 oleh Presiden Jokowi.
Seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, Bendungan Napun Gete di NTT serta Bendungan Sindang Heula di Banten akan diresmikan peroperasiannya dalam waktu dekat ini. Menyusul Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur, dan Bendungan Tapin, di Kalimantan Selatan yang telah diresmikan pada 14 dan 18 Februari 2021.
Dikutip dari laman Setkab Republik Indonesia, Kamis (19/2/2021) dijelaskan, pengisian awal (impounding) Bendungan Napun Gete telah dilaksanakan mulai Desember 2020 lalu, dan saat ini juga tengah dilaksanakan beberapa pekerjaan perapihan/finishing sebelum diresmikan beroperasi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta pembangunan ini selesai lebih cepat dalam rangka mendukung ketahanan air dan pangan nasional. “Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Untuk itu perlu dibangun banyak bendungan dan embung untuk mengatasi krisis air yang dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan, dan lainnya,” ujarnya dikutip dari laman pu.go.id.
Saat ini progres pengisian air sudah mencapai 40 persen dari total daya tampung 11,2 juta meter kubik. Bendungan yang memiliki luas genangan 99,78 hektare ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektare. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 khususnya di bidang pertanian.
Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik, dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pembangunan bendungan menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan sejak Januari 2017. Selama masa pandemi Covid-19, pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan, tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.
Menteri PUPR mengungkapkan, Bendungan Napun Gete memiliki base flow yang lebih bagus dari Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik dan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta meter kubik.*)HumasKemenPUPR
Editor: Laurens Leba Tukan