Beasiswa, Elpiji, dan Komitmen Kolaborasi di Gedung Sasando

54
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena ketika menggelar pertemuan dengan jajaran direksi PT Pertamina (Persero) bersama Pertamina Foundation dan mahasiswa penerima beasiswa Pertamina di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Kamis (8/5/2025). Foto: Edy Naga

Pertemuan antara Gubernur NTT dan jajaran PT Pertamina menyiratkan babak baru kolaborasi sosial dan energi di wilayah timur Indonesia.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Suasana di Gedung Sasando, Ruang Kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Kamis siang (8/5/2025), tak seperti biasanya. Ruangan yang biasanya sunyi dan formal itu, hari itu menjadi ajang dialog strategis antara Pemerintah Provinsi NTT dan jajaran direksi PT Pertamina (Persero) bersama Pertamina Foundation.

Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena menyambut rombongan yang dipimpin Corporate Secretary Pertamina, Brahmantyo Satyamurti Poerwadi, didampingi VP CSR & SMEPP Management Rudi Ariffianto dan Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari. Tak ketinggalan, hadir pula sejumlah mahasiswa penerima beasiswa Sobat Bumi yang siang itu turut menyimak arah kebijakan energi dan pendidikan di wilayah mereka.

“Terima kasih atas kunjungannya. Saya, sebagai Gubernur NTT, sangat mengapresiasi program Pertamina, terutama beasiswa pendidikan yang telah menjangkau anak-anak NTT,” ujar Melki dengan senyum lebar. Tapi, ia tak hanya berhenti di pujian.

Ia menyodorkan gagasan yang lebih jauh: membangun sinergi yang nyata dan terukur. “Kami akan menyusun program-program yang bisa disinkronkan dengan CSR Pertamina agar benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Pertemuan itu bukan sekadar seremoni. Ada sinyal kuat bahwa kerja sama antara Pemprov NTT dan Pertamina akan memasuki babak baru, mulai dari sektor pendidikan hingga proyek strategis pembangunan terminal Elpiji di Kupang dan beberapa titik di daratan dan kepulauan NTT.

Bagi Pertamina, ini bukan sekadar ekspansi bisnis. “Kami percaya bahwa pembangunan energi dan pendidikan adalah dua pilar penting untuk mendorong kesejahteraan wilayah timur Indonesia,” kata Agus Mashud dari Pertamina Foundation.

Pemerintah NTT selama ini kerap bergulat dengan disparitas pendidikan dan energi. Data Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa lebih dari 30 persen pelajar di pelosok NTT masih mengalami keterbatasan akses fasilitas belajar. Di sisi lain, rasio konsumsi Elpiji rumah tangga di NTT masih jauh di bawah rata-rata nasional.

Karena itu, sinergi CSR dan investasi infrastruktur Pertamina seperti yang dijanjikan dalam audiensi ini berpotensi menjadi titik balik. Tidak hanya memperluas akses energi bersih, tapi juga memperkuat kapasitas generasi muda melalui jalur pendidikan dan beasiswa.

Apakah ini akan menjadi langkah konkret atau sekadar janji manis di ruang kerja Gubernur?. Waktu yang akan menguji. Tapi, setidaknya, Kamis itu, NTT mendapat harapan baru dari ruang yang biasanya hanya menyimpan keputusan, kini lahir peluang kolaborasi.*/laurens leba tukan

Center Align Buttons in Bootstrap