
Delapan guru perempuan SD Kristen Citra Bangsa Mandiri Kupang mengguncang panggung Line Dance Kota Kupang. Dari ruang kelas ke panggung lomba, mereka menari dengan hati, menang dengan harmoni.
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Suasana Hotel Aston terasa lain dari biasanya. Musik menghentak, derap langkah berpola, dan riuh tepuk tangan bergema dari aula utama. Di tengah keramaian 112 tim peserta lomba Line Dance antar sekolah se-Kota Kupang, delapan sosok perempuan tampil mencolok. Bukan siswi. Mereka guru. Guru-guru yang biasanya mengajar berhitung dan membaca di ruang kelas, kini melangkah lincah dalam irama koreografi yang kompak dan penuh semangat.
Ms Eva, Mrs Jelly, Ms Yumi, Mrs Priska, Mrs Rini, Mrs Hilda, Mrs Cici, dan Ms Rossi bukan penari profesional. Tapi mereka menyiapkan segalanya sendiri dari desain kostum, rias wajah, hingga rancangan konsep penampilan. “Kami ingin tampil total, seperti kami mendidik anak-anak kami di sekolah,” kata Mrs Yumi, tersenyum setelah tampil di bawah sorotan lampu.
Selama dua hari, 6–7 Mei 2025, panggung lomba Line Dance menjadi ajang unjuk kebolehan tak hanya bagi siswa, tapi juga para pendidik. Dinas Pendidikan Kota Kupang yang menjadi penyelenggara menekankan tujuan lomba ini sebagai sarana membangun karakter, kebugaran jasmani, dan mempererat kebersamaan antar satuan pendidikan.
Dan dari semua tim yang bertanding, delapan guru SD Kristen Mandiri Kupang berhasil menyabet Juara Tiga. Sebuah pencapaian yang tak hanya membanggakan sekolah, tapi juga menginspirasi tentang bagaimana guru bisa memimpin bukan hanya dengan kata, tetapi dengan irama dan langkah yang selaras.*)laurens leba tukan