MELKI-JOHNI Bertekad Jadikan Rote Ndao Pusat Wisata di Selatan NKRI

104
Calon Gubernur NTT nomor urut 2 Emanuel Melkiades Laka Lena ketika berbicara dalam forum konsolidasi pemenangan MELKI-JOHNI di Gedung DPD II Golkar Rote Ndao, Desa Holoama, Kecamatan Lobalain, Kamis, (14/11/2024). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

BA’A,SELATANINDONESIA.COM – Rote Ndao yang terletak di beranda paling Selatan dalam gugugsan NKRI punya nilai tawar tinggi untuk mendapat perhatian serius pemerintah pusat. Paslon gubernur dan wakil gubernur NTT nomor urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma (MELKI-JOHNI) bertekad menjadikan Rote Ndao sebagai pusat wisata di wilayah Selatan Indonesia.

Tidak hanya itu, Melki Laka Lena juga bertekad membangun industri pengelolaan potensi unggulan di Rote Ndao. Hal ini disampaikannya saat rapat konsolidasi tim pemenangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma di Gedung DPD II Golkar Rote Ndao, Desa Holoama, Kecamatan Lobalain, Kamis, 14 November 2024.

“Ini adalah Kabupaten terakhir dari konsolidasi tim pemenangan kami di 22 kabupaten/kota. Dalam sejarah republik ini yang sering disebut sebagai salah satu penjuru mata angin adalah Rote Ndao. Sebagai ujung Selatan NKRI,” tandas Melki.

Menurutnya, batas Selatan ini punya harganya. Sehingga paket Melki-Johni dan Paket Ita Esa (cabup-cawabup Rote Ndao, Paulus-Apremoi) memastikan nilai pariwisata di Rote Ndao akan diprioritaskan. Dikatakan Melki, Rote punya batas yang menjanjikan untuk percepatan pembangunan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi.

“Nilai perbatasan ini belum kita manfaatkan sebagai keunggulan komparatif dan kompetitif terhadap republik ini. Nilai ini harus kita maksimalkan dengan baik,” kata Melki.

Ia berpikir, pada debat pertama Gubernur, yang membuka peluang bagaimana NTT dengan pendekatan yang baik, hanya Melki-Johni yang berbicara tentang batas Rote tersebut. Dan di Pilkada Rote Ndao, hanya Paket Ita Esa yang berbicara tentang keunggulan batas tersebut.

“Ini juga punya kesinambungan dukungan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten,” pungkas Melki.

Selain itu, perihal pendapatan asli daerah (PAD) yang kecil, diutarakan Melki, dikarenakan masyarakatnya tidak didorong untuk mengolah hasil buminya.

“Melki-Johni mempunyai sebuah desain ke depan kabupaten kota di NTT harus masuk pada industri pengelolaan hasil bumi, baik di sektor pertanian, kelautan perikanan, peternakan, perkebunan dan pariwisata,” cetus Melki.

“Jangan lagi kita jual hasil mentah, tetapi kita olah dulu jadi barang jadi baru kita pasarkan menjadi hasil bernilai tinggi. Dengan begitu, hasil bumi di Rote ini punya nilai tambahnya,” lanjutnya.

Ia menerangkan, jikalau masyarakat menjual bahan mentah kepada orang lain, pendapatan dari masyarakat petani atau nelayan itu hasilnya biasa-biasa saja.

“Kalau masyarakat punya banyak uang, sudah pasti PAD akan naik sehingga masyarakat bisa membayar retribusi dan pajak, alhasil daerah makin makmur dan sejahtera. Sehingga bersama Ita Esa kita buat Rote Ndao lebih maju. Jadi PAD meningkat jika pendapatan perkapita masyarakat bertambah melalui industri pengelolaan hasil bumi,” jelas Melki Laka Lena.

Konsolidasi tersebut dihadiri tokoh masyarakat NTT asal Rote Ndao dr. Charles Mesang, Sekretaris DPW PAN NTT Marthen Lenggu, dan Vinsen Bureni. Hadir pula calon bupati Rote Ndao yang disung Golkar Paulus Henukh, pimpinan partai koalisi pengusung Melki-Johni Kabupaten Rote Ndao, dan Anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao dari partai koalisi pengusung Melki-Johni. Serta hadir seluruh tim pemenangan tingkat kecamatan, desa dan kelurahan se kabupaten Rote Ndao.*/)tim

Center Align Buttons in Bootstrap