Gerindra Dukung Melki Laka Lena, Pilkada NTT Berpotensi Hanya Dua Paket

89
Calon Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena. Foto: Igo

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Dinamika politik jelang Pilkada Gubernur NTT mulai berubah, seiring kejutan politik yang datang dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Presiden RI terpilih itu memutuskan untuk mendukung Melki Laka Lena sebagai calon Gubernur NTT periode 2024-2029.

Kejutan politik ini menimbulkan analisis bahwa Pilkada NTT berpotensi hanya diikuti oleh dua pasangan calon. “Pilkada NTT tidak tertutup kemungkinan hanya diikuti dua pasangan calon. Ini terjadi apabila partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tetap solid. Kemungkinan head to head akan terjadi manakala praktik Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres diadopsi untuk membangun koalisi di Pilgub NTT. Kalau KIM solid, maka akan bergabung Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN dan PSI,” sebut pengamat politik dari Universitas Muhammadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang dilansir dari RakyatNTT.com, Selasa (23/7/2024).

Menurut Ahmad Atang, tersisa hanya PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, PKS dan Perindo. Disebutkan, jika KIM bermanuver menarik salah satu seperti PKB atau Hanura untuk masuk, maka partai-partai tersisa tidak bisa memunculkan dua pasangan calon karena kursi tidak mencukupi.

Jauh sebelum Gerindra menghentakan dinamika politik di NTT dengan mengusung Melki Laka Lena, pilkada NTT diprediksi akan diikuti empat poros koalisi Cagub-Cawagub. Keempat poros itu diantaranya poros PDIP, poros Golkar, poros Gerindra, dan poros NasDem. Kini tersisa tiga poros koalisi setelah Gerindra resmi berkoalisi dengan Golkar.

Dr. Ahmad Atang menyebutkan, dukungan Partai Gerindra kepada Melki Laka Lena membuyarkan asumsi bahwa Gerindra akan membangun koalisi sendiri. Analisis tersebut wajar karena sebagai partai besar yang berkuasa dan memiliki kader, Gerindra tentu ingin membuat kendaraan sendiri.

“Namun fakta politik justru Gerindra mau berkoalisi dengan Golkar untuk mendorong Melki Laka Lena,” ujar Ahmad Atang.

Menurut Ahmad Atang, dengan bergabungnya Gerindra ke Partai Golkar, maka praktis pasangan yang bakal bersaing di Pilkada NTT bisa jadi hanya tiga paslon. Yakni, Ansy Lema (poros PDIP), Melki Laka Lena (poros Golkar-Gerindra) dan Simon Kamlasi (poros Nasdem).

“Masih ada partai yang belum menentukan arah koalisi, seperti PAN, PSI, Demokrat, Hanura, PKB, PKS dan Perindo. Partai-partai ini tidak akan memunculkan figur baru sebagai Cagub,” sebut Ahmad Atang.

Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang itu mengatakan, semua dinamika masih bersifat tentatif. Pasalnya, sampai saat ini belum koalisi permanen. “Dengan demikian masih terbuka untuk empat, tiga dan dua pasangan calon,” pungkasnya.

Diketahui, Golkar dan Gerindra sama-sama punya 9 kursi di DPRD NTT. Dengan demikian koalisi dua partai ini sudah melebihi syarat minimal 20 persen untuk mengusung calon kepala daerah.

Kendati sudah memenuhi ambang batas pencalonan, Golkar-Gerindra punya pekerjaan rumah yakni mencari pasangan yang tepat untuk Melki Laka Lena. Selain itu, koalisi dua partai ini juga intens membangun komunikasi politik dengan sejumlah partai. Terlebih partai-partai yang ada dalam KIM, seperti Demokrat (7 kursi), PSI (6 kursi) dan PAN (4 kursi). Di luar KIM, Golkar membangun komunikasi dengan PKB (7 kursi).

Sementara PDIP yang menjagokan Yohanis Fransiskus Lema kini masih membangun komunikasi intens dengan PKB (7 kursi), Hanura (4 kursi) dan PAN (4 kursi). Partai pemenang Pileg di NTT dengan 9 kursi itu masih butuh tambahan minimal 4 kursi agar langkah Ansy Lema tidak terhenti. Di tengah penjajakan koalisi, belakangan berhembus kabar bahwa PKB bakal mengikuti langkah politik Gerindra.

Sama halnya dengan PDIP, NasDem juga tengah menjajaki koalisi untuk memuluskan langkah Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu, paslon yang mereka rekomendasikan untuk maju di Pilkada NTT.*/Tommy(rnc)

Center Align Buttons in Bootstrap