KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank NTT telah resmi meluncurkan Kredit Sistim Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KSPAMS). KSPAMS Bank NTT adalah kredit yang diberikan kepada Perorangan, Kelompok Masyarakat/Badan Hukum yang mengelola Air. Atau Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS).
“Selain itu kredit yang disiapkan ini bisa juga untuk Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum (BPSPAMS) dalam upaya untuk peningkatan akses air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur,” sebut Kasubdiv Kredit Sektor Lainnya pada Divisi Mikro Kecil dan Konsumen, Bank NTT, John Edison Tafuy usai tampil menjadi pembicara dalam rapat koordinasi lintas sektor membahas penyediaan air minum dan sanitasi NTT di Hotel Aston, Kupang, Rabu (26/10/2022).
Dijelaskan John Edison, KSPAMS bisa diberikan kepada perorangan atas rekomendasi KPSPAMS/BPSPAMS. Atau juga Bumdes/CV/PT atau bahkan Yayasan. “Juga Desa Binaan Kelolaan Bank NTT,” katanya.
Plafond kredit yang disiapkan Bank NTT adalah untuk Perorangan (Sambungan Air Rumah Tangga dan Sanitasi) maksimal plafond sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) disesuaikan RAB. “Sedangkan untuk KPSPAMS/BPSPAMS maksimal Plafond sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) disesuaikan dengan RAB,” katanya.
Ia menjelaskan mekanisme pengembaliannya yaitu Kredit Angsuran berjadwal, pembayaran untuk perorangan hanya mengangsur setoran pokok saja sedangkan untuk KPSPAMS/BPSPAMS sesuai jadwal angsurannya (repayment schedule). “Untuk kredit perorangan tanpa bunga dan tanpa jaminan sedangkan untuk KPSPAMS/BPSPAMS disesuai ketentuan kredit umum yaitu Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi pada Bank NTT,” sebutnya.
John Edison mengatakan, keuntungan yang diperoleh debitur ketika mendapat layanan KSPAMS bahwa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT melalui akses Air Minum dan Sanitasi yang aman dan layak terutama bagi yang belum memiliki sambungan rumah (SR).
Sebelumnya dalam rapat koordinasi itu Nur Aisyah Nasution, perwakilan dari Bappenas RI, mengharapkan Bank NTT untuk bisa membantu pembiayaan dalam akses air minum bagi masyarakat. Ia meminta agar semua pihak bisa berkolaborasi dalam mengerjakan program-program untuk sanitasi dan air minum. “Menurut saya sangat penting dalan proses pendanaan dari pihak lain, atau tidak bergantung saja pada APBN. Hemat kami ini menjadi kolaborasi bersama dengan Bank NTT terutama membuka pinjaman langsung ke rumah tangga,” ujar Nur Aisyah.
Kerja sama ini, kata dia, bisa mendorong program pembiayaan dari APBD, APBN, hingga ke bank pembangunan daerah. Pemerintah daerah bisa melakukan koordinasi lebih intens di daerah terutama untuk pembiayaan bagi rumah tangga.
Plt. Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonsius Theodorus yang juga ketua Pokja dari Bappelitbangda NTT mengatakan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat yang tidak memiliki sambungan rumahtangga (SR) bisa tertolong. Sasaran akan diberikan kepada masyarakat yang berada di dekat PDAM.
Disebutkan Alfonisius, papat koordinasi itu juga melihat Pamsimas yang selama ini konsen dengan masalah air di desa-desa.
“Water.org sebagai lembaga penyuplai atau pendukung utama kolaborasi ini akan membidik masyarakat yang belum tersentuh program Pamsimas. Alfonsius menyebut, tentu program yang ada akan tetap disandingkan. Banyak langkah Pemerintah Provinsi untuk menyediakan air minum. Kepadatan penduduk di NTT tidak terpusat sehingga dengan sumber air ini akan sangat membantu. Kehadiran water.org akan sangat membantu kegiatan. Pembiayaan dengan melalui Bank NTT pada intervensi sektor lima pilar STBM terutama pada sisi penyediaan air minum,” ujarnya.
Alfonsius menegaskan, dengan STBM akan memudahkan untuk verifikasi ke tingkat desa. Sinergitas dengan semua pihak menjadi sangat penting dikerjakan untuk mendorong penyediaan air bagi SR. “Kita selesaikan infrastruktur tentang air minum bagi masyarakat,” jelasnya.
Dengan melibatkan Bank NTT untuk pembiayaan, masyarakat yang belum memiliki SR bisa melakukan pinjaman dengan tanpa bunga. Sehingga diharapkan jumlah warga yang memiliki SR bisa lebih banyak.***Laurens Leba Tukan