Decak Kagum Prof Intiyas Utami, Juri Festival Bank NTT atas Semangat UMKM Sikka

165
Ketua dewan juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Prof Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak, CA, CMA, QIA, CfrA (kedua dari kiri) sedang melakukan penilaian salah satu Desa di Kabupaten Sikka. Foto: Dok HumasBankNTT.

MAUMERE,SELATANINDONESIA.COM—Juri Festival Desa Binaan Bank NTT dan PAD tahun 2022 sudah melakukan assesmen awal terhadap 115 desa yang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT. Kini, ketua dewan juri, Prof Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak, CA, CMA, QIA, CfrA sedang melakukan penilaian pada desa-desa peserta di Kabupaten Sikka.

Dalam perkunjungannya ke desa-desa di Kabupaten Sikka, Prof Tyas dibuat kagum akan semangat UMKM ini untuk terus bertumbuh. Sehingga rektor terpilih Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) periode 2022-2017 ini pun menyarankan kepada pihak pemerintah desa untuk harus segera membentuk konsorsium guna mengikat kelompok UMKM, kelompok tani maupun BumDes.

“Saya melihat kelompok-kelompok usaha masyarakat ini sangat bersemangat,” tutur Prof. Intiyas. Dalam perkunjungannya ke lokasi-lokasi desa binaan ini, dia didampingi Lavny Manesi dari Divisi Mikro Kredit kantor pusat, serta Yosephina G Lely selaku pimpinan Bank NTT Cabang Maumere, camat Nita.

Pernyataan guru besar UKSW ini cukup beralasan karena dalam kunjungannya Senin (5/9) di kantor Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, dia menemukan satu dari lima desa peserta festival ini geliat UMKM-nya baik.

Daniel Desa selaku Kepala Desa Bloro memanfaatkan kesempatan itu untuk mempromosikan potensi desanya. “Desa kami adalah satu diantara desa penghasil kelapa skala nasional, penghasil kakao, dan memiliki UMKM tenun ikat pewarna alami,”tuturnya menambahkan Bloro memiliki 14 kelompok tani dan BumDes mereka baru saja dibentuk. Walau usianya yang masih belia, namun mereka memiliki sejumlah UMKM mandiri yang dikelola masyarakat.

Dalam sesi diskusi, seperti dilansir Tribunflores.com, Prof Tyas mendapat banyak masukan mengenai potensi yang dimiliki desa itu, sebut saja kerajinan tangan, minyak asap cair, minyak goreng kelapa, VCO, cokelat dan tenun ikat. Tak hanya mendengar, melainkan juri pun mengunjungi lokasi produksi dan mini expo. Saat itu Prof Dr. Intiyas Utami meminta kepada pelaku usaha produksi minyak goreng kelapa dan VCO untuk mendapatkan izin dari BPOM. Sehingga produk yang dihasilkan bisa masuk ke pasar. */)HumasBankNTT

Editor: Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap